"Tolong! Ada yang ketabrak!"
"Heh! Anak siapa nih! Tolong!"
"Astaga!"
"Hubungi keluarga nya!"
"Astaghfirullah! Anak siapa ini?! Mana orang tuanya?!"...
Sakit... Kepalaku... Darah... Pusing... Aku...
..."4R!$?!"
Mataku terbelalak, rasa takut membarengi diriku yang bangun dari tidur. Keringat dingin mengucur dari kulit ku bersamaan dengan perasaan tidak nyaman yang menahan pikiranku. Sudah dua kali aku memimpikan hal yang sama sejak hari itu, hari dimana aku mengajak Maho untuk pergi berkencan. Aku bermimpi terbaring di tepi jalan, dikelilingi orang-orang yang berteriak meminta tolong sementara aku tak dapat berkata apa-apa. Pandangan ku buram, hanya ada warna merah yang kulihat disampingku. Dan yang paling tak dapat aku lupakan, suara gadis yang khawatir sembari menyebut sebuah nama. Aku tidak tahu nama siapa yang dia sebut, namun rasanya tak asing. Ini kali kedua aku memimpikannya, membuat ku merasa aneh sekaligus bingung. Aku memutuskan untuk tidak menghiraukan nya dan bersiap siap untuk pergi sekolah.
"Minta saran buat kencan?" Tanya Faru saat makan siang bersama, bingung kenapa aku meminta nasehatnya untuk kencanku dengan Maho.
"Hanya kau yang kupercaya bisa membantuku. Bukannya kau punya banyak pengalaman dengan perempuan?" Tanyaku.
"Eh, mulut siapa itu?! Enak saja bilang aku punya pengalaman seperti itu! Aku melihat Oshi baruku dari jauh saja sudah tidak berani, apalagi punya pengalaman dengan perempuan." Jawabnya. Faru akhir-akhir ini menyukai unit Photon Maiden sama seperti Rado, namun dia lebih mengidolakan Izumo Saki.
"Hah... Lalu, aku harus bertanya ke siapa?" Tanyaku sembari menghela nafas.
"Menurutku Senpai, kau tidak harus memikirkannya sejauh itu. Dia mau menerima ajakanmu saja sudah beruntung, jangan ambil pusing." Jawabnya."JUSTRU KARENA ITU! Aku harus bisa menyiapkan yang terbaik agar dia tidak menyesal telah menerima ajakanku!" Seruku.
"Kenapa gak tanya teman-temannya aja? Aku yakin Akashi-senpai sudah memberitahu teman-temannya tentang kencan ini, jadi aku lebih baik jika menanyakannya saja." Ujar Faru.
"Mungkin..." Aku merasa itu cukup masuk akal. Aku mungkin akan bertanya pada anggota Hapoy Around lain.
"Maho-chan? Maho-chan sangat suka musik, jadi mungkin konser DJ? Dan juga selamat ya! Aku mendukungmu!" Saran dari Rinku, penuh dengan dukungan.
"Maho? Dia suka olahraga, membawanya pergi berolahraga mungkin hal yang tepat. Dan juga, bagaimana bisa kau mengajaknya berkencan?" Saran dari Muni, walau dibarengi dengan sedikit interogasi.
"Maho-san? Dia bisa Memasak, berkencan ditempat yang menyediakan makanan enak mungkin adalah pilihan yang tepat. Saya juga merasa salut dengan anda yang dapat mengajak Maho-san berkencan. Saya harap anda dapat menjaga Teman kami dengan baik." Saran dari Rei, rasanya omongannya terlalu berat...
Semua saran itu membuat kepalaku sedikit memanas, seolah CPU ku overheat. Aku bersandar didekat jendela sambil memikirkan kencanku. Apakah aku sanggup untuk kencan dengan Maho? Kenapa dia mau menerimaku? Sebenarnya bagaimana dia memandangku. Aku benar-benar cemas dan bingung, tak tau harus bagaimana. Apakah keputusanku mengajaknya ini salah? Kalimat itu terus terngiang-ngiang di kepalaku. Saat sedang berfikir, aku sadar Maho dan seorang gadis berambut cokelat sedang berada tepat diluar dekat jendela tempat aku berdiri, jadi aku memutuskan untuk bersembunyi. Kenapa bersembunyi juga aku tidak paham. Mereka mulai berbincang dan aku menguping nya, aku tidak dapat melihat mereka. Aku tahu ini salah tapi aku penasaran.
"Jadi, hal apa yang ingin kau bicarakan, Maho-san?" Suaranya tidak familiar bagiku, jadi mungkin ini gadis berambut cokelat.
"Kurasa agak sulit untuk membicarakan hal ini, kurasa juga ini bukan hal yang dapat ku bicarakan sembarangan. Tapi kamu itu terlihat dewasa, Kyoko. Jadi kupikir bisa membicarakan tentang hal ini." Ucap Maho. Kyoko? Dari Peaky P-Key?
KAMU SEDANG MEMBACA
D4DJ: Stewed Mix (Fanfiction)
FanfictionYoba Academy, sebuah Institusi Pendidikan yang terletak di salah satu kota di jepang, awalnya adalah sekolah khusus perempuan. Namun satu tahun yang lalu, kebijakan sekolah ini akhirnya membuat sekolah tersebut mulai menerima murid laki-laki. Sekola...