Chapter 4

1 0 0
                                    

Wishnu memilih makan malam di Warung Steak si Mantan yang masih berada di kawasan lengkong kecil street food atau LKSF. Weekend pengunjung di LKSF memang lebih ramai dibanding hari biasa, dan untuk makan steak di sana lumayan lama menunggu karena tempat duduk tidak ada yang kosong.

"Yuan, jangan makan jajanan terus, makan ini dulu nanti keburu kenyang," Wishnu menukar steak yang telah dipotong-potong dengan steak Yuan yang masih utuh. Setelah pesanan mereka datang, Yuan memang masih asik dengan jajanan yang telah dibelinya. Pesanan mereka tadi sama, jadi tidak masalah mereka bertukar piring agar Yuan lebih cepat memakannya.

"Yuan, menurut kamu status itu penting gak sih?" Tanya Wishnu di sela-sela makan mereka.

"Ya penting banget, tahu gak kenapa?" Wishnu menggeleng. "Karena status itu memberikan kejelasan hubungan yang dijalani, mau dibawa kemana untuk kedepannya."

"Lalu kamu menilai hubungan kita ini apa statusnya?" Wishnu sangat penasaran dengan jawaban Yuan.

"Emmm..." Yuan tampak ragu untuk menjawab, ia memilih minum terlebih dahulu. "Hubungan kita masih teman kan?"

"Iya, karena kamu nolak aku kan?"

"Bukannya nolak tapi kamunya aja kecepetan, jangan salah paham dulu maksud aku setelah sekian lama kita baru ketemu lagi dan kamu nembak aku, gimana gak kaget coba, kita deket masih hitungan hari loh." Yuan mengunyah kembali daging yang masih ada di piringnya.

"Gini deh Tam, kamu mau jalanin hubungan dengan seseorang secara terpaksa? Tanpa ada cinta atau berat sebelah dalam cinta?" Wishnu menggelengkan kepalanya lagi. "Pasti gak mau kan? karena hubungan itu harus saling timbal balik dua arah, harus berdialog bukan bermonolog. Dan untuk saat ini rasanya terlalu cepat untuk menjalin sebuah hubungan, kita memang kenal udah lama tapi untuk intens seperti ini masih terlalu baru."

"Aku paham, memang aku terlalu cepat. Kalau aku mau menunggu sampai kamu bisa menerima aku, apa masih ada kesempatan?" Tanya Wishnu.

"Maksudnya?"

"Apa ada seseorang yang sudah singgah di hati kamu? Atau kamu sedang mencintai seseorang?"

"Untuk itu aku gak tahu Tam, jujur sebelum kamu dan mungkin sampai sekarang, entahlah itu ada seseorang yang susah aku jelasin sih. Tapi aku belum siap untuk itu," ucap Yuan dengan tidak jelas.

"Mungkin itu terlalu sulit untuk kamu jelaskan, aku paham. Tapi, jangan larang aku untuk menjauhimu."

"Maafin aku Tam, untuk saat ini aku belum bisa untuk memberikan kamu lebih dari status teman."

"Yaudah gak apa-apa, pelan-pelan aja. Yuk kita pulang."

💫💫💫

Semenjak ulangan tersebut, Wishnu semakin mengagumi Yuan. Sikap cuek yang selalu ia tampilkan memberikan kesan yang sangat kuat dalam diri Yuan. Kepercayaan dirinya tinggi, membuat teman-teman yang lain tidak berani mem-bully atau mengolok-ngolok. Pernah satu waktu teman kelasnya ingin mem-bully tapi dia kalah telak dan tidak berani mem-bully Yuan.

Yuan memperlakukan temannya sesuai apa yang temannya memberikan perlakuan kepadanya. Yuan bisa menjadi pendiam, humoris, dan menampilkan berbagai ekspresi sesuai dengan siapa yang ditemuinya. Hal ini menjadi bahan iri bagi teman-teman yang lain. Yuan sendiri bukan orang yang tebar pesona, atau menggunakan sesuatu untuk mencari perhatian. Yuan bahkan berpakaian seadanya dan menyembunyikan wajah cantiknya dengan gaya yang nerd. Hanya orang terdekat yang dapat melihat kelebihan tersebut.

Geng Asti sangat tidak suka dengan Yuan, karena dimata mereka Yuan sangat bersinar tanpa harus melakukan apapun. Asti merasa marah ketika cintanya ditolak oleh Wishnu karena Wishnu sebenarnya mencintai Yuan. Gengnya pun menjadi tidak suka dengan Yuan dan mereka sebenarnya merencanakan hal buruk untuk Yuan. Wishnu yang mengetahui hal tersebut akhirnya terpaksa menerima Asti agar ia dapat mengontrol perlakuan Asti beserta gengnya.

Tidak lama dari situ, Malik masih teman sekelas mereka dengan terang-terangan mendekati Yuan. Yuan tetap tidak sadar dengan pendekatan yang dilakukan Malik. Ana yang menyukai Malik pun merasa kesal, Ana yang masih satu geng dengan Asti semakin memanas obrolannya. Wishnu pun akhirnya memberitahu Malik, dan demi kebaikan bersama akhirnya Malik secara perlahan menjauhi Yuan karena Ana secara agresif mendekati Malik dan berakhir mereka menjalin hubungan.

Yuan menjadi topik utama dalam hal ini tetapi dia tidak tahu dan makin aktif dalam organisasi. Prestasi Yuan semakin banyak, baik dalam jalur formal atau non formal. Beberapa kali Yuan harus dispensasi untuk mengikuti perlombaan atau pelatihan dengan siswa yang lain. Kegiatan Yuan semakin padat ketika ia harus mengikuti olimpiade Fisika, membuat teman-teman yang lain semakin iri. Tetapi dari jauh, Wishnu dan Malik justru semakin mengagumi Yuan dengan prestasinya. Cukup bagi mereka melihat orang yang dicintai bahagia walau tanpa harus memiliki.

💫💫💫

"Thanks ya untuk hari ini, udah ajak aku ketemu sama temen-temen kamu," ucap Wishnu ketika sudah berada di halaman rumah Yuan.

"Ok, makasih juga udah mau nemenin hari ini. Dan sekali lagi maaf kalau ada perkataan aku yang kurang enak didenger atau bahkan sampai nyakitin kamu. Aku harap kamu mengerti maksudnya."

"Aku paham kok, tapi aku tetep minta sama kamu jangan buat aku menjauhi kamu ya." Wishnu keluar dari mobil lalu membukakan pintu mobil tempat Yuan duduk. Yuan saat itu masih membuka seatbelt.

Wishnu mengantarkan Yuan sampai depan pintu. "Kamu mau mampir dulu?"

"Enggak aku mau pamitan aja sama ortu kamu, gak enak udah ajak keluar anaknya sampai malam."

Tidak lama pintu dibuka oleh Ayahnya Yuan. Yuan dan Wishnu menyalami tangan Ayah Yuan. "Ini siapa Kak?"

"Kenalin Yah, ini Tama temen SMA Yuan. Tam, kenalin ini Ayah aku."

"Perkenalkan om saya Wishnu, teman sekelasnya Yuan."

"Jadi yang bener namanya Tama apa Wishnu?" Tanya Ayah Yuan.

"Wishnutama Om, tapi Yuan sering panggil saya Tama, jadi terserah Om mau panggil saya apa," jelas Wishnu.

maaf saya mengantarkan Yuan agak malam. Tadi macet soalnya."

"Oh iya tidak apa-apa, sudah makan malam belum?" Ajak Ayah Yuan.

"Kebetulan sudah Om, sebelum kita pulang tadi sempat makan dulu."

"Mau masuk dulu nak Wishnu?"

"Mohon maaf Om, mungkin lain kali. Tidak enak sudah malam, saya izin pamit ya Om"

💫💫💫

💫💫💫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
YUAN DAN KISAHNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang