New Hashira

181 12 5
                                    

Pertemuan para pilar kembali diadakan, para Hashira (Pilar) berkumpul di kediaman Ubuyashiki Kagaya. Mereka saling bertanya mengenai apa yang akan dibahas kali ini. Ke-delapan pilar tersebut masih menunggu kedatangan Oyakata-sama, sambil berbincang-bincang.

"Bukankah beberapa minggu lalu kita telah mengadakan pertemuan? Kenapa Oyakata-sama mengumpulkan kita lagi?" tanya Tengen Uzui, si Pilar Suara.

"Mungkin ada beberapa masalah. Jadi, kita tunggu saja sampai Oyakata-sama datang," jawab Shinobu Kocho, si Pilar Serangga.

"Apapun itu, semoga semuanya baik-baik saja hari ini. Mari kita berpikir positif!" Rengoku Kyoujuro sang Pilar Api berucap dengan lantang.

"Sebentar! Anak kecil? Kenapa anak kecil ada di sini?" tanya Tengen tiba-tiba.

Semua delapan pilar tersebut menoleh ke arah anak kecil yang mendekat ke arah mereka. Anak berambut panjang itu hanya diam sambil terus berjalan pelan.

"Hei! Ini pertemuan pilar! Orang yang tidak punya kepentingan sepertimu, tidak boleh seenaknya ke sini!" teriak Tengen ke arah anak itu.

"Duh, dia anak yang sangat imut, lucu sekali," ucap Mitsuri Kanroji, si Pilar Cinta.

"Sebentar, aku kenal dia. Beberapa bulan yang lalu, aku merawatnya. Dia terluka sangat parah. Seingatku namanya Tokito," kata Shinobu.

"Tunggu, kancing di seragamnya itu, apa itu emas? Dia seorang pilar?" tanya Rengoku menatap Muichiro yang masih diam di sana.

"Aku merasa aura kuat dari anak yang sedang kalian bicarakan itu," ujar Gyomei Himejima, sang Pilar Batu.

"Hei! Jangan diam saja, bocah! Kenapa kau kemari? Kau bisu?" tanya Obanai Iguro, si Pilar Ular dengan tatapan mengerikan.

"Tatapan Iguro-san sangat menggemaskan, keren sekali," gumam Mitsuri.

Anak itu tiba-tiba menatap kosong ke semua pilar. "Oyakata-sama memanggilku kemari. Itu saja."

"Kau menjawab dengan tidak sopan, Nak! Kami adalah para pilar, dan kau harus menunjukkan sikap hormat!" Tengen berucap.

"Lalu apa urusanku dengan kalian?" tanya anak itu.

"Eh? Anak itu? Dia sangat manis awalnya, tapi dia sangat tidak sopan," kata Mitsuri dengan tatapan sedih.

Sanemi Shinazugawa, si Pilar Angin, menyeringai dan berkata dengan emosi, "kau lumayan sombong, ya."

"Bagaimana kalau aku memberimu pelajaran," lanjut Sanemi.

Shinobu berusaha menghentikan Sanemi yang kelihatan mulai marah. Sedangkan, jauh dari sana Giyu Tomioka, si Pilar Air, dari tadi hanya menyimak.

"Hentikan, Shinazugawa-san, tunggu sampai Oyakata-sama datang. Kita akan menanyakan pada beliau soal ini," ujar Shinobu.

Sanemi tidak peduli dengan ucapan Shinobu. Dia langsung melempar puluhan batu ke arah anak kecil tersebut. Tak terlihat respon dari anak itu, tetapi yang pasti batu-batu itu telah hancur terbelah.

"Luar biasa! Dia membelah semua batu-batu itu dalam sekejap! Ilmu pedangnya luar biasa!" kata Rengoku.

"Dia menangkisnya?" tanya Gyomei.

"Begitu, lumayan," Tengen tersenyum.

Anak itu kembali memasukkan katana ke dalam sarung pedangnya. Ia masih tak memberikan ekspresi wajah yang berubah, semuanya terlihat kosong.

"Aku pikir anak ini akan jadi sama seperti Giyu. Ekspresinya begitu menyebalkan," ucap Obanai.

Obanai seketika melempar sebuah batang kayu ke arah anak itu, lalu anak itu menangkapnya. Obanai menyangka hal itu akan terjadi, jadi dia secara tiba-tiba menyerang dari belakang dengan tongkat kayu yang lain. Namun, anak itu tak disangka memotong kayu di tangan Obanai dengan cepat.

Fanfiction MuichiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang