Being Maid of Crazy Princess [End] Otw terbit

👑AlLena-47👑

Memang sider babiq, 270 pembaca dan vote cuma 107, buset, kit ati gue🙏

200 vote dan 50 komen.

👑Happy Reading👑

Larica sangat bersemangat saat sudah tiba di Mansion Utara, dia kan ingin bertemu dengan anaknya Duchess Leah, anak Duchess Leah ada 3, 2 perempuan dan 1 laki-laki.

Yang paling besar umurnya 10 tahun, sementara yang 2 lagi perempuan kembar umur 8 tahun, yang paling besar laki-laki.

"Selamat datang di Mansion kami, Yang Mulia Raja Alaric," sambut Duchess Leah saat kereta kuda mereka berhenti di gerbang mansion.

Alaric mengangguk, dia turun dari kereta kuda dan mengulurkan tangannya pada Catallena.

"Ayo sayang, hati-hati," tutur Alaric saat Catallena menyambut uluran tangan Alaric, dia turun dari kereta kuda dengan aman.

Alaric segera merangkul pinggang Catallena dan berjalan kearah Duchess Leah dan suami, 3 anak Duchess Leah berdiri di belakang Duchess Leah.

"Ishiz!" Seru Larica seraya turun dari kereta kuda lalu berlari kearah Ishiz, Putra Duchess Leah yang berusia 10 tahun.

Ishiz memiliki wajah cantik seperti Duke Utara, walau dia laki-laki sekalipun, tapi sifatnya benar-benar sifat Duke Utara.

Centil dan cerewet, tapi kalau bertemu Larica, Ishiz menjadi sangat pemalu dan pendiam, karena wajah Larica yang cantik dan agak tampan dimata Ishiz, membuat Ishiz berdebar.

"Hai, Larica," sapa Ishiz seraya menerima pelukan kecil Larica.

Sementara Callestio hanya mendengus pelan kala 2 anak kembar Duchess Leah sibuk menarik tangannya.

"Calles main sama aku! Lepasin!"

"Enak aja! Calles kan punya aku!"

Anak kembar Leah bernama Ilina dan Ilana, keduanya selalu berebutan untuk bermain dengan Callestio dan berebutan memiliki Callestio.

Ya, Callestio kan memang menawan.

"Saya titip Catallena ya, saya harus pergi ke Istana Utara untuk bertemu Raja disana," ujar Alaric pada Leah.

Leah mengangguk dan membungkuk sopan "Baik Yang Mulia, suatu kehormatan untuk kami," ucapnya sopan.

Alaric akan meninggalkan 50 prajurit yang tersebar untuk melindungi Mansion Utara, dan salah satu diantara 50 prajurit tadi, ada Hiyaz disana.

Maksudnya, ada sosok Hiyaz yang tak lain adalah Shadow, tubuh Hiyaz kan sudah menjadi milik Shadow sekarang.

"Kau jangan jauh-jauh, tetap bersama anak-anak, mengerti?"

Catallena mengangguk, dia mencium pipi Alaric dan tersenyum manis.

"Baik sayang, hati-hati yaaa~"

Alaric gemas, dia mencium dahi Catallena dan mencuri satu ciuman manis dibibirnya, baru setelahnya pergi berangkat ke Istana Utara.

Catallena tersenyum tipis, dia sempat beradu tatap dengan Shadow yang juga ikut, Shadow si bayangan pekat yang sedari tadi diam dan menatap Catallena dalam.

Ada yang aneh dengan Shadow, dia begitu pendiam, biasanya walau Shadow tak cerewet, tapi dia tetap mau mengajak Catallena bicara.

Walau tak pernah Catallena balas sedikitpun.

"Firasatku buruk," gumam Catallena seraya berjalan masuk ke Mansion bersama Leah.

Meninggalkan ke 50 Prajurit yang mulai berpencar dan menjaga setiap sudut Mansion, hanya Shadow yang terakhir bergerak karena dia tetap menatap Catallena.

Senyum tipis Shadow berikan "Hari ini, kamu akan menjadi milikku, Cata," gumam Shadow yang hanya dirinya saja yang bisa dengar sebelum berjalan pergi ke sudut lain mansion.

Selagi Alaric tak ada di sekitar Catallena, maka Shadow bisa bebas mendekati Catallena dan membawanya pergi dari sini.

Namun, yang pasti Shadow harus membunuh Larica dan Callestio agar bisa membawa dan memanipulasi isi otak Catallena nantinya.

Dan juga jika Alaric tau dia kehilangan anak dan juga sang istri, maka Alaric akan menderita selamanya.

Itulah yang Shadow inginkan, penderitaan Alaric.

Dan disini, Shadow akan menghabisi Larica serta Callestio, sebab sihir mereka belum ada, sihir aktif di usia 7 tahun, sementara Larica dan Callestio masih 6 tahun.

Sangat mudah bagi Shadow untuk menghabisi anak-anak itu.

Hanya sekali remat menggunakan akar berduri, maka matilah mereka berdua hahahaha.

Ah, Shadow jadi semakin bersemangat.

👑Bersambung👑