❗Peringatan❗
Unsur yang terkandung dalam cerita ini murni dari pemikiran saya, dan juga latar tempat tokoh dan yang lain dalam cerita ini hanya karangan saya❤️Happy Reading All❤️
Seorang laki-laki dengan pakaian kasual nya berjalan melewati kerumunan yang ada, ia menghampiri salah satu petugas yang ikut dalam pencarian korban kecelakaan Bus Study tour AHS.
"gw dapat data ini, mungkin bisa bantu lu dan tim buat nemuin korban" ucap nya pada salah satu petugas tersebut yang ternyata adalah temannya.
"Thanks udah bantu" balas petugas tersebut.
"Hmm, gw lakuin karena adek gw, gw harap lu bisa nemuin mereka Dil" ucapnya pada temannya itu penuh harap.
"gw juga butuh bantuan lu Zid, tolong ya kayak nya kasus ini adalah kasus besar" ucap nya meminta bantuan pada temannya itu, lebih tepatnya Kakak dari Zoe, Zidane Kaenan Febriona.
"tenang aja gw bakal bantu lu" ucap Zidane dengan senang hati, "gw mau nyusul mama gw dulu yah" pamitnya
Sedangkan Aedil hanya mengangguk lalu ia mengalihkan perhatian nya pada berkas yang baru saja di berikan oleh Zidane, satu persatu ia membaca berkas tersebut dengan seksama, sejenak ia mengerutkan keningnya karena isi berkas tersebut adalah berita dari 2-3 tahun yang lalu, otak nya berputar layaknya kaset untuk menemukan maksud dari Zidane.
"Seperti nya kasus ini ada kaitannya dengan berita-berita ini" monolognya sejenak lalu teralihkan karena dering ponsel nya.
"Lapor komandan, kami telah menyelidiki pak Juni dan 3 murid ini, dari 3 murid ini dapat kami simpulkan bahwa mereka adalah korban, sedangkan dari pak Juni beliau belum ingin membuka suara." Jelas sang penelepon dari sebrang sana.
"Terus selidiki! Kalo perlu selidiki dewan guru dan jajaran atas Amerta School" perintah Aedil tegas.
"Baik, laksanakan" balas sang penelepon, setelahnya telepon terputus.
Aedil menghela nafas panjang, setelah nya ia dikegetkan Dengan suara teriakkan tim SAR.
"Komandan kami menemukan jejak mobil!"
🎬🎞️🎬
Terdengar suara pukulan dari penjara Ray, Flo dapat mendengar nya dengan jelas, namun ia tidak tau apa yang dilakukan oleh sepupunya itu karena minim pencahayaan.
Namun detik berikutnya lampu diruangan tersebut kembali menyala, Zai yang berada di dekat sakelar menyalakan nya.
"Ray, bego lu ngapain!?" Heboh Flo saat berhasil melihat apa yang dilakukan oleh sepupunya itu.
Rey memukul tiang penjara besi yang sudah berkarat tersebut, karena berkarat biasanya besi tersebut akan menjadi mudah dihancurkan contohnya sekarang, Ray berhasil merusak satu tiang penjara tersebut walaupun tangan nya menjadi korban.
"Stop, Ray tangan lu berdarah itu" Zai ikutan meneriaki Ray namun sang empu mengacuhkan.
Kini Ray berhasil keluar dari penjara tersebut walaupun darah bercucuran dari tangan nya, segera ia menggunakan besi yang rusak tadi untuk membuka kunci penjara teman-temannya.
"Tangan lu g sakit apa hah?" Omel Flo ketika berhasil keluar, ia segera melepaskan cardigan miliknya lalu membalut kan nya pada tengan Ray.
"Nih punya lu" Kei menyodorkan alat bantu dengar Ray yang tadi sempat dilepas oleh Nolan yang untung nya tidak dirusak oleh manusia gila tersebut.
"Sekarang ayo kita cari Zoe" ajak Leo yang berusaha membuka pintu keluar.
"Jangan gegabah Leo! Kalo kita ketahuan gimana?" Ucap Lingga segera menarik kerah baju milik Leo agar mundur beberapa langkah.
"Apasih Ga, gw harus nyelamatin Zoe, dia pasti ketakutan!" Ucap Leo menaiki nada bicaranya.
"Leo! Kita itu satu tim, lu kira kita nggak khawatir sama Zoe? Kita khawatir" kini Kai angkat bicara yang membuat Leo diam.
Jo yang sedari tadi menyimak kini mengambil besi yang tadi dirusak Ray, ia merusak sebuah gembok yang berada dilantai yang dimana setelah dibuka itu adalah ruang bawah tanah.
"Ada jalan" ucap nya memberitahu, ia segera menyalakan senter yang berada di handphone nya lalu menyoroti ruang bawah tanah tersebut, ia menatap Kai meminta persetujuan.
Sebenarnya Kai ragu, ia takut jika nanti nya ruang tersebut membawa mereka ke tempat yang menyeramkan, namun mereka juga tidak bisa selalu berdiam diri di sini yang ada nanti mereka akan di kurung lagi oleh manusia gila tersebut.
"gw yang mimpin, Zai Lo jaga belakang oke?" Ucap nya mengambil keputusan.
Mereka pun menuruni tangga satu persatu terakhir Zai ia menutup kembali pintu ruang bawah tersebut.
"bau banget coy" ucap Lingga menutup hidung nya, "Sesak banget lagi" sambungnya.
"Kita ditempat lembap jadi wajar saja" ucap Jo agar Lingga berhenti mengeluh.
"Ray, lu oke kan?" Tanya Alle yang berada di belakang Ray.
"Oke" jawab Ray singkat, namun Alle merasa Ray tidak baik-baik saja, bukan, bukan fisik nya tapi mental nya.
"lu kalo mau nangis, nangis aja, nggak usah ditahan" kini Flo yang berucap.
Semua terdiam ketika mendengar kalimat yang dilontarkan Flo, tidak ada yang melanjutkan langkah, Ray menghela nafas panjang, sebenarnya ia tidak ingin menangis sekarang karena memang bukan waktunya ia untuk melakukan hal tersebut.
"kita lanjut aja" ucap Ray memimpin Langkah.
Flo menggeleng kepala melihat tingkah sepupunya yang keras kepala itu.
Setelah beberapa menit menyusuri lorong gelap dan bau tersebut barulah Mereka menemukan sebuah ruangan yang memiliki pencahayaan yang minim.
Kai mengerutkan keningnya saat merasakan sesuatu yang aneh ditempat tersebut, ia sedikit mengintip untuk memastikan.
"shit! bahaya, didalam ada orang" ucap Kai pada teman-teman nya.
Zai ikut mengintip diikuti dengan Lingga dan Leo.
"Zoe, itu Zoe" seru Leo yang langsung dibekam oleh Zai, ia menginterupsi untuk tidak menimbulkan kebisingan.
"Zoe didalam Zai, kita harus tolongin dia" ucap Leo sedikit berbisik.
"Mending kita susun rencana dulu biar ngga tertangkap lagi sama psikopat gila itu" usul Jo yang disetujui oleh mereka.
"ngga aman jangan disini, didalam ada orang kan?" ucap Zoe diakhiri pertanyaan yang dijawab anggukan kepala, syukur tadi mereka tidak Ketahuan. Mungkin.
🏁🏁🏁
Jangan lupa Follow akun author
Ig @xsul_f
Tiktok @xsfaa._0Thanks untuk yang udah baca, sampai disini dulu tunggu bab selanjutnya oke 🤍 bye
Have fun
KAMU SEDANG MEMBACA
11 NYAWA | ON GOING
Novela Juvenil"INI CUMAN MIMPI" Mimpi buruk yang tidak pernah mereka bayangkan, di jebak, di khianati, di siksa bahkan lebih dari itu, menjadi bahan percobaan. "PSIKOPAT!" Dengan kecerdikan dan kebodohan mereka yang tercampur menjadi satu membuat mereka yang terj...