Layne 'POV'Kemana kau akan pergi Putri jelek?
Istana megah ini bukan tempatmu! Pergilah! Jangan pernah kembali!
Kau tidak seharusnya berada di sini!
Kau mengacaukan segalanya!
Dia milikku, Layne, jangan dekati dia lagi...
"Tidaaaakkk....!!!"
Hosh... hosh... hosh...
"Ya Tuhanku, mimpi buruk apa yang terjadi padaku? Ini semua hanya mimpi buruk! Mimpi buruk yang tidak akan pernah aku lewati!"
Ya Tuhan, kepalaku sangat berat sekali. Mimpi itu sangat mengerikan! Aku sudah tidak ingin kembali lagi ke istana itu, tidak akan pernah! Tapi, kenapa aku bisa tertidur di bawah pohon Pollories ini?
"Oh, astaga Tifa, sudah berapa lama aku tertidur di padang rumput ini? Maafkan aku, sudah membuatmu menunggu, ayo kita lanjutkan perjalanan menuju Desa Humbleburgh. Kau pasti akan senang bertemu dengan warga desa yang ramah disana."
Aku tersenyum pada kuda putihku, Amber, yah aku tahu di bukanlah manusia. Tapi, Tifa punya perasaan, dia tahu apa yang aku katakan padanya. Bagiku, Amber adalah kuda yang penurut dan baik.
"Hup! Baiklah Tifa, ayo kita jalan."
Aku memacu kendali dan kami pun melanjutkan perjalanan menuju Desa Humbleburgh. Mungkin desa itu tidak terlalu jauh dari padang rumput tempatku beristirahat tadi. Tapi, aku takut, jika kedatanganku di Desa Humbleburgh akan mengganggu warga disini. Andai saja aku tahu kemana aku akan pergi, namun tidak ada pilihan lain selain ke desa tempat lahirku ini.
Tak sampai 10 menit kami berjalan, aku sudah melihat keramaian di kejauhan. Itu pasti pasar desa Humbleburgh. Aku tersenyum tipis saat melihat banyak warga yang dulunya adalah tetanggaku. Entah mengapa saat melihat orang-orang ini, rasa penatku hilang begitu saja. Aku semakin tidak sabar untuk sampai di rumah John dan Betty.
Saat aku dan Tifa melintasi pasar, aku melihat ke sekeliling. Tak ada yang berubah, semuanya masih tetap sama seperti dulu, hanya saja banyak warga baru yang berjualan disini.
"Itu Putri Layne dari Kerajaan Ellpherton!"
Tiba-tiba saja dari arah belakang, aku mendengar seseorang meneriakkan namaku dengan lantang. Tentu saja aku sedikit terkejut saat semua orang menatapku yang masih terpaku dengan wajah bingung. Baiklah, sekarang apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku meminta maaf karena sudah mengganggu ketenangan desa ini?
"Ehm... hai semua... maaf aku sudah..."
Belum selesai aku berbicara di hadapan warga desa ini, mereka sudah membungkukkan badan yang tandanya mereka menghormatiku!
Astaga, jujur saja aku sangat terkesima melihat semua orang yang berada di pasar ini membungkukkan badan. Apa yang telah terjadi? Dimana tatapan dingin mereka yang dulu saat melihatku pertama kali datang ke desa ini? Tapi, aku bersyukur jika sekarang mereka sudah tidak bersikap dingin padaku. Itu artinya, aku sudah dianggap sebagai calon pemimpin mereka yang baru. Ah, tapi... sepertinya itu tidak mungkin terjadi.
Tanpa pikir panjang, aku langsung turun dari kendali kuda dan membaur dengan mereka semua.
"Hai semua, kalian tidak perlu melakukan itu untukku, dan terima kasih sudah menyambut kedatanganku yang secara tiba-tiba ini."
Aku menyapa semua warga disini dengan senyuman yang hangat.
"Putri Layne yang cantik, aku membawakan sekuntum mawar ini untukmu, maaf aku tidak bisa memberikan hadiah lain untukmu. Terimalah, Putri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
FantasyLayne Tryphena seorang gadis kecil yang tinggal bersama ibunya di desa kecil bernama Humbleburgh. Dia adalah gadis yang sangat lugu dan selalu bahagia bersama kedua sahabatnya yang selalu menemaninya. John dan Betty adalah sahabat Layne yang setia...