Kini Lenita dan keluarga sudah sampai di pesantren. Mereka langsung melakukan registrasi pendaftaran dan juga sowan kepada pemilik pesantrennya disana Lenita di beri banyak wejangan dan di jelaskan sistem ngajinya juga
Setelah lama berbincang Lenita diantarkan oleh pengurus pondok dan di bantu membawa barang-barangnya ke kamar yang sudah di sediakan
Ayah, Abang dan adiknya itu Masi berbincang dengan pak kyainya sedangkan Lenita dan sang Bunda kini sudah berada di kamar Lenita
"Mangga ibu, adek, di sini ada dua lemari kosong jadi silahkan mau yang sebelah mana?" Jelas mba pengurus tersebut dengan menunjukkan dua lemari yang kosong
"Neng mau yang di pinggir aja deh Bun" ujar Lenita dengan menunjuk lemari yang ujung
"Ouw silahkan mari saya bantu menata lemarinya" ujar mba pengurus itu dengan mengantarkan mereka berdua kearah lemari
"Eh gausah mba biar aku sama bunda aja" ujar Lenita dengan membawa barang-barangnya itu. Dan ya kebetulan kamar ini juga sangat sepi sekali karena semua santri sedang ada kegiatan mengaji
"Oalah, yaudah kalo mau minta bantuan nanti bilang aja ya" ujar mba itu dan diangguki Lenita
Lenita dan bunda pun kini sudah mulai menata semua barang bawaan Lenita. Setelah semuanya di tata dengan rapih kini Lenita baru sadar bahwa ternyata dirinya tidak membawa banyak buku untuk nanti kalo mau berangkat sekolah
"Astaghfirullah Bun" ujar Lenita dengan menepuk jidatnya dan memasang wajah paniknya
"Kenapa neng?" Tanya sang bunda yang ikut panik
"Bun neng lupa bawa buku buat sekolah Bun!" Celetuk Lenita yang sudah benar-benar panik
"Yaudah nanti neng beli aja sendiri disini nanti izin aja sama pengurusnya, nanti bunda tambahin deh uangnya buat beli buku" usul bunda
"Oke bunda"
Setelah mereka menyusun barang-barang dan selesai juga sesi curhat mereka kini koper dan tas yang tadi di bawah sudah kosong semua dan sudah siap untuk di bawa pulang ke rumah juga. Kemudian Lenita dan Bunda kini sudah keluar dari area santri putri dengan diantar mba yang tadi juga
"Ih Bun....ayah, Abang sama adek Masi di dalem kali ya" ujar Lenita ketika tidak menemukan mereka
"Iya ya kemana mereka itu" celetuk bunda
"Punten ibu, kayaknya mereka lagi di kantin santri putra deh, soal tadi baru aja saya dari ndalem, kebetulan juga tidak ada mereka juga" ujar mba pengurus tadi
"Yaudah Bun ayo kita gaskeun nyusul kesana" ucap Lenita
"Eh main gaskeun aja kaya tau tempatnya dimana aja" ujar bunda
"Eh iya ya bund neng juga ga tau ya" jawab Lenita dengan menepuk jidatnya
"Yaudah, sini aku anter ya Bu" tawar mba pengurus tadi dengan menunjukkan arah, namun sikapnya masih sopan dia lebih mendahulukan bunda Lenita untuk berjalan dan dia mengikuti dari belakang
Setelah mereka sampai di kantin santri putra, mereka tidak butuh waktu lama untuk mencari Ayah, Aryan dan Radit karena baru masuk saja sudah terlihat adiknya yang sedang menyantap Mie instannya itu. Dasar Radit memang tadi di dalam di tawarin banyak makanan malah mau makanya mie di sini
Tapi setelah mereka lebih dekat ternyata di situ tidak hanya ada mereka bertiga sepertinya dua orang yang sedang duduk bersama mereka adalah santri di sini
Secara diam-diam Lenita berjalan menghampiri mereka dan ingin mengejutkan adiknya juga yang sedang asik makan mie itu
"DOR...."
"ABUN EH ABUN" celetuk Radit dengan muka terkejutnya untungnya dia sudah menelan mienya tadi kalo belum kan bisa tersedak dia
"Siapa tuh Abun" tanya Aryan seketika penasaran apa yang di ucapkan adiknya itu
"Ih tadi tuh adek tuh mau bilang Ayah, bunda eh tiba-tiba yang keluar dari mulut malah Abun" jelas Radit
"Lain kali ga boleh kayak gitu lagi ya neng kasian adek nanti kalau tersedak gimana apalagi kalo kena serangan jantung kan kasian mana Masi kecil" ujar Ayah menasehati Lenita
"Iya, Ayah maafin neng ya, kakak juga minta maaf ya dek" ucap Lenita dengan menyodorkan tangannya kearah adeknya itu
"Oke, No Problem adek udah maafin kok, meski terpaksa juga" ujar Radit dengan menerima uluran tangan tersebut
"Dihh awas ya kau" ancam Lenita
"Udah ih kalian ini dimana mana berantem terus ga malu apa" ujar bunda menasehati Lenita dan Radit
"Iya bunda maafin neng sama adek ya" ujar Lenita mewakili Radit juga
Mereka yang tadi kumpul dulan pun melanjutkan perbincangannya saat Lenita sedang melihat kearah dua santri putra itu dia seperti mengenal li salah satunya tapi siapa ya namanya
'kok kayak pernah ketemu itu orang ya tapi siapa ya? Terus kita pernah ketemu dimana ya??, tapi ga asing banget mukanya kayak familiar gitu, aish tapi aku lupa, pelupa banget sih ni otak ya' batin Lenita sambil berfikir keras memikirkan orang itu
"Woi bang akrab banget sama orang baru" bisik Lenita yang udah duduk di samping abangnya itu
"Emangnya cewek malu-malu terus, pantesan cewek tuh temennya sedikit ga kaya cowok banyak temennya" jawab Aryan pelan
" Biarin Masi mending kita punya satu atau dua temen yang selalu ada untuk kita dari pada punya temen banyak tapi ga ada yang ngertiin kita terus ada saat kita senang doang sedangkan saat kita susah mereka semua ga ada yang peduli sama kita, Gimana Rugi dong" ungkap Lenita dengan matanya yang melirik kemana-mana namun dengan tanpa sengaja tatapan matanya Lenita ini bertemu dengan tatapan mana seseorang yang dari tadi dia pikir kenal dengan orang itu. Tatapan itu tidak hanya sebentar, tatapan itu begitu lama seolah olah mereka sedang mulai mengingat bahwa mereka pernah bertemu
"Kakak ini kakaknya Eza bukan sih?!" Ujar Lenita tiba-tiba dengan menunjuk kearah orang yang dari tadi ia pikir kenal itu
"Iya saya memang punya adek bernama Eza, kamu Lenita ya kalau ga salah" ujar pria itu menanggapi ucapan Lenita
"Iya aku Lenita, kalo ga salah kakak ini namanya Zayn bukan sih?!, tapi bener deh kayaknya abangnya Eza kan?" Tanya Lenita dengan tatapan intensnya
~#~#~#~#~#~#~#~#
HAI-HAI KAWAN GIMANA NIH KABARNYA HARI INI? SEMOGA BAIK YA
SAMPAI SINI DULU YA HARI INI KAWAN, BTW INI HARI TERAKHIR EVENT PENSI NIH KAWAN
OKE KAWAN SEPERTI BIASA JANGAN LUPA VOTE ⭐ AND COMENT 📝 YA KAWAN KALO ADA MASUKAN BOLEH LANGSUNG COMENT DIBAWAH INI 👇AJA YA👍
TERIMA KASIH ATAS WAKTUNYA YANG SUDAH MENYEMPATKAN DIRI UNTUK MEMBACA DAN MEMBERIKAN VOTENYA😊🙏
DADAH👋 BABAY KAWANNN👋🫶
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengagumimu siap Mengikhlaskanmu
Teen FictionSama halnya seperti hujan, sebelum adanya hujan adalah mendung dan sebelum adanya cinta adalah kagum. Berawal dari iseng cari tau siapa dia eh makin tau siapa dia malah jadi kagum udah kagum, udah banyak tau tentang dia eh malah ni prasaan ga tau ba...