"Jungkookie? Sudah cukup. Istirahat lah dulu, kau akan tumbang jika memaksakan diri seperti itu." Yang lebih tua tampak menghela nafas panjang. Untuk membuat seseorang di sana mengerti, decitan halus ketika tubuh itu bergerak menyapu udara.Sret!
Mata doe itu menatap ke atas, ketika tubuh nya kini siap untuk terbang. Putaran penuh beberapa kali ia ciptakan sebelum akhirnya ujung besi itu kembali menyentuh permukaan.
"HYUNG?! AKU BERHASIL!" Pekikan itu membuat sang kakak ikut tersenyum. kaki nya kembali bergerak, mencapai tempat kakak nya lalu dengan sekali gerakan menubruk tubuh yang lebih tua.
"Kau hebat. Sudah puas bukan? Lusa kita akan berangkat, dan kau harus sebisa mungkin menjaga kondisi tubuh mu" yang lebih muda mengangguk antusias. Hingga teriakan dari belakang keduanya, membuat pemuda kecil itu menoleh. Senyum lebar nya tercipta ketika melihat kedatangan seseorang yang sangat dekat dengan nya.
"JAY?!" Pemuda itu berjalan dengan kedua tangan yang kemudian ia angkat dengan tinggi.
"Aigo kelinciku! Lihat apa yang aku bawa untuk mu...!" Mata doe itu sukses berbinar. Dia adalah Jungkook de louvent, sang pemilik mata doe yang begitu jernih nan polos.
...
Disinilah mereka berada, dengan sebuah kotak berukuran sedang yang berada di atas pangkuan pemuda asalnya."Kau membeli sebanyak ini? Woah~..." Decak kagum itu membuat pemuda di depannya tergelak. Tangannya terangkat untuk masuk dan keluar dengan sesuatu di tangannya.
"Ini untuk mu. Kau sudah berlatih dengan keras hari ini." Tangan lentik itu meraih Snack yang disodorkan kepadanya. Senyum itu semakin mengembang ketika sang empu perlahan membuka bungkusan itu.
"Jungkookie, jangan berlebihan. Kau tidak boleh makan sembarangan untuk sementara" Jungkook merengut tetapi tetap mengangguk. Sang kakak mengusap Surai adiknya dengan perlahan.
"Hyung harus kembali ke kantor terlebih dahulu. Jay? Tolong antarkan kookie pulang ya?" Jay mengangguk semangat, dengan itu membuat sehun membalas senyumannya.
"Jungkookie, kalau aku boleh tau, mengapa sehun hyung memutuskan untuk tidak lagi bermain skating? Seingat ku dia masih sangat muda saat itu, dan juga karir nya sedang naik daun." Jungkook yang ditanya hanya bisa menggeleng, pemuda itu menoleh ke belakang. Punggung tegap itu sudah terlihat kecil seiring sang kakak yang menjauh dari penglihatan nya.
...
"Ini adalah kejuaraan perdana mu. Apa kau gugup hm?" Jungkook mendongak, melihat bagaimana tatapan sayang yang diberikan kakak nya padanya.Keduanya duduk di kursi tunggu, menunggu panggilan monitor yang akan menyebutkan pesawat mereka nantinya. Hingga langkah kaki terdengar disusul sebuah teriakan kecil pada keduanya.
"Hyung! Jungkookie! Maaf aku lama ya?" Sehun menoleh, tersenyum dan menggeleng pelan. Jay duduk di samping Jungkook, tangannya terangkat untuk mengelus surai yang lebih muda.
"Aku tau kau gugup, tapi cobalah untuk tenang. Pikirkan apa yang sudah kau lakukan untuk bisa mencapai tahap ini. Sehun hyung dan aku disini, kami akan memantau mu dari jauh besok." Jungkook mengulas senyum manis nya. Melihat itu Sehun diam-diam menatap Jay, 'terimakasih'.
"Terima kasih Jay, kau rela ikut hanya untuk menyemangati ku."
"Itulah gunanya sahabat! Mulai sekarang, kapanpun dan dimanapun kau ada kejuaraan, aku akan ikut dan menyemangati mu!"
'Penumpang dengan tiket tujuan Russia, diharapkan untuk segera bersiap-siap...'
Cuma prolog, jadi dikit aja ya hehe.🤍😗