.
.
.
[Sudah berapa lama dirikuw membiarkan kalian berdebu? Maaf ya..🥺🐤]
[Ini chapt pendek]
.
.
.
.Happy reading~ 📖
"Kamu bukan alien, jelas mana ada alien yang secantik kamu? Jangan ngaco deh!"
Rosè terdiam sembari memandangi dirinya melalui pantulan cermin, nampak tak begitu baik? wajahnya kian pucat, mata panda yang jelas terpampang, juga tatanan rambut yang entah mau dibawa kemana- Ia rasa ini bukan masanya.
Setelah pertemuannya dengan Eunwoo, 1 bulan yang lalu-
Ya, seperti yang kau duga. Rosè memilih menjauh dari pria yang begitu diidam-idamkan para mahasiswi itu. Ia selalu berlagak seolah tak pernah mengenal pria itu, hingga sebenarnya ia juga bingung- apa alasan ia memilih menghindar sebenarnya?
Sementara Eunwoo... Bagaimana bisa dia nampak baik-baik saja? Dia benar-benar pria aneh sepertinya.
Namun dibanding memikirkan orang yang belum tentu pula memikirkannya- masa bodo? buang-buang waktu saja!
Tepat seperti pagi hari Rosè pada umumnya- ia kini tengah duduk manis di bangku tunggu halte dekat asramanya. Dengan berbekal roti oles selai di tangan, ia memilih sarapan agar bisa minum obat paginya. Dia harus rajin minum obat agar tetap waras saat menghadiri pernikahan Jungkook, esok lusa. Yang benar saja? Mantan terindahnya sudah mampu move on-Ting!
Sontak saja atensi Rosè berpindah pada handphonenya yang berbunyi nyaring, dengan perlahan ia membuka handphonenya dan mendapati sebuah pesan masuk dari nomor yang tak ia kenal.
Rosè sontak saja menyengit heran, siapa orang ini- juga apa maksud pesannya? Foto profil yang digunakan juga tak menunjukan sang pengguna dengan jelas. Namun segera saja ia terkesiap, begitu mendapati bus yang ia nanti sudah nyaris berhenti. Rosè masuk perlahan begitu bus sudah membuka pintunya- namun atensinya seketika tertuju pada seorang pria yang duduk di tepi jendela, ia merasa tak asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tired [Eunrosè]
Fiksi Remaja[Eunwoo x Rosè] [on going] "I just feel... Tired. " Aku bingung akan pandangan orang tentang seorang yang tak begitu baik dalam hal mental. Entah mengapa mereka selalu memandang buruk, padahal aku berjuang setengah mati agar tak merasa ingin be...