~happy reading~
~Langit & Senja~
✧✧3. hukuman
"kira kira apa ya isinya?" gumam Senja sambil memperhatikan kotak hitam pemberian dari Gara "penasaran sih, tapi kayaknya nanti aja ga sih di bukanya, mau mandi dulu ahh"
Senja meninggalkan kotak hitam itu dia atas tempat tidurnya
"Senja." panggil Langit, ia berdiri di depan pintu kamar Senja dengan satu tangan yang memegang gagang pintu "loh, ga ada kemana? tadi kata bibi udah pulang" gumam Langit
"widih, bagus banget kotak dari siapa nih" ucap langit sedikit berteriak
"jangan di bukaaaaa!!" balas Senja dari dalam kamar mandi
"lah, anjirr gua kira lo gak ada di kamar" ucap langit
"bacot!"
"mulut lo!"
"mending lo pergi deh dari situ dari pada gua siram. mau lo?" ucap Senja, ia menyumbul kan kepalanya dari dalam kamar mandi
"anjirrrr, pala buntung" kaget Langit
"lo ngatain gua?" ucap Senja tak terima
"ng-ngga kok, siapa yang ngatain lo" jawab Langit takut takut
"yaudah keluar, dan taruh itu kotak di tempat semula. kalo sampai geser sedikit dari tempat tadi, gua pisahin kepala lo sama badan lo" ancam nya
"iya, sih. santai sedikit kenapa ngegas amat" gumam Langit yang masih bisa di dengar oleh Senja
saat hendak pergi Langit kembali berbalik menatap Senja, Senja yang sadar akan hal itu memberikan tatapan tajamnya solah olah tidak suka
namun berbeda dengan Langit, ia malah memberikan senyuman manis kepadanya. hati Senja mencelos melihat itu.
setelah ia memarahi Langit hanya karena hal sepele, Langit malah memberikan senyuman hangat kepadanya, ia jadi merasa bersalah sudah mengomeli Langit tadi.
"mandi nya cepetan gua mau minta tolong bantuin kerjain PR biologi punya gua, gua gak bisa soalnya" ucap Langit lalu menutup pintu kamar Langit
setelah melihat Langit pergi Senja langsung saja melanjutkan mandinya, setelah selesai ia keluar kamar mandi lalu berjalan ke arah meja riasnya
ia mengambil alat pengering rambut lalu mencolokkannya ke stop kontak, ia mengeringkan rambutnya sambil menatap pantulan dirinya di cermin
lalu ia melihat ada bayangan yang bersembunyi di sela sela antara lemari baju dengan rak buku, senja memang mempunyai rak buku yang cukup besar untuk menaruh buku-buku nya, mengingat ia sangat senang sekali dalam hal membaca buku, itu juga jadi salah satu alasan Senja mempunyai perpustakaan kecil di kamarnya
"santai aja kali, gak usah sembunyi sembunyi kaya gitu, toh juga gua selalu ngeliat lo di mana mana" ucap Senja kepada bayangan itu
bayangan itu keluar dari persembunyiannya memperhatikan siluet seseorang yang berantakan dengan tangan yang di penuhi darah juga rambutnya yang acak-acakan tidak lupa juga ada obat di tangan kanannya dan sebuah cutter kecil di tangan kirinya
"bau anyir, gua udah mandi gak usah deket deket" ucap Senja
"bukannya kamu yang menyuruh saya keluar tadi?" tanya sosok itu
"tapi gak usah ngedeketin juga, mandi sana lo bau" jawab Senja
"kamu lupa saya siapa?" tanya sosok itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit & Senja
Teen Fictiontentang renjana yang terukir Amerta dalam bait-bait aksara, kemudian menjadikannya prosa nan dikara. -tentang rasa hati yang terukir dalam bait-bait tulisan, kemudian menjadikannya sebagai karya yang indah. #FOLLOW DULU SEBELUM BACA⚠️