Ep.3

235 16 0
                                    










Happy reading









Mungkin orang mengira menjadi model hanya perkara mempunyai wajah yg cantik dan badan yg bagus, Namun sial nya mereka tidak tahu tentang betapa sulit berjalan di catwalk dengan kilauan cahaya kamera yg tak lepas dari mata sedetik pun serta menyempurnakan ekspresi ketika di sesi foto agar terlihat sempurna—bahkan tak jarang ia harus mengulang beberapa kali sesi foto untuk mendapatkan angle yg cantik dan memukau.

"Gimana acara mertua lu kemaren? Pasti yg dateng crazy rich semua yak" celetuk diana

"Yah gimana lu kan tau sendiri sekaya apa mertua gua kan? Jadi gak bisa di raguin lagi kalo tamu tamu nya crazy rich"

Diana menganguk setuju, karena pernah satu kesempatan ia menemani seza menemui mertua nya itu, mata nya bahkan tak bisa lepas dari berlian berlian yg menempel di tangan mertua bos nya itu.

"Oh yah adrian udah ngabarin lu belum?" Tanya seza menatap penasaran kearah asisten nya. Karena semenjak 2 hari yg lalu ia tak mendapat kabar apapun dari sang pacar yg membuat nya sedikit khawatir.

"Dapet cewe baru kali di thailand za" ucap diana asal yang lansung mendapat pelototan dari sang bos.

"Ck Dia disana kerja na, jadi please jangan nuduh pacar gua macem-macem deh"

Tepat sebulan lalu adrian—pacar nya itu berpamitan pada nya untuk mengikuti pertandingan balap yg di adakan di thailand. Adrian menjadi salah satu perwakilan dari indonesia—yg tentunya membuat dirinya sangat bangga terhadap pacar nya itu.

Bagaimana tidak? Selain ganteng, prestasi adrian dalam dunia balap bukan main main. Sudah banyak kejuaraan yg diraih oleh pacar nya itu.

"Inget suami bu" tegur diana mengingatkan status nya sekarang.

Seza memutar mata nya malas—ia sedikit kesal ketika diingatkan tentang status nya itu.

"Dia aja kemaren abis pelukan sama pacar nya"

Pernyataan seza sontak membuat diana yg sedang meminum minuman nya itu tersedak.

"Yang bener lu za?" Seza mengangguk malas

"Kok lu biasa aja sih? Lu gak tampat tuh cewe za?"

"Buat apa? Nambah kerjaan banget"

Diana menganga tak percaya—bisa bisanya bos nya itu tenang tenang saja ketika melihat suami nya memeluk wanita lain. Jika saja ia di posisi itu sudah pasti ia akan membakar waniat itu.

"Uda deh mending lu telpon surya buat anter balik gua, sial banget tuh mobil harga nya doang mahal tapi sering mogok" gerutu seza mengingat mobil nya yg sudah dua hari ini berada di bengkel.

Yang diangguki oleh diana "kata sih surya, dia udah di parkiran za" Syukurlah, seza pun segera membereskan tas make up kemudian berjalan keluar menuju parkiran.

•••

Seza terperanjat ketika melihat kedatangan abi"Loh tumben pulang cepet mas?" Abi menatap seza sebentar kemudian melangkah masuk ke kamar nya.

"Setidaknya jawab dulu kek baru masuk ck" decak seza menatap kesal kearah pintu kamar abi yg sudah tertutup.

Seza melanjutkan langkah nya ke dapur. Entah mengapa tiba tiba perut nya ini ingin diisi dengan semangkuk mie rebus. Membuka laci yg biasa nya menjadi tempat mie instan.

"Ck pake kosong segala lagi" menutup laci dengan sedikit kesal. Bisa bisanya persediaan mie nya abis disaat ia begitu ingin memakan mie tsb.

Ia pun memilih mendudukan dirinya di kursi makan dengan segelas air putih di tangan nya.

"Makan apa yah?" Gumam nya sembari melihat aplikasi pemesan makanan.

"Kulkas kosong" ujar abi yg tiba tiba duduk disamping nya.

"Yah terus?"

"Kamu tidak belanja?"

Seza mengendikkan bahu "aku sibuk"

"Saya juga sibuk" ujar abi seraya memberikan tatapan menuntut pada seza.

"Yah terus?" Abi membuang nafasnya kasar sembari mengeluarkan kartu atm nya "ini buat Belanja besok"

Seza menatap protes kearah abi "Ck gak bisa. Besok jadwal ku penuh"

"Saya tidak Terima alasan apapun. Pokoknya besok kulkas sudah harus terisi" Titah abi seenak jidat yg membuat seza menggeram.

"Apasih kan aku udah bilang besok aku sibuk bi! "

Abi mengendikkan bahu nya kemudian mendudukan dirinya tepat di depan seza " Saya gak Terima penolakan apapun"

Seza menatap sinis kearah abi, setelah sebulan lebih menjalani hidup bersama sosok abi ia baru mengetahui jika abi memiliki sifat otoriter tingkat dewa.

Seperti sekarang, lihatlah padahal ia sudah mengatakan bahwa ia memiliki kesibukan besok, tetapi abi dengan keras kepala nya terus memaksa.

" Aku juga gak mau Terima perintah apapun " Tantang seza

Abi mengangguk singkat seraya membuka HP nya "bukan nya kemarin kamu meminta ini? " Ucap abi menyodorkan foto tas yg ia kirim kan 2 hari yg lalu.

Mata seza membola sempurna, ia baru ingat perihal tas impian nya itu. Walaupun rumah tangga nya dengan abi tidak seperti rumah tangga pada umum nya namun perihal nafkah, tentu saja seza tetap menuntut nya. Ayolah seza tak ingin munafik, Punya suami dengan kekayaan yg melimpah, sayang jika lewatkan bukan? Terlebih lagi harga tas impian nya ini seharga satu tahun gaji nya. Daripada ia harus susah susah mengorek tabungan nya yg tidak seberapa itu mending ia minta pada suami kaya raya nya itu.

"Jangan bilang kamu lagi ngancem aku? " Abi mengendikkan bahu cuek.

" abian sialan "—umpat nya dalam hati.

" Gak bisa gitu dong bi, gak fair nama nya " Protes seza keras

"Terserah"

"Pilihan ada di tangan mu" Seza berdecak keras, jika buka perihal tas impian nya itu ia tidak akan seperti ini. Abi juga mengapa harus segala mengancam nya sih? Ah soal ia tak punya pilihan lagi selain menuruti titah dari sosok abian.

Menghela nafas pasrah " Ok fine, besok aku yg belanja"

"Puas kamu bi hah"

"Sangat puas" Singkat abi dengan senyum iblis nya.










See u soon ==>









Let's Divorce!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang