Ia kemudian mengambil ponselnya dan melihat jam yang telah menunjukkan pukul 9 malam.
"Aduh, pasti Ayah sudah pulang. Aku juga harus segera pulang."Maple berjalan ke luar dari perpustakaan menutup pintu besar ruangan itu, Maple kemudian kembali menaiki tangga melingkar ke kamar ibunya. Sebelum memasuki kamar ibunya, Maple menunduk melihat kebawah tangga melingkar itu.
"Sebenarnya aku ingin menjelajahi tempat ini lebih jauh. Aku akan datang lagi!" setelah mengatakan itu, Maple kemudian kembali dan mengunci pintu lemari itu seperti sedia kala."Oh, astaga... Ayah membuat ku kaget."
"Sudah kuduga kau pasti ada disini." Edward berdiri di pintu loteng itu.
Maple berjalan kearah Ayahnya "Apa Ayah tidak menyukai kalau aku masuk kesini?"
"Tidak, kau bisa memasukinya. Lagipula ibumu mengatakan kau harus tau tentang ini. Dia berkata setidaknya kau harus mengunjungi kampung halamannya. Dia menitipkan sesuatu yang harus kalau lakukan di sana." Edward berjalan keluar loteng mendahului Maple jadi Maple tidak bisa melihat ekspresi Ayahnya.
"Maksud Ayah?"
" Entahlah, apa maksud ibumu itu. Dia selalu penuh rahasia sejak dahulu."
Sambil duduk di sofa Maple bertanya.
"Apa Ayah sudah makan?" Ya, sudah."
"Ini, Ayah membelinya tadi. Musim panas sudah sangat dekat. Akhir-akhir ini menjadi sangat gerah."
Edward meletakkan Es krim dan camilan di meja ruang tengah. Mereka kemudian duduk sambil menonton siaran TV.
Maple sesekali menyendok Es krim rasa coklat ke dalam mulutnya.Ditemani suara-suara dari TV. Maple kemudian dengan penasaran melontarkan pertanyaan yang sudah lama ingin ditanyakan nya.
"Ayah...apa itu benar-benar rumah ibu?kenapa ibu tinggal di sana dan dimana keluarga Ibu? Maksud ku... Maple menatap Ayahnya bingung, " Tempat itu, tempat itu...entah kenapa terasa seperti sebuah pengasingan, tempat hukuman.... suara Maple mengecil pada kalimat terakhir. Ia teringat lingkungan tempat itu yang hanya terlihat entah danau atau lautan.
Maple kemudian merasa usapan tangan di atas kepalanya. Mendongak, ia menatap pada Ayahnya yang tersenyum padanya.
"Ayah juga tidak tau. Ibu tidak pernah mengatakan siapa keluarga nya. Dia akan terlihat sedih saat Ayah bertanya mengenai itu. Jadi Ayah tidak menanyakan lagi karena takut membuat ibumu sedih, pandangan Edward kemudian berbalik foto seorang wanita cantik yang sedang tersenyum" Tapi dia pernah membahasnya sedikit, dia mengatakan kalau dia terkutuk dan akan menghancurkan tempat tinggal nya. Ayah tidak tau apa maksud ibu mu itu."Haha... Tiba-tiba Edward tertawa.
"Maaf, Maple. Ayah teringat kalau ibumu sangat menyukai bunga. Dia akan membeli semua benih bunga dan membawanya ke tempat itu. Dan saat ku tanya apa yang akan dia lakukan. Dia berkata bahwa dia akan menyelamatkan dunia. Gayanya sudah seperti superhero saja saat itu."Maple tersenyum lega, ia tadi takut akan membuat Ayahnya sedih saat bertanya mengenai hal itu.
"Itu bukan superhero Ayah. Itu memang gaya ibu." senyum Maple menambahkan."Sepertinya kau benar."
Setelah itu itu percakapan-percakapan yang seru terjadi, tentang pekan Olahraga dan budaya keseruan-keseruan yang terjadi saat itu dan percakapan tentang hari besok yang akan menjadi hari penerimaan Hadiah juara perlombaan.
Matahari pagi bersinar cerah murid-murid berbondong-bondong memasuki gerbang sekolah. Berbaris rapi menunggu pengumuman juara lomba pekan olahraga dan budaya.
Sang Ketua OSIS berdiri sambil memegang daftar nama pemenang lomba. Disebelah nya di dampingi kepala sekolah yang akan memberikan hadiah kepada pemenang lomba.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl and the Witch's Curse
FantasyMaple Meyer baru saja mengetahui rahasia ibunya yang menggemparkan. Ternyata lemari tua milik ibunya di loteng adalah portal ke Dunia lain dan yang lebih membuatnya terkejut lagi, bahwa ibunya adalah putri dari dunia lain tersebut. Novel ini murni...