4

538 29 0
                                    


"Apa anda tau? Jika mendiang adalah karyawan di perusahaan anda sendiri?"

Mingyu menggigit bibirnya sendiri, pemuda itu mengusap wajahnya kasar begitu mengingat Hyunsuk adalah karyawan dari tim pemasaran yg beberapa kali bertemu dengannya. Pantas saja ia merasa tidak asing. Tapi kenapa?

"Tuan Kim?" Jimin menegur, kepala detektif yg menangani kasus penembakan ini membutuhkan kesaksian Mingyu lebih jelas. Tapi pemuda itu, sepertinya sama sekali belum selesai dengan masa keterkejutannya. Sedari tadi Mingyu tampak tidak fokus, mata pemuda itu tampak lelah setelah apa yg ia alami semalaman ini

"Ya, saya baru mengingatnya"

"Apa anda memiliki hubungan yang buruk dengan mendiang?"

"Tidak. Kami hanya bertemu beberapa kali, itu pun untuk presentasi"

"Bisa tolong anda ceritakan kejadian apa yg sebenarnya terjadi?"

Mingyu mulai menceritakan kejadian dua jam yg lalu tanpa terlewat sedikit pun. Bagaimana ia bisa mengejar Hyunsuk, dan berakhir berkelahi hingga harus menyaksikan kematian pemuda itu di depan matanya sendiri. Pikiran pemuda itu terus melayang kepada Jeonghan, kasus ini baru saja dimulai. Mengingat lawannya yg menggunakan senjata berbahaya, Mingyu tidak bisa untuk tidak merasa khawatir sedikit pun. Entah masalah apa yg ada dibalik semua ini. Entah siapa dalangnya. Dan entah apa yg mereka inginkan dari mengusik kehidupannya

Yg jelas, Mingyu mulai berpikir, setelah melihat Hyunsuk seperti ini kemungkinan besar orang2 yg berada dalam lingkupannya, jangakauannya, sekitarnya, adalah orang yg sangat mungkin untuk menjadi pelaku

Interogasi itu berakhir setelah menghabiskan waktu selama satu jam. Sebelumnya Seokmin dan Joshua di panggil terlebih dahulu untuk menjadi saksi, dan kini hanya tersisa Jeonghan yg belum

Mingyu mendatangi Jeonghan yg duduk bersama Joshua dan Seokmin. Pemuda itu duduk di tengah diantara keduanya dengan Joshua yg memberikan bahunya untuk Jeonghan jadikan sandaran. Mata sembabnya tertutup, gurat lelah itu tercetak jelas di wajahnya yg cantik. Mingyu tertegun, pemuda itu merasa gagal untuk yg ke sekian kalinya

"Han"

Jeonghan membuka matanya perlahan ketika suara itu mengalun di telinga memanggil namanya. Mendapati Mingyu yg tersenyum berjalan ke arahnya, Jeonghan tidak bisa untuk tidak memberikan senyum tulus

Mingyu meminta Seokmin untuk bergeser, namun bukan hanya bergeser kakaknya itu justru dengan mengerti beranjak mengajak Joshua untuk memberikan dirinya dan Jeonghan sedikit ruang

Mingyu memeluk pinggang Jeonghan, membiarkan pemuda itu bersandar di bahunya dengan mata terpejam. Dagunya ia tempelkan di atas kepala Jeonghan, sesekali ia memberikan ciuman kecil disana berharap Jeonghan bisa sedikit merasa lebih tenang

"Udah lebih baik?" Tanya Mingyu hati2. Pemuda itu menatap wajah Jeonghan yg menutup mata dengan nyaman

"Heum. Berkat kamu"

Mingyu menghirup nafas dengan dalam, pemuda itu semakin mempererat pelukannya seolah tidak ingin membiarkan Jeonghan terlepas. Pemuda itu kembali menciumi pucuk kepala Jeonghan dengan sayang, ia sangat, sangat menyayangi Jeonghan lebih dari apa pun

"Jangan jauh2 dari aku lagi ok? Jangan pernah berani2nya pergi sendirian tanpa aku lagi"

Jeonghan diam2 tersenyum, pemuda itu menganggukkan kepalanya mengerti. Tubuhnya semakin merapat ke dalam tubuh Mingyu yg hangat, sedikitnya ia merasa jauh lebih tenang, setelah apa yg terjadi beberapa jam lalu, lagi2 ia menjadi tersadar tentang bagaimana dirinya jika tanpa Mingyu

"Satu lagi Han"

Mingyu meraih wajah Jeonghan, mengusap wajah itu pelan pemuda itu menatap lembut manik Jeonghan yg sekarang terbuka. Keduanya saling menatap dengan dalam, saling menyalurkan rasa ingin berlindung dan rasa nyaman satu sama lain dengan perasaan yg tulus

Eps. Dont LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang