"Titik Balik Matahari"
■■■■■■
■■■■ x ReaderA/n :
Sebenarnya judul pertamanya itu "Kancing" gara2 terburu-buru ngumpul entry 🙂 tapi yowes... ini versi yang diperbaikin dan diatas 1k kata, tambah misc & draf lainnya 11k kata. Kemudian untuk sementara w hapus kredit sama w sensor nama karakternya, karena alasan di bab sebelumnya (pada akhirnya ini disebut untuk kenyamanan diri sendiri). Jujur juga masih kentara banget kepribadian mereka, w cuma ganti nama mereka.A/n 2 :
Warning pemikiran bunuh diri, implikasi self-harm. Google translate writing style, cringe worth⚠️ read at your own risk bby ;DA/n 3 :
Buat u yg penasaran buat kreditnya ... dm w, but ingat, w udah kasih peringatan & bagi u yang sudah tau, saran kecil dari w, tobat :))))Judul : Solstice - Titik Balik Matahari
Fandom : ■■■■■■■
Pair : OG! ■■■■ x reader
By Weigela"Keinginan apa yang kamu buat, Shin? Mengapa aku masih hidup?"
Pertanyaan sama yang kamu tanyakan sejak... kamu kira sejak empat puluh delapan jam yang lalu, mungkin? Pagi hari dimana kamu pikir hari itu adalah hari terakhirmu dan kamu seperti orang gila, maniak kerja yang terobsesi dengan gagasan bahwa hari kemarin adalah hari terakhirmu. Selama delapan belas tahun, setiap hari terasa dipinjamkan, sebuah hitungan mundur menuju akhir yang telah ditentukan sebelumnya. Itu sampai kemarin. Kemarin, di tempat tubuhmu yang tanpa kepala seharusnya ditemukan, tergeletak bersih dan murni, seolah-olah dipahat dari tanah itu sendiri. Tidak ada darah, tidak ada perjuangan, hanya kedamaian yang tidak wajar. Persembahan mengerikan kepada dewa Darai-sama, sesuatu yang diberikan tanpa kematianmu.
Dan kamu hanya gadis tanpa siapa pun, ditinggalkan di bawah tangga kuil, kemudian salah satu tetua desa menemukanmu dan memutuskan untuk menjadikan anak ini, kamu, sebagai persembahan terakhir Darai-sama agar bisa membebaskan desa Kubi dari kutukan keluarga Nara. Cerita latar belakang yang mengesankan, benar? Namun, di sinilah kamu berada. Napas dalam paru-parumu, kehidupan dalam langkahmu, masa depan terbentang di hadapanmu. Semua kerja kerasmu, semua usahamu, utuh. Jadi mengapa ada sesuatu yang terasa salah? Mengapa kekosongan masih ada?
Shin.
Ya, mungkin itu salahnya.
Menyalahkan orang lain bahkan tanpa alasan yang jelas, itu manusiawi. Manusia selalu mencari pembenaran dan validasi, dengan begitu mereka merasa terpenuhi meski secara fisik mereka tidak mampu. Kamu juga manusia, kamu bisa menyalahkan siapapun selama itu tidak membahayakan orang lain, yah, setidaknya belum. Subyek yang membuat kekosongan di dalam dirimu saat ini masih tidak sadarkan diri.
Hah... Nafas kasar keluar dari bibirmu dan kamu memejamkan mata. Memikirkannya tidak akan menghilangkan simpul yang telah bersarang di dadamu, sebuah kehadiran dingin yang semakin menyempit dan menegang setiap detiknya. Tetapi kamu lebih dari tau, suatu saat kamu memang harus menghadapinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐞𝐜𝐞𝐭𝐨
Random- ' ♡ ' - La steloj ŝajnis nur pecetoj da lumo en la vasta mallumo. - The stars seemed like only fragments of light in the vast darkness. By Lehman Wendell. "Untuk kamu yang kehilangan serpihanmu, semua potongan yang tertinggal di antara jejakmu...