- ' ♡ ' - La steloj ŝajnis nur pecetoj da lumo en la vasta mallumo. - The stars seemed like only fragments of light in the vast darkness. By Lehman Wendell.
"Untuk kamu yang kehilangan serpihanmu, semua potongan yang tertinggal di antara jejakmu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Button / Kancing ■■■■ x Reader
Hiruk pikuk di aula, kamu kira lebih baik melihat keramaian di pinggir lapangan dan menunggu seseorang mendekatimu.
Sayangnya kedamaian tidak dimaksudkan agar abadi, jika bukan orang yang ingin kamu hindari khusus hari kelulusanmu, tetapi kamu bersyukur dia berhasil kabur dari klub penggemarnya. Berdiri diantara kakinya, tegap dan percaya diri, sedikit gugup, mungkin?
"Ambil atau buang. Terserah Kamu." Gumamnya sambil melemparkan sebuah kancing ke arahmu.
"Hah? Apa?" Kamu mengerjap, wajah kosong, kaku, menatap benda itu mendarat di dekat sepatumu.
"Apa?" Menahan rasa geli, dia berusaha mencerminkan ekspresimu.
Kamu memungut objek kecil tersebut, "bukan, bukan. Kenapa kamu memberikannya kepadaku? Ada puluhan siswi yang lebih menginginkannya daripada aku." Berasumsi ini adalah token cinta yang diburu saat kelulusan siswa tahun ke tiga.
"Ya, karena mereka menginginkannya, aku tidak akan memberikan apa yang mereka mau."
Kamu tertawa kering, "sial, kamu sadis." Menggelengkan kepala pada tingkahnya, lalu tersenyum kecil, "tapi, buat apa aku menyimpan sesuatu seperti ini? Aku juga tidak butuh kancing cadangan. Kita tidak akan menggunakan seragam ini lagi." menatap logo sekolah berkilauan mengejek.
Beberapa detik tidak mendengar tanggapan kamu kembali menatapnya dan bertanya. "Apa? Kenapa kamu diam?"
Berusaha acuh tak acuh, dia mengalihkan pandangannya, "bukan apa-apa, aku hanya penasaran, kamu itu bodoh atau sengaja?" Dia menyilangkan lengannya, menghinamu entah dari mana.
Kamu kira, akan lebih menyenangkan membuatnya kesal. "Aku sengaja. Nah, ambil kembali. Aku tidak butuh kancing cadangan."
Kamu mendorong kancing itu ke telapak tangannya. Tidak menunggu respon kamu berbalik meninggalkannya.
Beberapa langkah kecil kamu mendengar dia berbisik, "Kamu yang sadis [name] ... ", namun kamu memutuskan pergi ke tujuanmu selanjutnya.
(Dia menatap kepingan perasaan yang kembali ke genggamannya. Dia tahu, kamu bukan tipe yang bebal, kamu juga tidak sepadat itu ketika dia membuat semua tentang perasaannya kentara selama sebulan ini. Apakah ini penolakan? Atau hanya terlalu klise? Tentu kamu tidak akan percaya sesuatu yang keluar dari komik atau novel percintaan remaja.)
○ ○ ○
Alma Mater / Almamater Ichimiya x Reader Base story : Phantom Busters (Manga)
Matahari sore menyinari cakrawala, mewarnai langit dengan garis-garis ungu bercampur jingga menyala. Itu mencerminkan ketegangan canggung yang melekat padamu seperti kulit kedua saat berjalan pulang bersama Ichimiya. Tanganmu yang masih tersandera, terjebak dalam rongga saku jaket almamaternya.