~happy reading~
~Langit & Senja~
8. Satu Bangku
"ihh, Biru. kita sekelas sama Kallingga" bisik Mellody
"sttt, Mel. jangan berisik." Jawab Xabiru
"Biru, Mellody. kalian boleh duduk di bangku yang kosong" ucap Bu Tika
Xabiru dan Mellody melihat ada dua bangku kosong yang pertama bangku yang di sebelahnya ada Alleta, dan yang kedua Bangku yang di sebelahnya Kallingga.
"aku duduk sama Alleta ya, Biru duduk sama Kallingga aja, bye Biru." ucap Mellody lalu pergi menuju bangkunya.
walau kesal Xabiru tetap berjalan menuju bangkunya, setelah sampai ia duduk di samping Kallingga. di belakangnya ada Mellody dan Alleta sedangkan di depannya ada Senja dan Lea. mereka duduk di pojok kanan dekat jendela, di barisan paling belakang.
"buka buku hal 89, lalu kerjakan. jika ada yang kurang jelas silahkan tanyakan pada ibu." Jelas Bu Tika
Mellody mengangkat tangannya "ibu, maaf Mellody mau tanya, ini soal no 3 Mellody nggak ngerti, bisa tolong jelaskan?" tanya Mellody
"kesini, biar ibu jelaskan" jawab Bu Tika
Mellody berjalan ke meja guru lalu ia menarik bangku untuk ia duduki, setelah itu Bu Tika mulai menjelaskan.
Berbeda dengan Mellody yang fokus menjelaskan, Xabiru malah tertidur di bangkunya, Kallingga yang melihat itupun hanya bisa menggeleng tak percaya.
"Dari dulu kamu nggak pernah berubah Biru" gumam Kallingga
"emang siapa bilang gua berubah" jawab Xabiru
"lah, nggak tidur tah?" ucap Kallingga
"kalaupun gua tidur kuping gua nggak ikut tidur juga kali" jawab Xabiru
"yaudah, jangan tidur lagi kerjain tugas dari Bu Tika" ucap Kallingga
Xabiru menggeleng "mager"
"Kalau mager mending nggak usah sekolah" balas Kallingga, ia menarik buku Xabiru lalu menuliskan rumus rumus di sana "udah aku tulis rumus nya tinggal hitung aja"
Xabiru bangun dari tidurnya lalu melihat bukunya "nggak ngerti ah, males, baru liat rumusnya aja udah pusing gimana mau ngitung"
"kamu kalau kayak gitu terus kapan mau pinter nya, Biru" ucap Kallingga
"kapan kapan" sela Xabiru
Kallingga menggelengkan kepalanya "cepet kerjain atau aku bilangin papa sama bunda kalo kamu males malesan"
"apa sih, mainnya ngaduan gak seru." gerutu Xabiru, dengan gerakan cepat Xabiru mengambil bukunya "udah gede kok masih cepu" celetuknya
"udah gede kok masih males malesan" balas Kallingga
"nggak usah ngebales deh, lo tuh ngeselin banget tau gak" sungut Xabiru
"tau kok, cuman pura pura gak tau aja" Kallingga kembali membalas
plak
Xabiru memukul kepala Kallingga dengan tempat pensil miliknya. Xabiru fikir Kallingga akan mengomeli dirinya tapi ini tidak, Kallingga justru malah menunduk sambil meemgang kepalanya.
"eh, Kal. sorry ya kekencengan tadi" sesal Xabiru, ia mendekat ke arah Kallingga lalu mengelus kepala Kallingga yang tadi ia pukul "maaf banget ya, lagian siapa suruh ngeselin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit & Senja
Teen Fictiontentang renjana yang terukir Amerta dalam bait-bait aksara, kemudian menjadikannya prosa nan dikara. -tentang rasa hati yang terukir dalam bait-bait tulisan, kemudian menjadikannya sebagai karya yang indah. #FOLLOW DULU SEBELUM BACA⚠️