Énigme : Le Voleur de Mémoire.

Bab 8 : Mysteria Nocturna

Rene menghidupkan mesin mobil van mereka, membiarkan mesinnya berderu dengan suara rendah yang memenuhi ruangan. Dia merasakan detak jantungnya mempercepat, menantang adrenalinnya untuk bertindak cepat dalam situasi yang genting ini.

Sementara itu, gerbang utama Château d'Art perlahan mulai tertutup, memberikan mereka waktu yang semakin sedikit untuk keluar dari tempat tersebut. Tidak ada pilihan lain bagi mereka selain menerobos gerbang itu sebelum tertutup sepenuhnya. Setiap detik sangat berharga, dan kegagalan tidak akan menjadi pilihan.

Dengan perasaan yang tegang namun fokus, Rene menginjak pedal gas dengan tegas, memacu mobil van mereka maju menuju gerbang. Suara mesin yang semakin keras bergema di dalam van, mencerminkan ketegangan yang dirasakan oleh semua penumpang di dalamnya.

Mereka melihat gerbang semakin mendekat, semakin dekat, hingga akhirnya mereka hanya berjarak beberapa meter saja. Tidak ada ruang untuk ragu atau mundur. Dengan keberanian dan keputusan yang cepat, Rene mendorong mobil van mereka dengan kecepatan penuh, menerobos gerbang utama Château d'Art tepat sebelum gerbang itu menutup dengan rapat.

Dalam sekejap, mereka berhasil melewati rintangan terakhir menuju kebebasan, keluar dari perangkap yang mengancam mereka sebelumnya. Napas lega terdengar di dalam van, namun mereka menyadari bahwa petualangan mereka belum berakhir. Mereka harus tetap waspada dan berhati-hati dalam menghadapi segala kemungkinan yang mungkin terjadi di depan.

Enigme duduk di kursi pengemudi dengan senyum lebar yang sulit dia tahan. Matanya berbinar-binar penuh kegembiraan, dan bibirnya terangkat dalam senyuman penuh kemenangan. Dia merasakan denyut kegembiraan yang memenuhi setiap serat tubuhnya, sebuah kepuasan yang tak terlukiskan setelah berhasil mencuri lukisan yang mereka incar.

Dengan sikap yang santai namun penuh kepuasan, Enigme menoleh ke arah rekan-rekannya yang duduk di belakang. Dia mengangkat alisnya dengan penuh kebanggaan, sebagai tanda keberhasilan dan keberanian mereka dalam menghadapi tantangan besar.

Rene duduk di sebelahnya, senyumnya ikut merona dalam sorot mata yang penuh fokus. Wajahnya yang maskulin terpancar dengan ekspresi lega, namun juga penuh dengan ketegasan dalam setiap gerakannya. Dia memperhatikan pemandangan di luar jendela dengan pandangan yang tajam, seperti menikmati momen kemenangan mereka dengan perasaan bangga yang tidak terbantahkan.

Di belakang mereka, Lea tenggelam dalam pekerjaannya, sibuk dengan peralatan retas dan gadgetnya. Meskipun tidak menunjukkan ekspresi eksternal yang sama dengan rekan-rekannya, kepuasan dalam dirinya tercermin melalui kerja keras dan fokusnya. Wajahnya yang tajam dan penuh perhatian, bercahaya dalam cahaya layar monitor yang menyala.

Rene tetap fokus pada jalanan di depan, meskipun suasana kegembiraan melanda di dalam van. Dia menahan diri dari terlalu larut dalam kemenangan, mengingatkan timnya bahwa situasi masih bisa berubah dengan cepat.

"Dengar, kita semua senang dengan hasilnya, tapi kita tidak boleh terlena," ujarnya dengan suara serius. "Polisi bisa saja segera melacak kita, jadi kita harus tetap waspada dan siap untuk bertindak jika terjadi masalah."

Lea segera mengangkat suaranya di tengah kekhawatiran yang melingkupi van. "Kita perlu mencari tempat persembunyian untuk sementara waktu," ujarnya dengan cepat. "Kita harus merubah penyamaran van, termasuk stiker dan plat mobil. Aku juga sudah mengurus agar polisi tidak bisa melacak kita, jadi kita punya sedikit waktu untuk melakukan semua ini."

"Jangan hanya memerintah, Lea," ujar Rene sembari memasang plat pengganti.

Namun, Lea dengan nada sarkastik membalas, "Oh, tentu saja, aku hanya akan duduk-duduk di sini dan menonton monitor tanpa melakukan apa pun, sementara radar keberadaan polisi mulai bermunculan." Sedangkan Enigme yang sibuk menempelkan stiker, hanya tertawa kecil, menambahkan suasana yang sedikit lebih santai di tengah tegangnya situasi.