👑AlLena-29👑

23.2K 2.7K 87
                                    

Ayo lah, minimal vote, jangan sider terus, jangan jadi beban untuk pembaca lain yang selalu vote dan menuhin komen.

200 vote dan 50 komen, ni target sedikit doang, masa gabisa, heran.

Vote diawal atau diakhir chapter!

👑Happy Reading👑

Slovazy tak lagi sama setelah Catallena kabur, Slovazy hancur, Kerajaan dipimpin oleh Raja gila yang kejam.

Raja berambut abu-abu gelap dengan mata merah darah penuh kutukan, Istana Gardenia yang semula begitu indah dan sejahtera, kini terlihat suram dengan banyaknya akar-akar hitam disetiap sudut tempat.

Istana yang tadinya hancur, sudah dibangun kembali namun dengan keadaan yang sangat berbeda.

Para warga Slovazy, dipenuhi dengan ketakutan akan Raja mereka, para Prajurit bukan lagi manusia, semua Prajurit dan kabinet di Istana adalah bukan lagi manusia.

Para maid adalah boneka kosong yang bergerak dengan sihir hitam, para Prajurit semua adalah bayangan hitam keji yang menebas semua yang melanggar peraturan Kerajaan.

Raja sudah menghancurkan banyak wilayah dan desa demi mencari keberadaan Catallena, dia membunuh banyak orang yang berani menghalanginya.

Prajurit bayangannya, benar-benar mengerikan.

Shad, memilih pergi ke Wilayah Barat bersama Momorin dan Pangeran Qavito, mereka akan mencari keberadaan Catallena juga dan membawa Catallena bersama mereka.

Mereka akan mendapatkan Catallena duluan sebelum para Prajurit bayangan Alaric yang menemukannya.

Alaric duduk di singgasananya dengan satu kaki naik ke paha, memegang kepala salah satu orang yang tadi memberikan kabar palsu tentang Catalena.

Enak saja, mereka mau memalsukan berita tentang Catallena, disaat Alaric begitu gila mencari keberadaan Catallena.

"Bagaimana, sudah ada kabar?" Tanya Alaric datar pada prajurit bayangannya.

3 Prajurit bayangan utama segera berlutut.

"Beberapa orang dari Wilayah Timur berkata, mereka pernah bertemu seorang gadis berambut coklat muda yang ikal, gadis tersebut menumpang pada kereta dorong mereka untuk pergi ke arah Selatan," lapor Ado, salah satu Prajurit Bayangan.

Alaric mengulas senyum miring, dia membakar kepala ditangannya dengan sihir hitam sampai menjadi abu.

"Bagus sekali, hancurkan semua wilayah yang pernah Catallena lewati, dan seret dia kembali kemari," tutur Alaric dengan suara berat yang dalam.

Ke 3 prajurit tadi langsung menghilang, dan Alaric menatap kosong ke depannya, Alaric sudah menghancurkan banyak wilayah yang pernah Catallena lewati.

Itu menjadi peringatan bagi Catallena untuk tidak terus melarikan diri dari Alaric, karena semakin Catallena kabur, maka semakin banyak wilayah yang akan Alaric hancurkan.

"Kembali lah Catallena, aku membutuhkanmu.." Lirih Alaric dengan darah yang kembali mengalir dari matanya.

Bukan lagi air mata biasa yang Alaric keluarkan, melainkan darah lah yang keluar dari sakitnya hati dan jiwa Alaric karena kepergian Catallena.

.....

Di sebuah desa terpencil di daerah Selatan pinggiran laut, Catallena turun dari kereta yang dia tumpangi.

Sudah 1 bulan sejak Catallena melarikan diri, dia sudah singgah dibanyak tempat, dan sekarang bersinggah di pelabuhan Selatan.

Langkah kaki Catallena dibawa menuju salah satu penginapan sederhana, untung saja Catallena kabur membawa semua upahnya.

Gajinya dari Alaric dulu dan dari Azria juga, saat Catallena masih menjadi boneka-nya, Catallena dibayar dan uangnya dia simpan.

"Saya mau menyewa satu kamar untuk 2 hari," pinta Catallena seraya memberikan 2 keping emas pada pemilik penginapan.

Pemilik penginapan melirik Catallena dari atas sampai bawah, gaun hijau muda sederhana dengan tudung merah menutupi kepalanya.

Namun wajahnya cantik, pemilik penginapan yang seorang pria tua mengakui kecantikan Catallena.

"Silahkan, Nona," ujar pemilik penginapan seraya memberikan kunci kamar.

Catallena menerima kunci kamar itu lalu berjalan menuju kamar yang akan dia tempati, selama 1 bulan ini, Catallena selalu cepat lelah.

Ya wajar, kan dia terus berpindah kesatu tempat ke tempat lain tanpa henti, Catallena belum menemukan tempat yang bagus untuk dia menetap.

Catallena membuka pintu kamar nomor 3, kamar yang luas dengan kasur sederhana dan meja serta kursi, lalu ada jendela yang mengarah pada jalanan.

Kamar Catallena ada di lantai 3.

"Lelahnya, pasti Pangeran Alaric sudah menjadi Raja dan akan segera mencari Ratu Slovazy, hahh, aku berharap Pangeran bahagia disana," gumam Catallena seraya melepas tudungnya dan meletakannya di meja.

Baru setelahnya Catallena berbaring di kasur dan memejamkan matanya, beristirahat.

"Ibu, Ayah, Hailen, aku akhirnya bebas dan bisa pergi kemanapun yang aku inginkan." Tawa Catallena pelan seraya memeluk bantal di kasurnya.

Lalu diam, dan tak lama tertidur karena lelah diperjalanan selama 4 jam lamanya.

Sementara di luar kamar Catallena, beberapa orang Prajurit dari Kerajaan Selatan datang ke pemilik penginapan yang Catallena tempati.

"Pak Tua, apa kau pernah melihat gadis dengan rambut coklat muda dan mata agak kehijauan?" Prajurit bertanya pada pemilik penginapan.

Pemilik penginapan itu menggeleng pelan, dia sudah tua, ingatannya sangat buruk.

"Tidak ada," jawab Pemilik penginapan.

"Jika kau melihatnya, beritahu pada pusat Kerajaan, pasalnya gadis itu adalah ancaman, jika kita tak menemukannya, Kerajaan kita bisa diserang oleh Raja gila kejam dari Slovazy," tutur Prajurit sebelum pergi.

Pemilik Penginapan itu mengangguk pelan, ya, masa sih karena seorang gadis biasa bisa menghancurkan Kerajaan Selatan.

Tidak mungkin, tak mungkin juga semua Raja di wilayah sekitar takut dengan Raja baru Slovazy.

"Itu pasti hanya rumor," gumam Pemilik Penginapan seraya kembali menghitung koin emasnya di laci.

Lumayan, koin emas bisa ditukar dengan banyak koin perak dan bisa merenovasi tempat penginapannya.

Untung saja Pemilik Penginapan itu sudah pikun, jadi dia tak ingat jika Catallena lah yang dicari tadi.

👑Bersambung👑

Being Maid of Crazy Princess [End] Otw terbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang