32. The Truth

6 0 0
                                    


Layne 'POV'

Tak ada yang berani membuka mulut satu pun, karena mereka tahu keadaanku yang menyedihkan membuat mereka tidak ingin membuka mulut untuk sementara. Aku bersumpah, jika Gloria dan Bastian mengajakku pulang ke istana busuk itu, maka aku akan mengutuk mereka semua. Aku tidak peduli seberapa sayang mereka padaku, aku hanya tidak ingin kembali lagi ke lubang yang sudah kubuat sendiri.

"Tuan Putri..."

Suara serak Bastian membuatku melirikkan mataku padanya, entahlah seakan suara panggilannya itu membuatku ingin melirik wajah rupawannya yang merasa iba padaku. Aku menunggu bibirnya untuk mengatakan sepatah kata lagi, tapi aku tidak ingin mendengar ajakannya untuk kembali ke istana suram itu, kumohon jangan, Bas.

"Kumohon dengan sangat, tenangkan lah dirimu dulu dan lalu Gloria akan menjelaskannya secara baik-baik padamu."

Tubuh Bastian yang tegap sudah berdiri di hadapanku hanya beberapa senti saja. Mata indahnya menatapku lekat-lekat dan tangan kekarnya memegang kedua pundakku dengan lembut. Aku sangat menginginkannya untuk memelukku sekarang juga. Aku butuh dada yang lembut dan bisa menenangkanku, mungkin seseorang yang ada di hadapanku ini lah jawabannya. Bastian, mengapa kau harus melakukan ini padaku?

"Bas, untuk apa kau mencariku?"

Mata kami saling bertemu dan aku tidak bisa menahan peluhku yang semakin menyembul di pelupuk mataku. Melihat Bastian dengan lembut membuatku ingin jatuh ke pelukannya, ya Tuhan kenapa jantungku berdegup kencang seperti ini?

"Karena, aku..."

"Putri Layne, kemarilah, duduklah di sampingku. Aku akan menceritakan semuanya, yaitu kebenaran yang sesungguhnya."

Kalimat Bastian yang aku tunggu selama ini harus tersekat oleh Gloria. Mungkin, yang terpenting sekarang adalah mendengarkan semua cerita dari Gloria. Entahlah, cerita apa yang akan disampaikan Gloria. Mungkin tentang ibuku? Ya, ibu kandungku, Penny Tryphena? Tidak. Tidak mungkin.

Aku duduk dengan tenang di samping Gloria. John dan Betty sepertinya juga ingin mendengarkan cerita dari Gloria.

"Apa yang ingin kau ceritakan, Glo?"

"Putri Layne, sebelum aku bercerita, kumohon jangan sampai kau dendam dengan siapapun dan kau juga harus bisa menerima semua keadaan ini. Oh iya, dan untuk kalian, John, Betty, Bastian, kalian juga harus bisa menjaga rahasia ini."

Menerima keadaan? Menjaga rahasia? Tak boleh dendam? Apa-apaan ini?

"Jadi, Putri Layne, sebenarnya ibu kandungmu bukanlah Penny Tryphena."

"Apa maksudmu?"

Aku, John dan Betty tentu saja shock dengan perkataan Gloria yang menurutku itu sangat menyakitkan. Apa yang dia maksud itu? Sungguh diluar dugaanku.

****

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang