Madame 'POV'Hari sudah mulai gelap, mengapa Layne tidak kunjung pulang? Aku mulai resah menunggunya sepanjang hari di kamarku. Padahal sebentar lagi makan malam sudah disiapkan. Tidak mungkin bila dia akan pulang besok pagi, karena dia sudah berjanji padaku untuk pulang malam ini. Hmm... daripada menunggu Layne yang tidak kunjung datang, aku akan melatih kemampuanku. Mungkin kalian belum mengerti. Aku dulunya adalah penyihir, namun kini kekuatanku sudah luntur karena aku pernah mempunyai anak. Ada sedikit penyesalan saat aku melahirkan anakku itu. Namun sekarang, semuanya sia-sia saja jika aku menyesalinya. Anakku sudah meninggal lama sekali, jadi aku hanya bisa meratapi nasibku yang buruk ini. Setiap malam tiba, aku selalu berlatih untuk mengembalikan sihirku sendiri di kamar, tidak hanya di kamarku tapi juga di ruangan khusus yang berada di kamarku. Sudah beberapa hari ini aku tidak berlatih, jadi malam ini adalah malam yang tepat untuk berlatih.
Aku menyembunyikan ini semua dari Layne, jika dia tahu kalau aku ini seorang penyihir, dia pasti tidak akan mau tinggal lagi di istanaku. Semua pengawal dan dayang sudah mengetahui kekuatan sihirku sejak aku masih kecil. Mereka sudah berada diatas sumpahku. Jika ada salah satu dari mereka yang memberitahu Layne bahwa aku ini adalah seorang penyihir, maka tidak segan aku akan menggantung mereka hidup-hidup.
Aku mencoba mengayunkan kedua tanganku ke atas. Telapak tanganku mengeluarkan cahaya oranye yang memudar, aku berusaha mengendalikannya agar cahayanya tidak terlalu terang. Dan berhasil, telapak tanganku sekarang mengeluarkan cahaya oranye yang sempurna. Aku sangat senang sekali bisa melakukannya. Kuturunkan tanganku dan warna cahaya itu berubah menjadi biru terang.
"Menakjubkan!" Aku bergumam sendiri dan memuji kemampuanku untuk yang kesekian kalinya.
Walaupun aku sudah tua, tetapi gairah sihirku masih melekat padaku. Namun, aku selalu mencemaskan Layne. Dia adalah anak manusia biasa dari keluarga yang sederhana dan diadopsi oleh Ratu penyihir sepertiku. Dia benar-benar tidak boleh mengetahui ini semua. Tapi disisi lain, aku ingin sekali menorehkan sedikit kemampuan sihirku padanya. Cahaya biru yang tadinya bersinar sangat terang, kini sudah meredup di telapak tanganku karena lamunanku.
Aku mulai berpikir sangat dalam. Apakah aku harus memberitahu Layne tentang semua kebenarannya? Namun, jika aku memberitahunya, bagaimana kalau ia tiba-tiba marah padaku dan lalu pergi meninggalkan istana ini? Oh Ya Tuhan, aku sangat depresi jika memikirkan hal itu. Mungkin suatu saat nanti aku akan mencoba memberitahu Layne kebenaran yang aku miliki. Bersabarlah Bonfamille! Kau akan mendapatkan buah yang manis jika selalu bersabar dan menunggu waktu yang tepat.
"Knock...knock...knock..."
Tiba-tiba saja aku kaget karena pintu kamarku diketuk oleh seseorang. Langsung saja aku mempersilahkan orang itu untuk masuk.
"Masuklah!"
"Maaf mengganggu istirahat Anda Madame, Nona Layne baru saja tiba, dan ia sekarang membersihkan diri untuk makan malam bersama." Oh ternyata itu Gloria, dan ia membawa kabar baik. Layne akhirnya sudah pulang.
"Oh baiklah kalau begitu, aku akan segera turun menemui yang lain di meja makan. Terima kasih, Glo." Setelah aku mengucapkan terima kasih, aku segera berdandan serapi mungkin untuk makan malam bersama. Yah, ini adalah hari pertama makan malam bersama Zalman dan anaknya. Kuharap dia tidak mengacaukan makan malam yang tenang.
****
Aku turun ke ruang makan untuk makan malam bersama. Saat aku menuruni tangga, aku melihat wajah Layne yang sepertinya sedang bersedih. Mungkin dia hanya kelelahan. Aku mencoba untuk menyapa semua yang sudah berada di ruang makan.
"Selamat malam semua, aku yakin kalian semua sudah lapar. Mari kita menyantap makan malam ini." Aku berusaha terlihat baik di depan semua orang, tapi yang merespon hanya Sherenna. Aku tidak mengerti padahal aku sudah bersusah payah untuk menyapa mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FantasyLayne Tryphena seorang gadis kecil yang tinggal bersama ibunya di desa kecil bernama Humbleburgh. Dia adalah gadis yang sangat lugu dan selalu bahagia bersama kedua sahabatnya yang selalu menemaninya. John dan Betty adalah sahabat Layne yang setia...