00.03

3 1 0
                                    

"Jangankan di lupakan, tidak dianggap saja benar-benar membuat luka yang tak kunjung reda rasa sakit nya"
ai_zoraa

.
.
.

Keesokan paginya seperti biasa, setelah ia bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah nya. Sebelum ia berangkat terlebih dahulu ia akan memasak untuk sarapan pagi keluarga nya, bahkan rumah juga sudah bersih dan rapi karena Veira membersihkan nya pagi-pagi sekali agar tidak terlambat pergi ke sekolah

Sebenarnya alasan Veira memasak dikarenakan bunda nya yang ikut ayah nya pergi ke luar kota, setidaknya ada Veira yang membantu mengurangi ke khawatiran bundanya tentang abang-abang nya yang bundanya tinggal dalam 3 hari kedepan nantinya, itu pun jika tidak ada kendala dan pulang secara tiba-tiba karena hal sepele

Saat ia tengah asik memasak sarapan untuk abang-abang nya, suara seseorang memanggil dirinya membuat nya langsung menoleh kebelakang, dan ternyata itu Zidan abang keduanya yang tengah menatap nya dengan wajah datarnya tidak tau karena apa

"Vei?"

Veira menoleh sembari tersenyum hangat namun dibalas tatapan datar dari abangnya "Abang uda bangun? tunggu sebentar ya Vei lagi masak"

Zidan memutarkan bola mata nya dengan malas "Gak ada yang nyuruh lo masak"balas nya sinis

"Gapapa Vei lagi pengen masak aja, abang tunggu ya"pintanya dengan lembut

"Ck terserah"kesalnya sembari meminum susu hangat yang sudah ada di atas meja makan

Setelah masakannya siap ia langsung meletakkan nya di atas piring lalu ia tata rapi di atas meja, Zidan hanya memperhatikan adiknya yang tengah menata makanan di depannya dengan wajah datarnya

"Tumben lo masak, caper lo?"sinis Rendy yang tiba-tiba datang dan langsung duduk di samping Zidan

"Engga kak, Vei lagi pengen masak aja, kalian makan ya"balasnya lalu pergi ke dapur kembali untuk membereskan kekacauan karna memasak tadi

"Siapa yang masak? bukannya bunda sama ayah lagi ke luar kota tadi malam?"tanya Azka yang baru saja duduk dihadapan Zidan

"Vei ya yang masak?"tanya Hazen yang baru saja bergabung dengan yang lainnya dan kemudian duduk samping Azka

"Hmm"baals Zidan dengan gumanan dan sibuk memakan masakan adiknya

"Mirip banget sama masakan bunda"batin Zidan menatap kosong masakan yang ada di hadapan nya

"Vei lain kali jangan gini ya, pasti kamu sedih karna ucapan abang-abang kamu, Aa ga suka lihat kamu sedih Vei, bahkan mereka makan dengan tenang tanpa ngucapin rasa terimakasih mereka sama kamu karna uda masak pagi ini"batin Hazen sembari menatap wajah ketiga saudara-saudaranya

"Trus dia kemana?"tanya Azka

"Gak tau gue, ga penting"balas Zidan

"Btw bunda sama ayah pergi kapan? kok gue ga tau?"tanya Hazen

"Tengah malam Zen, ayah ga sempat pamit langsung, gua aja baru tau tadi pagi karna di chat sama ayah"balas Rendy

"Ohh gitu"balas Hazen

"Gue mau nanya deh"ujar Zidan

"Apaan?"balas Azka

"Kalau misalnya bunda bawa anak dari panti kalian setuju gak?"tanya Zidan dengan tatapan kosongnya

"Hah? emang bunda ada ngomong begitu sama lo?"tanya Rendy menghentikan sarapan paginya lalu menatap Zidan dengan pandangan bertanya-tanya

"Jawab dulu makannya pertanyaan gue tadi"kesal Zidan

DLRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang