Jangan lupa votment ya,suara kalian berharga banget buat aku...buat semangat update nya juga and just call me "Na"
Ohh iya by the way..aku juga buat ver AU nya di tiktok aku, boleh dilihat kalau mau (tp aku Hiatus dulu yang AU ny krn mau fokus naskah disini dulu)...di sini ver lebih jelas narasi nya dan lebih jelas keterangan naskahnya.
semoga suka🫶🏻Respon kalian di book ini bakal bantu aku banget,makasih buat yang ngerti soal ini..jangan lupa tinggalin jejak vote dan komen readers-readers ku🫶🏻
.
.
.Lagi-lagi haruskan ia mengalah, lagi-lagi ia dipaksa sempurna oleh keluarga nya, lagi-lagi ia diasingkan oleh keluarga nya sendiri, kadang ia bertanya-tanya didalam hatinya, apakah benar ia anak ayah dan bundanya?
Gadis itu menatap ke arah meja makan dengan tatapan sendunya, ia hanya boleh makan jika semua keluarga sudah selesaikan dengan acara makan mereka. Malam ini seharusnya jadi malam bahagianya, seharusnya malam ini jadi malam dimana ia dirayakan oleh keluarga nya, malam ini seharusnya ia duduk ditengah-tengah ayah dan bundanya merayakan ulang tahun nya yang ke 16 tahun bersama yang lainnya, seharusnya dan seharusnya
Perlahan ia menaiki anak tangga menuju kamarnya, tidak ada gunanya ia berdiri hampir 1 jam dibawah sana karena tidak ada yang peduli dengan kehadiran nya. Ia mengunci pintu kamarnya lalu mematikan lampu kamar nya agar ia bisa puas menangis di keheningan malam yang selalu menyapanya. Gadis itu Anathaveira Isabel Maltharia, gadis kelahiran 11 April itu hanya bisa merayakan ulang tahun nya dengan air mata di keheningan malam.
🐳🐳🐳
Hazen menatap sendu punggung adiknya yang perlahan mulai hilang dari pandangan nya, sekejam ini kah keluarga nya yang tidak mengharapkan kehadiran adik kecilnya?. Hazen menghembus nafasnya perlahan, seharusnya malam ini menjadi malam yang bahagia bagi adiknya, seharusnya adiknya merayakan ulang tahun nya dengan keluarga nya, Hazen sangat ingin memberikan nya kejutan, hanya saja Hazen tidak seberani itu untuk menunjukkan kasih sayang kepada adiknya secara terang-terangan, ia hanya takut karena tindakan nya, adik kecilnya akan semakin dibenci oleh keluarga nya.
"Sayang kamu kenapa melamun terus? kamu lupa kamu ga boleh banyak pikiran sayang"ucap Hazel, sang bunda sembari mengelus kepala Hazel dengan sayang
"Eeee itu bun, Aa gapapa bunda tenang aja"balasnya dengan senyum manisnya
"Mikirin apa sih Zen?"tanya Zidan
"Lo mikirin si beban itu lagi?"sambung Raden dengan gamblang
"Ren..."
"Kenapa? marah lo? kan kenyataannya dia emang beban doang, nyusahin aja jadi manusia"sela Zidan
"Sekali aja ayo turuti kemauan Hazen, kalian mau?"tanya Hazen menatap sendu saudara-saudaranya juga ayah dan bundanya
"Apa itu a'? bakal kita usahain kemauan nya Aa biar terwujud"tanya Raden, Ayah mereka
"Diulang tahun Vei yang ke-17 nanti harus kita rayain sama-sama ya...Hazen mohon sama kalian, cukup hari ini, tahun ini dan tahun-tahun yang lalunya aja kita lupain kehadiran Vei, Vei cuma gadis kecil yang ga tau apa-apa"pintanya
"Tapi-"
"Bentar Ka, gue masih mau ngomong"sela Hazen menatap tajam Azka, Hazen benar-benar tidak suka ada yang menyela ucapan nya
KAMU SEDANG MEMBACA
DLRI
General FictionDLRI-Dimanakah Letak Rumah Itu? "Hidup namun seperti mati"-Anathaveira aku hidup dilingkungan keluarga yang tidak mau menerima kehadiran ku, kata mereka aku harus bisa seperti abang-abangku, tapi nyatanya mereka lupa bahwa merekalah yang membuat ku...