[II]

287 47 42
                                    

"Kamu tak apa? di sini dingin. Sayang jika kau sampai sakit."


----------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

Baca doang tapi enggak vote? RUGI DONG! 😵😵‍💫

Masih semangat puasa? hehe

[REV ver]

Entah mengapa, siang ini seolah seluruh mata memandang ke arahnya. Rosè tahu pasti, bahwa itu karena rumor yang beredar. Namun ia merasa tak lagi sanggup untuk meladeninya, ia hanya memilih tuk tutup mulut saja.

Sekarang ia memilih tuk duduk di bangku taman karena kelasnya juga baru saja selesai. Netranya memandangi jaket abu-abu yang kini ia bawa, sungguh ia bingung bagaimana cara ia bisa mengembalikan jaket ini kepada sang pemilik- apalagi setelah rumor yang beredar, ia yakin pria itu akan menghindar.

"Rosè! Sedang apa disini? " sapa seorang gadis berambut pendek, Lisa namanya.

"Aku... Sedang tidak melakukan apapun. " balasnya. Lisa hanya mengangguk paham, mungkin Rosè sedang tidak ingin ia ajak bicara- pikirnya.

Rosè jujur malas membahas pria bernama Eunwoo yang kemarin menabraknya, namun ia merasa bahwa ia perlu mengembalikan jaketnya segera. Entah mengapa ia yakin bahwa kali ini, mungkin Lisa dapat membantunya.

"Lisa?" sang empunya nama pun sontak menoleh,

"Ya? Kau perlu bantuan?"

"Kau kenal siapa itu kak Eunwoo?" sontak Lisa mendelik mendengarnya.

"Bukannya ia adalah kekasihmu?" Rosè menggeleng cepat.

"Tentu bukan! Aku bahkan tak pernah mendengar nama itu sebelumnya!" kilah Rosè cepat.

"Astaga! Gimana ceritanya ada mahasiswi yang tidak mengenal pria sempurna ituu?" pekik Lisa heboh.

"Tapi aku harus mengembalikan jaket miliknya. Itulah mengapa aku ingin tahu, dimana aku bisa menemuinya? " tutur Rosè. Lisa mengangguk paham sembari meneliti jaket yang ada di pangkuan Rosè.

"Jadi itu jaket miliknya?" Rosè kembali mengangguk-angguk.

"Dia anak kedokteran, lagi ngambil spesialis kalau tidak salah. Tapi tmi, usianya masih 24 tahun, lho!"

"Memang kenapa kalau dia mengambil spesialis di usia 24 tahun?"

"Itu tandanya ia pintar! Aduh! Sudah tampan, pintar, baik- nikmat mana lagi yang kau dustakan?" cerocos Lisa bersemangat.

"Nice info- tapi kamu bisa antar aku ke sana? Aku kurang familiar dengan fakultas kedokteran. "

"Itulah mengapa kau perlu lebih sering ikut nongkrong bersama kami! Tapi tak apa, yuk aku antar!" tawar Lisa.

Tired [Eunrosè]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang