Flashback, 9 years ago
Argan sedang memasukkan buku dan alat tulisnya setelah menyelesaikan lesnya. "Kalian jadi nginep, kan? Biar gue bilang sama Mbak Raya buat siapin makan malem," ucap Argan pada ketiga temannya; Sandi, Tirta, dan Rama.
"Jadi. Besok mumpung Sabtu, bisa main get rich sepuasnya," kata Tirta.
"Iya, jadi. Tapi enggak usah minta Mbak Raya masak deh, kasian, jam segini baru pulang kerja juga, kan? Kita masak sendiri aja," kata Sandi.
"Mie di rumah ada, Gan?" tanya Rama.
"Ada, Ram. Tapi telornya kagak ada dah kayaknya. Beli aja di warung entar."
Saat mereka turun, di depan gedung tempat lesnya, Argan melihat ada tiga ekor kucing di sana; Kila, Kili, dan Kuli, nama yang Argan berikan pada ketiga kucing oren itu. Ia berjongkok, lalu membuka isi tasnya, mengeluarkan makanan kucing yang selalu ia bawa kemana pun.
"Hey, kalian udah nungguin makan malam ya? Nih, makan yang banyak ya, Bro, Sis." Argan memang suka membagikan makanan pada kucing yang ia temui. Apalagi Kila, Kili, dan Kuli, ingin rasanya ia memelihara ketiga kucing itu di rumah, tapi tidak bisa karena Soraya dan Papanya alergi terhadap kucing. "Balik dulu ya, Bro, Sis."
Mereka pulang berjalan kaki, meskipun memakan waktu sekitar 25 menit, tapi kalau jalannya bareng-bareng gini, suka enggak kerasa, tahu-tahu sudah sampai depan gerbang saja.
Selama di jalan pun mereka sambil membicarakan banyak hal. Apalagi Tirta, cowok-cowok gitu, dia biang gosip di antara cowok-cowok karena sering berinteraksi dengan cewek-cewek tukang gosip di kelas. Bahkan gosip tentang sekolah lain pun Tirta tahu, bukan kaleng-kaleng memang koneksi anak futsal yang satu itu.
Di sela-sela pembicaraan teman-temanya, sesekali Argan mengingat perempuan yang ia temui di sekolah tadi.
Ia melihat seorang gadis yang sedang memberi makan kucing di pojok kantin. Aksinya itu berhasil mencuri perhatian Argan hingga teman gadis itu datang dengan membawa dua piring ketoprak dan kemudian pandangan itu berlalu begitu saja karena Tirta memanggil namanya, membuat perhatiannya kembali teralihkan.
Singkat cerita, Rama tiba-tiba teringat kejadian yang ia lihat saat di kelas tadi. "Eh, Gan, cewek yang tadi beli pulsa sama lu, kembaliannya udah lu kasih?" tanya Rama.
Dan ya, perempuan itu, masih orang yang sama. Mereka bertemu kembali ketika hampir mendekati akhir jam istirahat. Gadis itu tiba-tiba datang menghampiri Argan di kelas untuk membeli pulsa. Entah dari kelas mana, wajahnya cukup asing. Mungkin adik kelas, begitu pikirnya. Entah dari mana juga perempuan itu tahu kalau dirinya jual pulsa.
"Evelio Arganata, XII IIS-3, aku mau beli pulsa sekarang, sepuluh puluh ribu. Urgent!" Perempuan itu seperti tengah terburu-buru, karena setelah memberikan nomornya dan pulsanya sudah terkirim, perempuan itu pergi begitu saja setelah memberikan selembar uang dua puluh ribu tanpa mengucap kata terima kasih. "Eh, kembaliannya!" Argan berteriak, namun perempuan itu tak mendengarnya, larinya cukup cepat. "Okay, sama-sama." gumamnya.
"Belum. Tadinya pengen gue cari pas balik sekolah, tapi gue enggak tahu tuh cewek dari kelas mana."
Flashback end
.
.
.
Seorang gadis kecil berusia 4 setengah tahun yang masih memakai piyama tidurnya, merangkak menaiki tubuh lelaki dewasa di sampingnya yang masih terlelap. "Om Agan, Om Agan, bangun!! Antelin Asa les nali!"
YOU ARE READING
[1] Perfectly Perfect - I Cat(ch) U
FanfictionWe're not perfect but our presence make it perfect. Update belum bisa teratur ya✨ Hi, this is the trilogy of Perfecly Perfect by Githistle! [1] I Cat(ch) U - Wonwoo (On Going) [2] The Right One - Joshua (Coming Soon) [3] The Right Time - Vernon (C...