5 » Cahaya ku telah Sirna.

156 13 0
                                    

HAPPY READING!
.
.
.
.
.

• • •

Dipagi hari, Solar baru saja bangun. Dia beranjak dari kasur, mengambil handuk dan pergi kekamar mandi.

Sepertinya Solar masih terotak dengan perkataan Halilintar.

"AKU TIDAK ADA ADIK SEPERTIMU!, SANGAT TIDAK BISA DIANDALKAN."

"ENYAHLAH KAU!"

"LEBIH BAIK KAU MATI."

Solar menitihkan air matanya untuk sekian kalinya. "Apa salahku?..."

Solar telah selesai mandi, Diapun siapkan mental lebih untuk turun ke bawah menuju dapur. Mencium aroma masakan Gempa sudah masuk di kedua lobang hidungnya.

Ternyata bukan, Yang masak adalah Taufan.

"Loh kak Ufan masak?" Tanya Solar, Taufan pun membalikkan badannya. "Iya, Gemgem lagi pergi sama Kak Hali, Kamu mau makan?"

Solar pun mengangguk pelan. "Tapi, Boleh ga aku bantuin kamu?" Ucapnya, Taufan pun mengangguk. "Kamu bantuin susun piring dimeja aja sana"

Solar mengangguk, dan Membawa Susunan piring kaca. Dia membawa itu dengan sangat hati-hati agar tidak pecah.

PRAK!

Semua piring yang di bawa Solar jatuh, dikarenakan terpleset. Taufan langsung berlari menuju Solar.

"Solar?! Kamu gapapa?? ada yang luka gaa??" Panik Taufan langsung menyerbu Solar dengan berbagai pertanyaan.

Solar mengangguk dan Taufan mengulurkan tangannya. Solar pun menerimanya dengan senang hati.

"Kamu gapapakan?, Tuhkann harusnya aku aja yang bawaa, kan jadi jatuh" Marah Taufan, Tapi tidak marah banget, Taufan masih kasian dengan Solar jatuh tadi.

"Ga papa kok kak, Maaf ya gara gara Solar."

Taufan membereskan serpihan-serpihan kaca itu. "Udah, Kamu duduk situ makan dulu, Ini jadi urusan aku saja." Ucap Taufan.

Solar mengangguk. Halilintar datang membuka pintu melihat Taufan sedang membersihkan serpihan kaca.

"Ufan?, Kau ngapain?" Ucapnya. Taufan membalikan badan. "Kamu ga lihat?"

Halilintar hanya "hm" saja. Dia beralih ke Solar. "Kok dia ada disini?" Ucapnya Dengan Tatapan sarkasnya. "Udah, Jangan nyari ribut." Ucap Taufan.

"Aku gamau makan kalau ada dia." Ucap Halilintar sembari memasang muka jijik. Solar hanya diam dan makan saja, dia toh tidak peduli.

"Makan dilantai saja. Ribet amat" Ketus Taufan. "Udah, Jangan berisik AW—" Ucap Taufan terhenti dikarenakan serpihan piring itu melukai jarinya.

Halilintar malah tertawa. "Tuhlah, Azab" Candanya. Taufan memicingkan matanya. Solar turun dengan panik dan mendekati Taufan.

"Kak Upan gapapa?, kakk itu lukaa!, Bentar Biar Aku ambil plester." Ucap Solar yang langsung berlari

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YOU'RE MY HOME. [ ONESHOOT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang