Matahari bersinar terik menyinari kamar Maple. Hari ini adalah hari pertamanya memasuki liburan musim panas, liburan musim panas itu berlangsung selama tiga bulan yang merupakan waktu yang panjang untuk dihabiskan. Liburan kali ini akan ia digunakan untuk pergi ke Menara itu, ia ingin mencari tahu identitas ibunya dan rahasia mengapa ibunya bisa tinggal di Menara itu seorang diri.
Maple memasuki Menara itu saat malam hari karena di dunia itu akan menjadi pagi atau siang hari yang cerah sehingga ia tidak harus menyelidikinya saat malam hari di dunia tempat Menara itu. Dia merasa sedikit takut jika berada di tempat itu seorang diri saat malam hari.
Maple masuk ke kamar ibunya yang awalnya berdebu dan sekarang telah bersih. ia juga merapikan buku-buku yang hanya tergeletak sembarangan diatas meja kini sudah dia atur pada tempatnya.
Maple tersenyum puas melihat hasil kerjanya itu. ia kemudian mendorong jendela terbuka agar udara pagi yang segar masuk ke dalam kamar itu."Ah, aku lupa memanggil Maggie. Yah, akan aku telepon dia setelah aku keluar dari sini." Di Menara itu Maple tidak dapat menggunakan ponselnya, jaringan internet maupun telepon tidak bisa terbaca atau tersambung di tempat itu.
Saat akan turun ke perpustakaan, belum sempat ia memegang kenop pintu, pintu tiba-tiba saja terbuka sendiri.
Seorang pria tampan kemudian muncul di depan Maple. Rambutnya yang dipangkas pendek berwarna pirang pucat, tidak seperti pirang cerah bak emas, rambut pirang nya seperti bercampur sedikit dengan warna putih. Alisnya tebal, jembatan hidungnya tinggi, bibirnya sedikit tebal tapi terbentuk dengan indah. Dan yang paling memesona Maple adalah mata biru gelapnya, tatapannya...tatapannya itu membuat Maple tidak dapat mengalihkan pandangannya. Itu tajam, tapi pada saat yang bersamaan, itu memberikan kesan unik yang terlihat mengantuk atau malas ditambah wajahnya sangat maskulin dan kulitnya juga sangat putih. Tubuhnya tinggi tegap dengan setelan rapi yang membuat Maple seketika teringat pada penampilan bangsawan Eropa di film yang pernah ditontonnya."Siapa kau?" Suaranya yang berat terdengar rendah dan dalam.
"Siapa kau? Kenapa kau bisa berada di tempat ini?" Suara bernada berat pria itu terdengar lagi dan kali ini berhasil menyadarkan Maple. Entah kenapa, saat tersadar dari lamunannya Maple segera berlari kabur tanpa menjawab pertanyaan pria tampan itu. Tapi rencananya itu gagal karena pria tampan berkaki panjang itu berhasil mencegatnya dengan menarik kerah belakang pakaian Maple membuat Maple tercekik.
"L-lepaskan, lepaskan sialan! apa kau ingin membunuhku!? Uhk... Uhk..." pria itu kemudian dengan reflek melepaskan Maple membuat maple seketika terjatuh.
Pria itu kemudian dengan tanggap berdiri di depan pintu yang tiba-tiba muncul di dinding yang menjadi tujuan Maple berlari karena ia berfirasat jika membiarkan gadis itu berhasil masuk ke pintu itu, maka ia mungkin tidak akan bisa menemukannya lagi. Awalnya ia merasa aneh melihat dinding Menara itu tiba-tiba berlubang. tapi keanehan itu ia simpan untuk berurusan terlebih dahulu dengan Maple.
Dia sudah berada di menara itu selama seminggu untuk mencari tau dimana Sang putri terkutuk dan mencari tahu siapa orang yang menyusup ke Menara itu. Dan hari ini tepat seminggu ia berada di sini. Sebenarnya ia sedang melakukan perjalanan untuk memeriksa kamar itu setiap hari, saat sampai di depan pintu, tiba-tiba ia mendengar suara jendela yang di buka serta langkah kaki orang berjalan di ruangan itu. Dengan itu, ia kemudian membuka kamar dan menemukan seorang gadis berambut hitam berdiri linglung menatapnya membuatnya merasa risih dan ingin melihat wajahnya apakah diwajahnya terdapat kotoran atau sesuatu yang menganggu wajahnya.
Maple yang terduduk mendongak menatap pria tampan itu. Tapi bukan tatapan terpesona, melainkan tatapan kesal yang dilayangkannya pada pria itu.
"Wajahnya tampan tapi dia ternyata bajingan."Alis Erland berkerut mendengar perkataan Maple padanya.
"Minggir! Biarkan aku lewat!" Maple berdiri memerintah pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl and the Witch's Curse
FantasyMaple Meyer baru saja mengetahui rahasia ibunya yang menggemparkan. Ternyata lemari tua milik ibunya di loteng adalah portal ke Dunia lain dan yang lebih membuatnya terkejut lagi, bahwa ibunya adalah putri dari dunia lain tersebut. Novel ini murni...