Chapter 5

0 0 0
                                    

Wishnu mempunyai janji bertemu dengan Edo, hasil dari pertemuan waktu itu yang membuat mereka saling menyambung adalah mengenai foto. Wishnu yang mempunyai hobi foto menjadi terhubung dengan Edo yang seorang photographer.

Kemarin Wishnu ingin membeli lensa untuk kameranya tapi karena masih bingung mau yang mana akhirnya Wishnu bertanya kepada Edo. Kebetulan Edo mempunyai semua lensa yang Wishnu maksud sehingga Wishnu mendatangi studio Edo untuk mencoba lensa tersebut sebelum nanti dia membeli yang baru.

"Sorry bro nunggu lama, tadi nanggung lagi foto produk buat iklan dulu." Edo menyapa Wishnu yang duduk di ruangan Edo.

"Gak masalah, santai aja. Jadi mending yang mana sih lensa buat kamera gue?" Tanya Wishnu sambil mengeluarkan kameranya.

"Lo cobain aja langsung ke kameranya, terus lo bandingin dulu deh prefer yang mana." Edo mengeluarkan lensa-lensa dari lemari khususnya.

Obrolan mengenai lensa pun larut hingga akhirnya mereka hunting foto bareng ke daerah Braga. Wishnu meminjam lensa Edo sekalian mencoba untuk lebih meyakinkan diri. Setelah lelah berjalan mengelilingi Braga, mereka akhirnya mampir ke Wiki Koffie untuk istirahat sejenak.

"Nu, sorry ya gue bahas ini. Lo seriusan sama Yuan?" Edo bertanya setelah menyesap minumannya.

"Ya gue-nya serius, tapi gue liat dia belum ada keseriusan."

"Hem, bukan belum ada keseriusan, emang dianya yang belum membuka hati untuk sebuah hubungan."

"Do, gue tanya dong, emang selama ini dia beneran belum pacaran? Atau sekarang selain sama gue dia lagi deket sama siapa?"

"Kalau pacaran resmi gitu gak ada sih setahu gue, tapi kalau soal deket ada sih namanya Ardan cuman sekarang gak tahu masih apa enggak."

"Emangnya gimana hubungannya mereka?"

"Gak jelas sih mereka tuh kaya gimana, cuman gue kenal cowoknya siapa. Dia temen SMP juga sama kita, dan sekarang emang dia satu circle sama gue di geng sebelah. Cowoknya sama-sama tertutup, gak terlalu terbuka soal percintaannya sama kaya Yuan. Cuman ya gue sama temen-temen yang lain udah curiga sih mereka ada yang aneh, setelah di konfirmasi emang gak pacaran mereka, gak jelaslah. Dibilang deket ya mereka tahu momen-momen penting, tapi gak pernah publish. Timbul tenggelam gitu, gak ngerti gue kenapa mereka bisa betah sama hubungan kaya gitu."

"Tapi sekarang masih deket?"

"Kayanya nggak sih, tapi gak tahu lagi fase tenggelam." Wishnu hanya terdiam, "menurut gue, kalo lo serius ya lo kudu bertahan dan nunjukin keseriusan lo. Yang gue liat, Yuan itu masih belum percaya dengan suatu hubungan. Tapi kalau lo cuman main-main, mending lo mundur dari sekarang. Jangan ninggalin trauma untuk satu sama lain."

"Thanks bro, informasinya. Semoga gue berhasil."

💫💫💫

Wishnu mendatangi Apotek tempat Yuan bekerja, niatnya ingin mengajak makan siang bareng tapi situasi malah tidak mendukung. Wishnu tidak sengaja bertemu dengan Ardan yang lebih dulu berada di Apotek.

"Mas Wishnu mau ketemu Mbak Yu apa mau belanja nih?" Tanya Nia.

"Mau ketemu Yuan, ada?"

"Tadi tuh Mbak Yu sama Mbak Rara lagi ke Dinas Kesehatan dahulu, ada yang mau diurus cuman gak tahu balik jam berapa kesini, harusnya sih udah balik lagi. Bentar ya aku hubungi dulu Mbak Rara, soalnya handphone Mbak Yu ketinggalan. Boleh duduk dulu aja Mas disana sama Mas Ardan."

Wishnu akhirnya duduk di seberang Ardan sambil menunggu kabar dari Nia yang sedang menghubungi Rara.

"Mas Ardan dan Mas Wishnu," panggil Nia. Ardan dan Wishnu menghampiri Rara yang berada dibalik etalase. "Kata Mbak Rara, kemungkinan selesainya itu sore. Terus Mbak Yu nitip pesen, katanya apa ada yang urgent banget atau tidak? Kalau urgent banget bisa menghubungi lewat handphone Mbak Rara."

Ardan memberikan map coklat dan kotak yang terbungkus kertas kado. "Mbak Nia, saya titip ini aja ya, tolong berikan ke Yuan, terima kasih." Ardan tersenyum lalu pergi begitu saja.

Wishnu hanya diam memperhatikan gerak gerik Ardan yang sangat datar sekali. "Mbak Nia, saya langsung pamit saja ya, nanti malam saya hubungi langsung saja ke Yuan, terima kasih juga ya Mbak, Mari," pamit Wishnu.

"Ca, kamu liat dua cowok tadi yang nanyain Mbak Yu," ucap Nia pada Caca yang sedari tadi berada di belakang meja kasir.

"Iya Mbak, Kenapa emang?" Tanya Caca penasaran.

"Kira-kira Mbak Yu pilih yang mana ya diantara kedua cowok tadi," ucap Nia penasaran.

"Emang mereka kenapa sih Mbak?"

"Perhatiin deh Ca, mereka berdua tuh udah naruh hati sama Mbak Yu, tapi kayaknya Mbak Yu masih gantungin mereka."

"Ribet banget ya jadi Mbak Yu, ngegantungin dua cowok yang sama-sama ganteng tapi yang satu dingin yang satu hangat, kaya dispenser ajalah," canda Nia.

"Terus nanti Mbak Yu milih yang suhunya normal, ah pusing deh percintaan orang," ucap Caca.

💫💫💫

"Yu, kira-kira dua cowok yang datang ke Apotek pada ngobrol gak ya?" Tanya Rara penasaran.

"Gak tahu lah Mbak, kok bisa barengan gitu sih datang ke apoteknya. Tapi aku yakin sih gak akan ngobrol," jawab Yuan.

"Makanya langsung kasih kepastian dong Yu, jangan gantungin mereka gitu. Kesannya kamu playgirl banget tuh, mana ketemu dua-duanya."

"Mbak, aku sudah jelas-jelas menolak Wishnu kok, dan masalah Ardan aku gak jelas mau nolak atau nerima, soalnya dia gak ada confess gitu, yang ada timbul tenggelam. Sudah lama hilang, eh tiba-tiba muncul di Apotek," jelas Yuan.

"Sabar ya Yu, semoga cepet ada cahaya ilahi biar gak gantung gini," ucap Rara.

💫💫💫

"Hallo.."

"Hai..."

"Tam, sorry ya aku baru pegang handphone sekarang tadi lupa lagi di charger dan aku buru-buru."

"Oh iya, gak masalah. Sekarang dimana?"

"Baru mau pulang ke rumah sih, kenapa?"

"Udah makan?"

"Makan malam sih belum."

"Oke, aku kirimin makanan ya ke rumah."

"Dalam rangka apa nih? Kok tiba-tiba."

"Gak ada rangka apa-apa sih, tadi siang aku mau ngajakin makan siang bareng tapi kamu gak ada. Jadi aku kirim makanan aja ya, jangan lupa nanti di makan."

"Sorry ya, tapi gak usah repot-repot Tam"

"Gak apa-apa, yaudah cepetan pulang gih, hati-hati ya."

"Oke, thank you ya."

💫💫💫

💫💫💫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
YUAN DAN KISAHNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang