chapter 4

24 6 0
                                    

"assalamualaikum"
Runa pun memasuki apartemen

"waalaikum salam" jawab deva yang tengah beres beres setelah memasak

Runa langsung masuk ke dalam kamar dan mendapati lea yang sedang asyik membaca novel, saat lea sadar ia pun menutup buku nya dan menaruh nya di atas meja.

"eh runa tumben hari ini pulang nya cepet, izin lagi ya?"

"nggak kok, emang aku nya aja dapat sesi pulang sore" ucap runa sembari menggantung tas dan mengganti pakaian nya

"ohh..."

"ngomong ngomong si kembar ke mana?"

"ngajak si saripudin jalan, paling bentar lagi pulang"

"kalau zia?"

"dia ada di-" bicara lea terhenti saat ia merasakan getaran hp yang berada di bawa bantal nya.

Bizz bizz guk guk ay ay ya-

Hp runa juga berdering, ia langsung mengeluarkan hp nya dari tas yang baru saja ia gantung.

Begitu juga deva, ia bergegas mengambil hp nya yang berdering nyaring dari dalam kamar.

Ternyata zia menelfon langsung dari grup whatsapp milik mereka bertujuh, itu sebabnya hp mereka berdering secara bersamaan.

Runa menolak panggilan tersebut dan lebih memilih menerima panggilan lewat hp lea.

"halo"

"guys, bentar malem nongki yu, aku udah nemu tempat baru yang lagi viral nih" ucap zia

"kirain darurat" balas ren

(Deva masuk dan nyimak)

"emangnya ga bisa minggu depan aja?" tanya lea

"ga bisa soalnya tempat nya dah aku booking"

"ya allah nih anak,  ga ngabarin tiba tiba main booking aja *ga heran sih*" ucap lea sembari menggelengkan kepala

"Ini Perdana loh, kita tamu spesial Jadi kudu VIP"

"Serah lu aja deh" lea lelah dengan cara berfikir orang kaya

"oke jangan lupa Sherlock, bentar lagi gua ama rin udah mau pulang" ucap ren yang tidak pernah menolak tawaran yang berbau traktiran.

Beberapa jam kemudian mereka berlima pun sudah berada di apartmen kemudian Terdengar suara notif dari zia.

Zia: "pakaiannya harus rapi ya"
Zia: *mengirim lokasi

Rin: lu ga pulang dulu? ganti baju kek.

Zia: mau nya sih gitu, tapi karna males balik, yaudah gua nyamperin toko baju buat beli dress.

Deva: neng udah neng ga sanggup :')

Deva tak sanggup menanggapi zia yang kaya nya ga ketolongan.
___________

Zia flarendavan- eh maksudnya flarencia adalah salah satu karakter dengan kekayaan tiada tara di antara sevengirls, selain harta warisan dia juga terlahir dari keluarga yang memegang dua perusahaan.
Ayah nya adalah seorang CEO dan ibu nya seorang pemilik brand kecantikan.
___________

Magrib pun tiba, mereka berlima sudah siap dengan pakaian nya, sisa menunggu satu jam lagi kemudian mereka pergi menuju lokasi.

Sembari menunggu runa pun berbincang bincang dengan lea seperti biasanya.

"lea"

"iya?"

"tau ga tadi gua ngapain di tempat kerja"

"lah mana gua tau, lu aja belum cerita"

"pas lagi ngantar pesanan, aku ga sengaja kesandung terus pesannya tumpah di baju pelanggan"

"SERIUS?!"

"IYAA... Tapi anehnya tu cewek sama sekali ga marah ama aku, malah dia mau ngajak aku duduk sambil ngobrol"

"terus?!!"

"ya aku nolak, terus balik buatin dia minuman lagi" lanjut runa " terus yang bikin tambah aneh,  selama dia ngelihat ke arah aku, dia ga berhenti senyum, bicara nya pelan, tu orang estetik banget dah pokoknya"

Ucap runa lagi "curiga status sosialnya pasti tinggi"

"wah, seharusnya kamu bersyukur dia ga marahin kamu, bayangin deh yang ketumpahan ibu ibu hahaha"

"bonyok deh muka ku"

Mereka berdua pun tertawa bersama sama.
Rin yang mendengar suara tawa mereka pun masuk ke kamar dan join.

"bahas apaan nih, seru amat-"

Bibbb bibbb bibbb

"Nah si zia dah nelfon tuh, yuk cabut" ajak ren yang tiba tiba muncul dari belakang rin

Mereka semua pun pergi ke lokasi tersebut, bersama sama.

"wah gilaa gedung nya besar banget" seru deva yang tak berhenti menganga melihat dari sudut ke sudut gedung tersebut.

"guys sebelah sini!" teriak zia dari kejauhan sembari melambaikan tangan agar terlihat oleh teman temannya

Mereka pun menghampiri zia.

"lu kesambet apa sih ngajak kami ke tempat kayak gini" ucap lea

"sebenarnya aku ngajak kalian ke sini buat nonton pentas seni yang di adain dari jurusan aku hehe"

"ohh ya ampun aku lupa, emang bakal ada pensi tapi aku ga mau dateng, tiket nya 50rb perorang" ucap runa, kemudian ia tersadar sesuatu.

"loh ini gedung pensi?! Kata kamu mau pergi ke tempat viral itu, kok nipu sih"

"ga nipu kok,  aku Beneran udah booking tempat VIP buat kita duduk, aku cuman ga mau bilang aja kalau ini tempat pensi soalnya aku tau kalian pasti ga ada yang mau dateng, apa lagi si ren" jawab zia

"ya ampun zia... Btw Kia mana?" Tanya ren

"dia orang pertama yang aku ajak ke sini, terus dia nolak, Katanya lagi banyak pikiran"

"oh Iya dia pasti lagi stress mikirin ujian hasil skripsi nya besok" ucap runa

"lah seharian dia ga keliatan di apartemen?" ucap deva

"kayak ga tau Kia aja, kalau lagi banyak pikiran tempat hiling terbaik ya di lapangan basket" ren menyaut

"udah deh, yuk masuk acara nya keburu di mulai" ajak zia

Mereka pun masuk ke dalam gedung megah tersebut.

BERSAMBUNG.
~~~~~~~~~~~

(ingfo lagi cuy)

Kia menderita gangguan kecemasan apa bila berada dalam suatu tekanan.
Sebelumnya ia sudah pernah mencoba menanyakan solusi untuk menghilangkan gangguan yang di deritanya kepada psikiater, Namun karna gangguan tersebut sudah terlanjur parah dan tak bisa di obati dengan cara meminum obat, ia pun di tuntun untuk melakukan apa saja yang bisa menghilangkan kecemasan nya.

Dan cara terbaik adalah dengan bermain basket Tanpa gangguan siapa pun, ia mulai sering melapor kan tiap efek samping dari bermain basket dan berbincang dengan pskiater favorite nya yang selalu mendukung kegiatan yang di lakukan oleh Kia.

two homeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang