Chapter 3

2 2 0
                                    

Selesai makan berat, Yuan bersama Ala mencuci piring dan gelas kotor sedangkan Tina membereskan beberapa peralatan tidak dipakai yang masih berceceran. Hal ini memang sudah rutin dilakukan ketika mereka berkumpul agar saat makan cemilan lain terasa nyaman dan bersih.

Mereka akhirnya berkumpul dan membuat lingkaran dengan makanan berada ditengah-tengah. Edo sedang menyiapkan kartu Truth or Dare yang sengaja ia bawa untuk membuat permainan ToD.

"Jar, sama siapa sih dia jadi nikahnya?" celetuk Yuan tidak sabar.

"To the point baget lo, gak pake basa-basi segala," timpal Ari yang sebenarnya penasaran tapi masih dia tahan dari pertama kumpul.

"Habisnya gue gatel banget pengen tanya dari tadi. Soalnya cewek lo tuh bener-bener aneh tahu," ucap Yuan.

"Aneh kenapa emang?" ucap Jaka suami Tina dengan polosnya.

"Kalian sadar gak sih, setiap kita mau kumpul kalau nanya Fajar masih sama dia atau enggak selalu aja pas keadaan putus atau enggak lagi break, terus nanti mereka balikan lagi, terus aja berulang selama bertahun-tahun, eh sekarang malah nikah sama orang lain," Keluh Yuan. "Emang dia punya masalah apa sih Jar sama kita? Ketemu aja belum pernah, kalau diajak ngumpul selalu gak mau." Yuan mengeluarkan uneg-uneg yang selama ini dia tahan karena dulu Fajar masih pacaran dengan pacarnya yang sekarang baru jadi mantan.

"Iya juga ya, gue baru sadar kalo kita kumpul gue selalu dalam keadaan sendiri. Tapi masalah dia gak mau ngumpul sama kita katanya dia insecure sama kalian," jawab Fajar.

"Insecure apaan njir, apa yang mau di insecure-in dari kita-kita sih." Ala merasa kesal sekaligus aneh dengan pemikiran mantan pacar Fajar itu.

"Eh gini-gini kita ternyata bisa bikin seorang cewek insecure wkwkwk", ucap Tina dengan bangganya.

"Bangga ya cewek kalau ada yang bikin insecure cewek lain," ejek Fajar yang sedikit gak terima mantan pacarnya diomongin.

"Bukan bangga sih Jar, sebenarnya aneh dari segi hal apa sih kita bisa bikin insecure mantan lo? Aneh gue, padahal kita semua kumpulan orang-orang absurd gini," kata Yuan.

"Lah kamu gak sadar apa? Zaman SMA banyak yang insecure sama kamu sampai pada berkomplot kan?" ucap Wishnu refleks.

"Wah masa sih Nu? coba spill dong ceritanya, anak ini mana mau cerita zaman SMA kalo gak di pancing dulu," ucap Ari penasaran dengan penjelasan Wishnu.

Wishnu yang merasa salah ucap karena mana mungkin Yuan merasakan ke insecure-an teman-teman kelasnya dulu. "Iya Ri, tapi mana ada Yuan peka dan baper yang ada makin cuek dan bikin mereka makin insecure." Semua mata memandang Yuan yang penasaran dengan ekspresinya. Tetap Yuan adalah Yuan yang sulit ditebak.

"Eh, ngomong-ngomong semuanya udah pernah jadi korban ditinggal nikah ya?" Tanya Ala untuk mengalihkan perhatian kepada Yuan.

"Eh gue nggak ya," sela Yuan.

"Lo doang yang nggak, kita semua udah mungkin nanti giliran lo sih kalo wangsit pekanya datang telat. Lo pernah jadi korban ditinggal nikah juga Nu?" Tanya Edo.

"Standar ditinggal nikah tuh dalam artian kaya gimana sih?" Wishnu menanyakan balik karena dia sendiri bingung mengkategorikan arti ditinggal nikah.

"Ya standarnya gini, lo masih ada rasa sama seseorang terus seseorang itu nikah sama orang lain. Entah itu sebelumnya sama-sama saling suka atau salah satu yang pernah suka. Atau, ya mantan lo pada nikah gitu sebelum lo, lebih parahnya sih mantan terakhir bahkan yang masih belum mantanan malah dijodohkan buat nikah sama orang lain." Edo menjelaskan secara bersemangat seperti mencari teman lain yang senasib sepenanggungan. Edo adalah salah satu korban kalimat terakhir yang dia ucapkan, ditinggal nikah saat sayang-sayangnya, eh pujaan hati jadi korban perjodohan orang tua.

"Kalau ditinggal mantan nikah sih pernah, ya gak Tam?" bukannya Wishnu yang menjawab tapi Yuan yang menjawab dengan sangat yakin.

"Iya sih kalo mantan udah ada yang nikah, cuman keadaannya gak ada rasa juga jadi biasa aja gak ngerasa ditinggal nikah. Kecuali kalau besok Yuan nikah sama orang lain baru terasa ditinggal nikahnya," sarkas Wishnu yang membuat Yuan melotot.

"Alah Nu gak usah kode-kode gitu, kalo suka gas ajalah ni orang, pekanya terlalu loading banget kaya Pentium 2. Mana ada inisiatif peka, orang udah ada di depan mata beberapa kali eh malah gak peka-peka." Ala sangat bersemangat kalau sudah mulai menyadarkan kepekaan Yuan.

"Gini ya guys, kalau masalah peka emang kepekaan gue kurang, cuman kalian ngerasa gak sih semenjak kita kenal kata baper dan GR tuh jadi sulit untuk positive thinking pasti pikirannya kemana-mana. Ya kalau suka ngomong langsung gitu jangan menggantung jadi hubungan tanpa status dan komitmen," bela Yuan untuk dirinya sendiri.

"Aku udah ngomong loh di depan kamu langsung kemarin," ucap Wishnu.

"Ya tapi itu terlalu tiba-tiba, cinta itu butuh waktu, masa baru ketemu kemarin langsung nembak," kata Yuan.

"Jadi penasaran deh kenapa lo milih tetap sendiri selama ini?" Jaka sangat antusias dengan situasi seperti ini, kapan lagi Yuan bahas soal percintaan gini.

"Gue itu memilih sendiri karena jalur pilihan ya." Jawab Yuan.

"Pilihan gimana maksud lo? Jangan cari alibi karena gak mau dibilang jomblo lo," Edo Tanya balik Yuan.

"Ya pilihan untuk gak menjalin sebuah hubungan aja, belum siap aja berdrama seperti hubungan kalian." Yuan menjawab telak teman-temannya.

Akhirnya Edo mengetahui situasi mulai tidak kondusif, akhirnya ia melanjutkan permainan ToD atau Truth or Dare yang sempat tertunda. Mereka larut dalam permainan hingga waktu magrib tiba mereka setelah sholat memilih membubarkan diri karena harus melanjutkan kegiatan masing-masing.

Wishnj akhirnya mengajak Yuan untuk mencari makanan di Lengkong kecil, karena Yuan masih ingin jalan-jalan.

Wishnu masih penasaran dengan perkataan Yuan yang menurutnya masih menggantung dan ingin meminta penjelasan. Makanya ia mencoba ingin menaikan mood Yuan terlebih dahulu sebelum mengajak Yuan bicara serius. Wishnu tahu dari teman-temannya tadi kalau ingin menaikan mood Yuan harus diberikan sesajen dahulu.

Benar saja, setelah mengisi perut Yuan dengan makanan pengganjal sambil menunggu antrian makanan berat, mood Yuan sudah terlihat baik. Yuan sangat tenggelam dengan berbagai macam penjual yang berada di depan matanya. Seolah ia tidak pernah menemukan makanan, padahal dia sangat rajin untuk mendatangi kuliner-kuliner di bandung raya. Wishnu mengetahui itu karena hasil mantengin story instagram Yuan yang membagikan tempat-tempat recommended atau hal-hal yang dapat mencuci matanya sampai berbinar.

💫💫💫

💫💫💫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
YUAN DAN KISAHNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang