Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jongseong mengusak surainya yang basah dengan handuk mini, sedangkan tangannya yang lain memegang segelas kopi, sembari melangkah memasuki area bengkel.
Pemuda itu mengambil duduk, lalu menyeruput kopinya, sebelum kemudian mengangkat kepalanya saat menyadari sebuah mobil menerobos memasuki bengkelnya.
Ini masih pagi, ternyata ada morning person lagi selain dirinya.
Terlihat seorang pemuda yang keluar dengan tergesa, lalu membanting pintu mobilnya.
Sunghoon melangkah menghampiri Jongseong sudah dengan tatapan tak bersahabat. Pemuda itu kemudian langsung memperlihatkan sebuah foto di layar ponselnya pada Jongseong.
"Jelasin." Tekannya.
Raut wajah Jongseong tetap sama, seakan hal itu tidak mengejutkan.
"Kita ciuman." Dia menjawab dengan polos, meletakan kembali gelas kopinya.
Memang benar, tidak ada yang menyalahkan atas jawaban itu. Foto yang Sunghoon perlihatkan memang menunjukan kalau mereka sedang berciuman.
Tapi tetap saja. Apa laki-laki ini memang sebodoh itu?
Sunghoon menatap tak percaya. "Gue nggak ingat sama sekali kejadian malam tadi." Ungkapnya jengah.
"Gue. Butuh. Penjelasan! Bukan pernyataan kita ciuman! Kalau itu juga gue tau! Gue nggak buta!" Bentaknya pada yang lebih tua. Masa bodoh dengan fakta mereka tidak akrab, Sunghoon tidak peduli.
"Lo narik gue, dan lo cium gue di saat lo dalam pengaruh alkohol." Jelas Jongseong sesingkat mungkin.
Sunghoon mengusak rambutnya frustrasi, "kenapa lo terima gitu aja?! Harusnya lo nolak!"
"Lo dalam kondisi sadar aja liar, gimana dalam kondisi mabuk?"
"Maksud lo?!" Sunghoon semakin dibuat emosi.
Jongseong hanya bisa menatap maklum. "Lo susah buat dikendaliin. Gue belum selesai mikir, tapi lo udah bertindak."
Sunghoon mendesis, tidak sepenuhnya mengelak akan hal itu. Dia memang agak sedikit gila. Tapi Sunghoon tidak menyangka kalau dia akan berurusan dengan laki-laki aneh ini.
"Kalo boleh tau, lo dapat fotonya dari mana?"
"Tck, lo kayak nggak tau, ada banyak orang yang nggak suka sama gue di lintasan." Sunghoon mengambil duduk, "lo bahkan bisa jadi salah satu dari itu."
Setelah menyeruput kopinya, Jongseong kembali berucap. "Kita bahkan nggak ada urusan selama ini. Gimana gue bisa mikir yang nggak-nggak tentang lo?"
Sunghoon menatap terheran-heran. Ini orang pertama yang terlihat tidak begitu peduli akan kehidupannya. Apa Jongseong tidak melihat bagaimana liciknya selama ini dia di lintasan.
Tentu ada begitu banyak alasan masuk akal untuk orang-orang membencinya, sekalipun itu hanya penonton, dan mereka tidak saling mengenal. Atau bahkan para pembalap yang pernah pasang taruhan dengannya.