~happy reading~
~Langit & Senja~
7. pertemuan
Gara melihat surat di genggamannya "perasaan sebelum gua ninggalin mobil, itu udah gua kunci deh" monolog Gara
tok tok tok
"Bintang, makan dulu nak." panggil Nora dari luar kamar Gara "bunda udah masak makanan kesukaan kamu"
Gara bangkit dari tidurnya menatap pintu kamarnya "iya, Nda. sebentar lagi aku turun" setelah mengucapkan itu Gara bangkit dari tidurnya lalu berjalan ke arah nakas, ia memasukkan surat itu ke dalamnya. ia selipkan kertas itu di dalam Notebook nya.
Gara berjalan pelan ke arah kaca merapihkan penampilannya sebentar lalu bergegas turun.
sesampainya di ruang makan Gara tidak melihat bundanya di sana, Gara memutuskan untuk berjalan ke arah dapur.
saat sampai di dapur Gara melihat Bundanya—Nora sedang menyiapkan makanan ke dalam mangkuk besar. namun, ia di buat salah fokus dengan seorang perempuan yang berdiri di samping bundanya, dari postur tubuhnya saja Gara sudah bisa menebak siapa orang itu.
"bunda, kok dia bisa ada di sini?" heran Gara ia melangkah mendekati Bundanya
"kenapa, gak suka kamu kako Senja di sini" sahut Nora. dengan cepat Gara menggelengv"bukan gitu, Nda. tapi kan ngapain juga dia di sini, kaya gak punya rumah aja" sungut Gara
"kurang ajar, lo. lo ngatain gua?" sungut Senja "gua depak juga lo!"
"dih, tengil banget gaya lo!" geram Gara "lo mendingan pulang deh, gua mau makan sama bunda" usir Gara
"ogah!" sela Senja. Senja merangkul lengan Nora manja "bunda, liat Gara masa ngusir aku sih" adu nya
"udah, Gara sana kamu ke meja makan aja. Bunda masih belum selesai ini masak nya" bukanya membela anaknya Nora justru malah membela Senja.
"ishh, bunda sebenernya yang anak bunda itu aku atau dia sih!" geram Gara "aku yang anak nya, masa bunda lebih bela dia. dia itu bukan anak bunda tau, Nda." Gara jengah sekali selalu saja kalah dari Senja. jadi di sini posisi nya sebagai anak itu terlihat sia sia saja, lihat lah bagaimana bundanya itu lebih membela Senja dari pada dirinya.
"kamu emang anak bunda. tapi kalo boleh jujur sebenarnya bunda lebih sayang sama Senja sih" ucap Nora Santai. ia berbalik menatap Senja lalu mengelus puncak kepala Senja "kamu tau kan dari dulu bunda mau banget punya anak perempuan. so why not."
"tapi kalo Gara kasih bunda anak perempuan bunda bakalan sayang sama aku lagi kan?" tanya Gara
"bisa di pertimbangkan" Nora mengangguk anggukkan kepalanya
"yaudah kalo gitu, Gara mau kasih bunda cucu perempuan" ujar Gara. ia tersenyum simpul.
"sembarangan, anak perempuan mana yang mau kamu pake buat nanem, hah!" cerca Nora
"anak perempuan di samping bunda kayaknya boleh juga" celetuk Gara
pltak
pltak
"aduh!" Gara meringis "sakit tau" ujar nya lesu, melihat ke arah Bundanya lalu kemudian ke arah Senja
"siapa suruh kamu nakal" jawab Nora
"lo juga, kenapa pake acara mukul segala sih!" sungut Gara, ia mendapatkan dua pukulan sekaligus. yang pertama dari bundanya yang kedua dari Senja
"siapa suruh kurang ajar!" dengus Senja
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit & Senja
Teen Fictiontentang renjana yang terukir Amerta dalam bait-bait aksara, kemudian menjadikannya prosa nan dikara. -tentang rasa hati yang terukir dalam bait-bait tulisan, kemudian menjadikannya sebagai karya yang indah. #FOLLOW DULU SEBELUM BACA⚠️