~Zero Step~

24 2 1
                                    

Yoba Academy, sebuah Institusi Pendidikan yang terletak di salah satu kota di jepang, awalnya adalah sekolah khusus perempuan. Namun satu tahun yang lalu, kebijakan sekolah ini akhirnya membuat sekolah tersebut mulai menerima murid laki-laki. Sekolah ini sudah duluan terkenal karena para gadis yang membentuk sebuah grup musik yang dijuluki "DJ Unit". Tahun ini, aku mencoba peruntunganku dengan mendaftar ke Yoba Academy sebagai murid pindahan, berharap dapat menggantikan waktuku yang kusia-siakan selama di sekolah lamaku. Aku melihat pengumuman penerimaan online, aku lulus. Aku pun pindah ke tempat kerabat ku yang tinggal di distrik perbelanjaan dengan bayaran membantu mereka menjalankan Toko Kue.

Pagi itu, aku berjalan melewati gerbang Yoba Academy. Aku melihat sekeliling, banyak sekali siswi disana. Mungkin karena baru setahun dibuka untuk laki-laki, jadi tidak terlalu banyak siswa yang terlihat. Saat berdiri diam memandangi sekolah baruku, seorang gadis yang mengenakan Headphone menabrak ku dari belakang.

"Ah, maaf. Aku tidak melihat." Ucap gadis itu.
"Ah, tidak. Itu juga salahku karena malah diam disini. Kamu gak apa-apa?" Tanyaku.
"Aku baik-baik saja. Sekali lagi, maaf ya." Ucapnya sembari berjalan menuju gedung sekolah. Warna rambutnya unik, berwarna kuning hanya bagian belakang bawahnya saja.

Layaknya murid pindahan pada umumnya, aku memperkenalkan diri didepan kelas, tak ada yang spesial. Kesan pertama yang kuberikan tampaknya tidak berdampak apa-apa, mungkin mereka tidal tertarik dengan laki-laki seperti ku, atau hanya karena sudah tidak terkejut lagi dengan adanya anak laki-laki disekolah ini. Jam istirahat tiba, aku berjalan menuju kantin. Aku tidak masalah dengan arah karena aku mempunyai peta di Smartphone ku. Aku sudah mempunyai denah Yoba Academy, jadi tidak terlalu sulit untuk menemukan kantin.

Antrian lumayan panjang, aku memutuskan untuk tidak jadi membeli makanan di kantin dan berjalan kembali menuju kelas. Ditengah perjalanan, aku melihat sebuah poster.

Happy Around! Special Anniversary Performance: "Admission of male students to Yoba Academy".

"Jadi hari ini ada penampilan Happy Around ya?" Pikirku. Aku sangat menyukai lagu-lagu yang dibawakan Happy Around, Salah satu DJ Unit di Akademi. Meski tidak pernah melihat penampilan mereka secara langsung, aku sangat menyukai musik mereka. "Mungkin aku harus coba melihat mereka secara langsung" Pikirku. Aku kemudian mengurungkan niatku untuk kembali ke kelas dan berjalan menuju ke Rooftop untuk menghirup udara segar.

Angin sepoi-sepoi meniup kearahku setibanya di Rooftop. Rasa tenang seketika menghampiri, membuat tubuhku menjadi rileks. Ku melihat gadis sama yang menabrakku tadi pagi. "apa yang dia lakukan disana?" Pikirku. Aku kemudian menghampirinya, wajah penuh akan kekhawatiran.

"Kau... Tidak apa-apa?" Ucapku dengan suara pelan, takut akan mengejutkannya.
"Eh? Kau siswa yang tadi pagi kan?" Tanya nya sembari menoleh ke arahku.
"Benar, itu aku. Kau terlihat khawatir, ada sesuatu dipikiranmu?" Tanyaku.
"Tidak, hanya saja aku dan teman-temanku akan ada penampilan siang ini. Ini pertama kalinya kami tampil didepan siswa laki-laki Yoba Academy, jadi aku sangat khawatir." Jawabnya.

Mungkin dia adalah anggota Happy Around?
"Apakah kau anggota Happy Around?" Tanyaku.
Dia menganggguk, "Benar aku adalah DJ Happy Around."
"Apakah kau... DJ Mash?" Tanyaku.
"Benar. Ada apa?" Tanya nya.
"Tidak, aku hanya terkejut. Aku sangat menyukai musik-musik kalian, jadi aku cukup senang bertemu dengan orang dibalik lagu-lagu Happy Around." Jawabku dengan nada bahagia, meski wajahku tidak menunjukkan demikian.
"Benarkah? Tapi kenapa kau tidak mengenaliku jika kau suka Happy Around? Mohon maaf jika terdengar sombong, aku hanya penasaran." Tanya nya.
"Aku jarang melihat penampilan panggung kalian, tapi aku suka mendengarkan musik kalian secara online." Jawabku.
"Begitu... Aku merasa senang, terimakasih." Ucapnya sembari tersenyum.

Senyuman DJ Mash entah kenapa terasa begitu hangat di dadaku, begitu indah dan menawan. Untung saja aku mampu menjaga ekspresi ku, jadi aku tidak perlu khawatir.

"Menurut ku, kalian cukup beraksi seperti biasa. Jika dengan musik kalian selama ini bisa memikat orang seperti ku, maka aku yakin tidak akan ada masalah dengan penampilan kalian hari ini." Ucapku.
Seketika aku mengatakannya, senyum terukir kembali diwajahnya. Membuat hatiku berdegup sedikt kencang.
"Kurasa kau benar, aku terlalu memusingkan segala hal. Terimakasih... Anu..." Ucap nya kebingungan.
"Aku Izumu Endou. Salam kenal." Ucapku.
"Aku Akashi Maho, salam kenal juga." Balasnya.

Sembari berdiri dari duduknya, Maho berkata kepadaku.
"Terimakasih atas kata-katamu, Izumu-kun. Aku merasa jauh lebih baik sekarang." Ucapnya sembari berlari menuju pintu.
"Jangan lupa untuk datang ke penampilan kami ya!" Serunya sembari kembali masuk kedalam sekolah, tanpa memberikan ku kesempatan untuk menjawab.

Aku memasuki aula musik 4, memakai gelang bercahaya dan menunggu penampilan mereka. Disekelilingku terlihat lumayan banyak siswa laki-laki, mungkin karena penampilan ini dimaksudkan untuk mereka. Mereka naik keatas panggung dan memulai acara.

"Semuanya! Sudah siap untuk hari ini!?" Ucap seorang gading dengan rambut emas, mendengar suaranya mungkin dia adalah Rinku, semakin jelas setelah penonton lain meneriakkan namanya.

"Apakah masih bersemangat?" Ucap gadis berambut hitam, penonton menyerukan namanya, Rei.

"Udah siap dibuat terpesona dengan keimutan ku!?" Seru gadis dengan Twintail dan Bando kelinci. Aku tahu kalau itu Muni, terdengar dari suaranya.

"DJ Mash in the house! Mari kita mulai!" Seru Maho yang membuat semua orang bersemangat.

"Langsung ke lagu pertama! Ini dia, 'Make My Style'." Lampu redup sebelum kemudian menyala kembali saat lagu dinyanyikan, visualisasi nya juga lumayan bagus. Aku terpana dengan penampilan mereka, sangat berbeda dengan yabg biasanya aku dengar secara online. Lagu selesai, mereka jeda sebentar sembari berbicara diatas panggung. Disaat member lain sedang membawa acara, aku melihat ke arah Maho. Secara mengejutkan, Mata kami bertemu. Mata kami saling terkunci, tak lepas menatap satu sama lain. Dia tersenyum sambil melambaikan tangannya padaku, sebelum kemudian kembali dengan perangkat DJ nya dan mulai memutar musik lagi. Aku hanya bisa tersenyum, hatiku terasa hangat. Aku merasa senang. Aku menikmati penampilan mereka hingga akhir.

Beritahu jika ada yang perlu ditingkatkan!
Thank you for reading!

D4DJ: Stewed Mix (Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang