❗Peringatan❗
Unsur yang terkandung dalam cerita ini murni dari pemikiran saya, dan juga latar tempat tokoh dan yang lain dalam cerita ini hanya karangan saya .~~~
"kejam, bahkan jika ada kata yang lebih dari kejam, itu lah mereka"
~~~
❤️Happy Reading All❤️
ditempat kecelakaan bus, tim SAR dan tim kepolisian masih berusaha mencari kesebelasan anak yang dinyatakan hilang kemarin.
"Lapor pak, kami dapat kabar dari tim medis bahwa roti dan air mineral yang kita dapat kemarin sudah dicampuri dengan obat tidur." ucap Seorang pria berpakaian polisi pada komandan nya.
"Seperti nya ini adalah kecelakaan berencana" ucap sang komandan menyimpulkan, Aeidil Banyuwangi.
Pria yang bernama lengkap Aedil Banyuwangi tersebut menghampiri kumpulan para orang tua yang dari pagi sudah datang untuk mengharapkan sebuah kabar dari putra putri mereka.
"bapak, ibu tolong beristirahat dahulu, kalian juga butuh istirahat," perintah Aeidil pada para orangtua.
"pak komandan, apakah kecelakaan Bus ini ada kaitannya dengan rumor perdagangan manusia yang beredar pak?." Tanya salah satu reporter yang berada di TKP.
Aeidil yang sadar akan keberadaan reporter tersebut dengan cepat menjauh pergi untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yang masih belum jelas jawabannya.
Perdagangan manusia? Apakah memang benar?
🎬🎞️🎬
"bisa jadi!" Seru Leo mendengar penjelasan dari Kai. "oh iya!" sambung nya sembari mengeluarkan sebuah kamera.
"ohh iya gw lupa kasih tau" ucap Lingga setelah melihat gerakan Leo yang mengeluarkan kamera.
Leo memperlihatkan rekaman kegiatannya dan Lingga saat mencari kayu bakar yang menangkap sebuah objek bangunan tua.
"Gw makin curiga, kalo sekolah ini ada kerjasama dengan pihak dalam" ucap Zai mengeluarkan pendapat nya.
"Pihak dalam?" Tanya Jo bingung.
"pemilik sekolah memiliki atasan" empat kata dari Zai berhasil membuat mereka semua diam membisu.
"Kita bisa pulang kan?" Pertanyaan Zoe tersebut membuat mereka semua kembali Over thinking, ntah lah mereka pun tidak bisa memastikan apakah mereka bisa pulang atau tidak.
"Zai temenin gw periksa gedung itu" pinta Kai pada Zai yang tengah duduk di samping Ray.
"Saran gw jangan berdua bang, kita ikut semuanya sekalian kita cari jalan keluar dari sini" usul Hiko setelah berpikir, dan disetujui oleh Kai. Lagi pula mereka tidak mungkin terus berdiam ditempat yang tidak mereka ketahui itu.
setelah berjalan beberapa menit mereka pun kini berada tak jauh dari gedung tersebut yang setelah dilihat ternyata adalah gedung rumah sakit yang terbengkalai.
"Mau cek kedalam ngga?" Tanya Zai pada teman-teman nya.
"Beberapa aja sisanya tunggu disini, jaga-jaga siapa tau ada orang" ucap Kai yang disetujui oleh anggota nya, Kai, Zai, Lingga, dan Jo pergi kedalam dan sisanya berada diluar.
Setelah kepergian empat orang tadi lalu lah sisanya itu mulai mengedarkan pandangan untuk berjaga-jaga.
"Flo" panggil Ray pada sepupunya itu, yang di sahut dengan gerakan alis Flo.
"lu dengar kan kemarin omongan gw?" Pertanyaan tersebut membuat Flo berpikir keras ia sempat lupa, namun sekarang ia ingat.
"Tempat kita piknik bareng mami" ucap Flo yang langsung dibenarkan oleh Ray.
"Pasti keberadaan kita ngga jauh dari tempat itu, so kita jadiin ini patokan buat pulang oke?" Ucap Ray meminta persetujuan teman-teman nya.
"boleh"
tiba tiba sebuah asap putih terlihat menyebar di sekitar tempat mereka duduk.
"sial, jangan hirup nanti kalian pingsan " baru saja Ray mengatakan hal tersebut Zoe sudah lebih dulu tumbang dan diikuti oleh yang lainnya dan terakhir adalah Ray.
"Berani sekali kalian bermain-main anak muda" ucap sang pelaku penebar gas tersebut, "bantu aku membawa mereka kedalam" perintah nya pada rekan kerja nya.
Sedangkan di tempat Kai, Zai, Lingga dan Jo berada.
"Sebenarnya gw g mau ngambil kesimpulan tentang gedung ini tapi gw makin yakin setelah liat ruangan ini, kita bakal dijadikan bahan percobaan" ucap Jo setelah melihat isi ruangan ketiga yang mereka masuki yang berisikan berbagai macam foto anak-anak Amerta dua tahun yang lalu artinya mereka adalah korban tahun ketiga terlihat jelas dari 11 foto yang terlihat baru ditempel di dinding dengan nama lengkap mereka.
Mendengar kalimat terakhir yang diucapkan oleh Jo tadi membuat Kai tersadar, mereka harus lari dari sini sekarang juga, "sampai sini aja Jo sekarang lebih baik kita segera cari jalan keluar aja" putus Kai.
Mereka pun berlari keluar guna menyusul teman-temannya yang sudah menunggu untuk mencari jalan keluar, namun terhenti di belokan menuju keluar.
Jo menahan teman-teman nya agar berhenti, ia meng kode untuk sembunyi. Mereka pun menurut dan bersembunyi di sebuah ruangan yang kebetulan dekat dengan mereka, sedikit mengintip lewat celah pintu Mereka melihat tiga laki-laki dewasa tengah membawa teman-teman mereka ke suatu ruangan.
"Sial, kita terlambat" umpat Zai kesal.
"kita susun rencana, gimana?" Tanya Kai berusaha menenangkan, mereka pun memulai diskusi namun ditengah-tengah diskusi tersebut sebuah asap putih muncul di sekitar mereka yang membuat keempat remaja tersebut pingsan.
"heh mau coba-coba kabur, tentu tidak akan pernah bisa" ucap laki-laki yang menyebarkan asap putih tersebut.
"Kurung mereka ke bawah tanah" perintah laki-laki tersebut pada rekan kerja nya.
Di ruang bawah tanah tepat nya dimana sebelas anak-anak di kurung di dalam penjara yang terpisah-pisah.
"Bagaimana kerangka bonekanya?" Tanya laki-laki tersebut pada rekannya.
"Sudah jadi dong" jawab laki-laki yang merupakan rekan kerja kepala lab.
"Kerja bagus" ucap kepala lab sembari tersenyum lebar.
"Putri ku yang cantik tunggu lah sayang ayah akan menggantikan sesuatu yang sempat hilang dari mu" ucap kepala lab pada salah satu dari mereka sembari membelai rambutnya.
🏁🏁🏁
Jangan lupa Follow akun author
Ig @xsul_f
Tiktok @xsfaa._0Thanks untuk sampai disini all tunggu bab selanjutnya oke 🤍 bye
Have fun
KAMU SEDANG MEMBACA
11 NYAWA | ON GOING
Teen Fiction"INI CUMAN MIMPI" Mimpi buruk yang tidak pernah mereka bayangkan, di jebak, di khianati, di siksa bahkan lebih dari itu, menjadi bahan percobaan. "PSIKOPAT!" Dengan kecerdikan dan kebodohan mereka yang tercampur menjadi satu membuat mereka yang terj...