Chapter 6

2 1 0
                                    

Yuan membuka paket yang dititipkan Ardan tadi di Apotek. Yuan bingung dalam rangka apa Ardan memberikan paket untuk dirinya, karena yang Yuan rasakan hubungannya dengan Ardan sudah tidak sedekat dahulu.

Isi dalam paket terdiri dari amplop coklat dan dua buah buku yang terdiri dari buku fiksi dan non fiksi. Yuan langsung membuka isi dari amplop coklat yang diberikan oleh Ardan. Yuan dengan seksama membaca kata per kata isi dari surat tersebut yang ternyata LoA atau Letter of Accepted Ardan mendapatkan beasiswa. Ardan memang sedang menempuh pendidikan Magister yang sudah memasuki semester 3, dan sekarang mendapatkan tambahan beasiswa untuk penelitiannya.

Setelah memasuki kembali surat tersebut dalam amplop, Yuan baru melihat surat yang terselip diantara dua buku.


Terima kasih atas dukungan yang kamu kasih untuk saya

Doa dari semua, termasuk doa kamu akhirnya saya dapat beasiswa lagi

Terima kasih untuk selalu mendukung apa yang saya lakukan dari dulu hingga sekarang

Maaf untuk saya yang mungkin suka menghilang

Semoga buku-buku ini bisa menjadi teman dalam sepimu

Sengaja saya kasih fiksi dan non fiksi biar balance saat kamu baca

Semoga kamu suka dengan pilihan buku yang saya beri

-Ardan-


Yuan tidak menyangka dengan pemberian Ardan, benar-benar tidak bisa ditebak jalan pikirannya. Yuan bingung dengan maksud Ardan memberikan dia paket, tujuannya untuk apa. Tapi Yuan tetaplah Yuan, dia simpan kebingungannya sendiri.


To: Ardan

Congratulations Dan, so proud of You !!!

Lancar selalu ya penelitiannya

Terima kasih juga untuk asupan bacaannya ☺

Sorry tadi sempet nunggu padahal akunya masih kegiatan diluar


Tidak menunggu lama, pesan yang dikirimkan Yuan mendapatkan balasan dari Ardan.


To: Yuan

No problem, lancar terus ya kerjaannya


Yuan hanya membalas dengan memberikan emotikon tersenyum. Memang begitulah komunikasi Yuan dan Ardan selama ini, sangat kaku dan tidak berkembang kemana-mana topiknya. Entah siapa yang salah dalam komunikasi mereka, Yuan yang segan dan bingung harus mengambil topik apa ketika menghubungi Ardan yang kaku dan seperlunya. Pernah saat itu Ardan mengirimkan chat random, tapi ke-random-an Ardan itu terasa berat menurut Yuan. Saat Yuan masih kuliah dan berjibaku dengan tugas, lalu mendapatkan pesan dari Ardan yang meminta pendapat mengenai "Air minum yang tersisa dalam gelas, setelah beberapa jam apakah masih boleh diminum?" atau mengenai peliharaan ikan yang Ardan beli entah untuk menamainya atau menceritakan ikannya yang sekarat karena keponakannya.

💫💫💫

Hari ini Yuan sudah mengikuti kegiatan organisasi profesinya di salah satu hotel untuk memperingati hari kesehatan nasional, setelah selesai Yuan sengaja mendatangi coffee shop milik Wishnu. Tidak ada janji pertemuan, hanya saja Yuan iseng datang kesana. Yuan tahu memang Wishnu tidak tiap hari datang ke coffee shop-nya di hari kerja berhubung Wishnu masih bekerja di perusahaan lain.

Yuan yang tidak bisa meminum kopi karena bermasalah pada saluran cernanya sehingga ia memilih minuman non kopi. Sambil meneruskan beberapa kerjaannya, ia menikmati langit sore di kota Bandung. Coffee shop milik Wishnu berada di tengah kota yang memiliki 3 lantai. Pada lantai 3 terdapat rooftop yang dapat dinikmati ketika cuaca sedang tidak hujan.

Yuan sangat menikmati suasana yang sangat eksotis. Sambil bekerja, mendengarkan lagu, dan sesekali menikmati langit sudah membuat Yuan sangat senang.

"Kamu kok gak bilang mau kesini?" Tanya Wishnu pelan agar tidak mengejutkan Yuan. Wishnu mengambil posisi duduk didepan Yuan dan meletakkan dua gelas ice coffee berserta cemilan di meja.

"Memang sengaja, niat aku kan mau nongkrong aja bukan mau ketemu sama kamu," jawab Yuan sambil membereskan laptopnya.

"Nongkrong tuh gak enak kali sendirian, mending ditemenin," Yuan mencebik, "Lah kenapa diberesin laptopnya? Emang kerjaannya sudah selesai?"

"Udah, tadi aku cuman ngecek stok sama pesenan aja." Jawab Yuan.

"Nih cobain coffee yang aku buat khusus untuk kamu."

"Tam, kan kamu tahu aku gak biasa minum kopi kalau lagi di luar."

"I know, jadi ini coffee aku racik sendiri khusus untuk kamu. Kamu pasti bawa obat diare kan di tas? Kalau nanti kamu butuh toilet, bisa pake yang ada diruangan aku kalau nanti takut risih pakai yang diluar."

"Prepare banget ya biar aku bisa minum kopi."

"Ya jaga-jaga kan, tapi aku yakin 75% deh ini kopi bakal berhasil buat kamu gak diare."

"kok gak bilang 100%?"

"Lah jangan jumawa dulu lah, kan 25% itu sisanya gak ada yang tahu seperti apa," Wishnu menyodorkan kopi kedepan Yuan. "Cobain gih."

Yuan menyeruput kopi, sebelum diminum pasti Yuan akan menghirup wanginya dulu, bukan hanya kopi tapi semua makanan yang akan dia makan. "Aromanya enak ya, rasanya juga enak beda sama kopi yang pernah aku minum. Walau aku gak terlalu ngerti soal kopi."

"bagus dong kalau gitu, nanti kalau ada keluhan apa-apa jangan sungkan bilang aku ya."

"Ok, bye the way kalau aku mau pesen lagi kopinya, nama kopinya apa?"

"Gak ada di menu kopi yang kamu minum, itu beneran racikan khusus buat kamu."

"Terus aku gak akan bisa minum kopi kamu lagi dong?"

"Ya bisa lah, asal dibuatin sama aku."

Obrolan mereka mengalir sangat asik hingga malam tiba akhirnya Yuan pamit untuk pulang. Wishnu ingin mengantarkan pulang, tapi Yuan tetap ingin pulang sendiri karena ia membawa mobil. Walau Wishnu bilang nanti dari rumah Yuan bisa pulang dengan kendaraan online, Yuan tetap menolak dan sangat merepotkan untuk Wishnu.

"Kalau sudah sampai rumah, kabarin ya," ucap Whisnu sekali lagi sebelum Yuan benar-benar pergi.

💫💫💫

💫💫💫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
YUAN DAN KISAHNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang