DADDY

02

Happy Reading 💓

Sudah 9 tahun berlalu dari peristiwa itu, namun Geran masih belum bisa melupakannya. Bayang bayang akan sosok wanita cantik yang menemuinya saat Tengah malam itu terus menghantui pikirannya. Dan sosok cantik itulah yang telah memberikan malaikat kecil dalam hidupnya.

"Daddy, lihat!" Unjuk Cillian pada salah satu lukisan.

"Ah, kau menyukainya?" Tanya Geran saat melihat pada arah yang putranya tunjuk. Lukisan yang sangat indah. Menampilkan sesosok wanita berkulit putih seputih salju, dan aura yang sangat menawan nan elegan Bak porselen.

Cillian mengangguk kan kepalanya antusias. "Sangat!".

Melihat tingkah lucu putranya tentu Geran tertawa akan rasa gemas yang ia rasakan. "Kau inii.. mengapa kau begitu menggemaskan, huh?" Tanya nya sembari mencubit hidung Cillian pelan.

Yang diperlakukan seperti itu hanya tertawa menampilkan deretan gigi susunya yang rapi dan putih. Hah.. itu semakin menambah kesan menggemaskan pada putranya itu.

Beberapa jam setelahnya

Seusai dari pameran seni ibu kota, ia cepat cepat untuk kembali ke mansion nya. Geran harus segera melanjutkan pekerjaan nya yang tertunda. Begitu banyak dokumen yang perlu ia periksa. Ingin sekali ia membakar habis dokumen dokumen itu, tapi apa boleh buat? Dokumen itu penting bagi perusahaan nya.

Ia lah Geran amour cynderlous. CEO muda berusia 24 tahun yang kini mengambil alih sebagian besar dari bisnis keluarga Cynderlous, atau yang lebih masyarakat kenal sebagi CYS company.  Memiliki wajah tampan yang dibumbui sedikit kesan manis. Iris nya berwarna coklat hazel, Kulit putih bersih dan bibir pink kemerahan, Dengan Comma hairstyle yang membuatnya lebih terlihat tampan.

Di sinilah ia sekarang, berada dalam kantor yang penuh akan pekerjaan. Ia sedang malas ke perusahaan nya, jadi ia meminta sekertaris nya untuk memindahkan semua dokumen ke kantor mansion nya.

Baru ingin memulai pekerjaan nya, pintu kantornya di ketuk.

Ah, sialan. Siapa yang berani mengacaukan konsentrasinya? Sangat menggangu.

Tak lama setelahnya, sang pelaku ketukan pintu menyembul kan kepalanya dari balik pintu. Itu Cillian.
Melihat sang putra tercinta yang ternyata mengetuk pintu langsung melelehkan amarahnya.

"A-apa aku mengganggumu, daddy?" Cillian bertanya dengan wajah memelas.

"Tentu saja tidak. Mana mungkin pangeran kecil ini mengganggu waktu ku. Kemarilah!"

Cillian berjalan mendekati Geran dan langsung disambut hangat olehnya. Ia segera memangku Cillian setelahnya.

"Aku sangat suka jika daddy memangku ku!" Ucap Cillian dengan wajah gembira.

"Benarkah? Kalau begitu daddy akan terus memangku mu sampai kau bosan haha"

"Itu mana mungkin! Aku tidak mungkin bosan dengan hal ini"

"Oh, boy. Kau sudah berumur 9 tahun.  kau tau itu?" Ucap Geran sembari mencubit pipi Cillian pelan.

"Aku tau, dad!" Balas Cillian sembari memalingkan wajahnya. Ah, apa dia ngambek?