"Mau sebanyak apa pun teman kita yang perduli bahkan sayang sama kita, kalau uda masalah kasih sayang keluarga maka yang lainnya akan kalah. Aku hanya anak yang memeluk lukanya sendiri dengan jiwa yang sudah mati namun ragaku masih utuh tak tersentuh"
ai_zoraa
.
.
._skip di sekolah Veira
Selama di kelas Veira mendadak lebih pendiam dari biasanya, bahkan teman-teman yang lainnya sudah lelah mengajaknya berbicara namun hanya tatapan kosongnya yang ia berikan. bibirnya enggap terbuka untuk menjawab satu katapun dari pertanyaan teman-teman nya
Veira bahkan betah mengatupkan bibirnya hingga bel istirahat berbunyi, ia bahkan melewatkan jam istirahat nya karna ia sedang ingin sendirian dan untungnya sahabat-sahabat nya memaklumi hal itu
Selepas kepergian sahabat-sahabat nya ke kantin, Veira memutuskan berjalan-jalan sebentar ke taman atau kemana saja asalkan ia tidak berada di kelas nya, ia sengaja menghabiskan waktu sendiri nya dengan menyusuri lorong kelas-kelas yang berada di SMA nya
"Eh Vei tumben lo sendirian aja?"ucap Dika yang tiba-tiba saja sudah ada disampingnya
"Ah itu...aku lagi pengen sendiri aja Dik, kamu ngapain disini?"tanya Veira
"Mau ke perpustakaan tadi, eh taunya pas-pasan sama lo tapi lo kenapa melamun mulu? ga takut nabrak tiang?"tanya Dika dengan candaan
"Gak mungkin lah sampai nabrak tiang gitu, enggak ya mana ada aku melamun"balasnya
"Huh mata lo ga bisa bohong Vei..lagi- eh Vei lo mimisan"
Panik? jelas Vei panik!
Mendengar ucapan Dika membuat Veira sangat panik dan langsung pergi meninggalkan Dika seorang diri di sana dengar berbagai macam pertanyaan di otaknya
Veira langsung menuju toilet untuk membersihkan darah yang mengalir deras di hidungnya, kepalanya juga sangat pusing. sebenarnya Veira sudah menyadari hal ini dari satu bulan yang lalu, namun Veira hanya berasumsi bahwa ia hanya kelelahan saja makannya sampai mimisan seperti ini
Setelah darahnya berhenti mengalir ia menatap dirinya sendiri di pantulan cermin toilet sekolahnya. Banyak keanehan di tubuh nya bahkan wajahnya
"Kayaknya kemarin gak se tirus ini wajah aku, apa karna kurang makan ya? tapi kayak enggak deh trus bibir aku kenapa pucat banget ya? aku ga sakit kan?"gumannya menatap heran pantulan dirinya sendiri dari cermin
"Ah uda deh gapapa ini, ga usah panik Vei"gumannya pada dirinya sendiri
Saat Veira membuka pintu toilet nya tiba-tiba saja tubuhnya diguyur oleh air bekas kain pel, membuat dirinya basah kuyup dan lalu menatap ke arah pelaku yang selama ini benar-benar mengganggu hidup Veira, padahal ia tidak pernah mengganggu kehidupan anak kelas sebelah ini
"Maksud kamu apaan sih?"kesal Veira menatap Aliyah yang berdiri dengan angkuh didepannya
Aliyah perlahan mendekat ke arah Veira membuat Veira terpojok didalam sana
"Maksud gue ga ada apa-apa tuh, tapi lo bener-bener nguji kesabaran gue"sinisnya sembari menarik kasar rambut Veira membuat Veira merintih menahan sakit di kepalanya bahkan tubuhnya juga mulai menggigil karna pada awalnya Vei memang sedang tidak enak badan
KAMU SEDANG MEMBACA
DLRI
General FictionDLRI-Dimanakah Letak Rumah Itu? "Hidup namun seperti mati"-Anathaveira aku hidup dilingkungan keluarga yang tidak mau menerima kehadiran ku, kata mereka aku harus bisa seperti abang-abangku, tapi nyatanya mereka lupa bahwa merekalah yang membuat ku...