Chapter 2

1 0 0
                                    

Mata Maple membulat sempurna dengan pandangan takjub sekaligus heran saat ia melihat kedalam lemari itu. Setelah itu ia berjalan mundur kemudian menengok keluar, ke belakang lemari, tapi ia tidak bisa menemukan alasan kenapa hal yang dilihat itu bisa ada di sana.

"Ini...lemari kan,...tempat pakaian...?Tapi tolong!..Adalah yang bisa menjelaskan apa yang sedang aku lihat ini!?"

Maple belum pernah sebingung ini dalam hidup nya! Bagaimana tidak? Adakah yang bisa menjelaskan mengapa di dalam lemari tua milik ibunya terdapat sebuah ruangan dengan sebuah meja, kursi dan tepat di depannya terdapat dua jendela yang ukurannya besar seperti jendela di bangunan-bangunan atau kastil Eropa yang pernah dilihatnya di media sosial.

Maple berjalan maju dengan takut-takut ke dalam ruangan itu. Bahkan ia sesekali berbalik melihat ke belakangnya takut jika pintu lemari itu tiba-tiba tertutup seperti adegan di film-film horor. Maple berdiri sempurna di dalam ruangan itu, ternyata ruangan itu terpisah dari loteng rumahnya dan pintu lemari itulah yang menjadi sekat antar keduanya. Maple kemudian menatap keseluruhan ruangan itu. Dinding ruangan itu terbuat dari sekumpulan bata, di samping meja ada ranjang dengan seprai dan bantal  putih. Terdapat satu lemari kayu sederhana dengan ukiran-ukiran antik. Maple kemudian melangkahkan kakinya ke meja itu. Di atas tumpukan meja, dia melihat dua, tiga buku tergelak dan disamping buku itu terdapat tempat menyimpan pena dan tinta serta benda yang mengeluarkan cahaya.

Maple mencoba lebih dekat untuk melihat benda seperti lentera yang memancarkan warna yang hangat seperti warna api, tapi tidak panas atau membakar. Bentuknya seperti batu sebesar ukuran bola baseball yang ditempatkan di dalam kaca transparan berbentuk segi empat kecil bersinar dengan sinar jingga menerangi ruangan itu.

Tangan Maple kemudian berpindah membuka daun jendela ruangan itu. Dengan bunyi KRIEETT....Dua daun jendela besar itu terbuka. Maple melongok kan kepalanya penasaran untuk melihat apa yang ada di luarnya, tapi dia hanya melihat kegelapan dia tidak bisa melihat apapun seperti pemandangan atau yang lainnya.
Pandangan Maple kemudian beralih pada buku-buku bersampul kuno yang tergeletak diatas meja. Duduk di kursi, ia mengambil satu buku secara acak dan membuka disembarang halaman. Buku itu ditulis dengan huruf yang sangat asing yang tidak pernah dia lihat. Tapi anehnya, Maple mengernyit...ia seperti pernah melihat tulisan dibuku itu. Itu terlihat familiar baginya, walaupun dia tidak tahu sama sekali apa isi buku itu.

Maple kemudian mengambil buku lainnya dan akhirnya membolak-balik halaman dibuku-buku itu. Dua buku lainnya memiliki tulisan yang berbeda Maple berpendapat kalau kedua buku itu mungkin buku yang menjadi bacaan si pemilik ruangan itu. Lama menunduk melihat buku-buku itu, Maple entah mengapa merasa kalau diluar jendela yang gelap itu samar-samar berubah terang. Ia mendongak dan melihat cakrawala?...Sebuah langit berangsur-angsur menjadi terang.

"Apa itu?..." sebuah objek berwarna jingga kemerahan kemudian terlihat diluar jendela. "Matahari...?Apa itu matahari...? Matahari terbit?" ucap Maple bertubi-tubi heran penuh kebingungan. Objek yang dikatakannya matahari itu kemudian meninggi secara perlahan-lahan dan cahayanya yang berwarna jingga melukis langit yang awalnya gelap itu menjadi terang.

Maple reflek melihat ke belakangnya ke pintu lemari.
"Bukankah baru saja malam?" Maple mengalihkan kembali tatapannya keluar jendela. Setelah matahari berada cukup tinggi hingga menyinari seluruh tempat itu. Maple bangkit tiba-tiba, bahkan ia sampai menjatuhkan Kursinya yang telah didudukinya. Berjinjit dengan kedua tangan menekan meja mencoba memperluas pandangannya. Ternyata diluar jendela itu ada balkon berukuran kecil, tapi bukan itu masalahnya. Maple kemudian bergerak keluar ke balkon itu. Berdiri di balkon kecil itu, mata Maple kemudian melebar terkejut, apa yang dilihatnya begitu menakjubkan. Seluruh bidang pandangannya ternyata adalah lautan luas air laut jernih. Tidak habis-habisnya keterkejutan nya ternyata ia baru tersadar bahwa bangunan itu adalah sebuah menara yang bangunannya tertancap di dalam laut. Menara itu berdiri lurus di tengah-tengah lautan itu.

The Girl and the Witch's CurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang