بقدر ما أنا مندهش بالنسبة لك ، لن أحييك أولاً ، حتى يصبح صحيحًا أنك مقدر لي. إذا لم يكن الأمر كذلك ، فلا يهمني. لأن معرفتك أكثر من كافية بالنسبة لي
Sekagum-kagumnya aku padamu, takkan aku menyapamu terlebih dahulu, sampai benar kau memang ditakdirkan untukku. Jika pun tidak, tak mengapa bagiku. Sebab mengenalmu saja sudah lebih dari cukup untukku.
.
.
.
.
.
.
.~#~#~#~#~#~#~#~#
Siang ini Rendy dan Bagas mengajak Laudya untuk bertemu di sebuah cafe
"Bel temenin aku yuk ke cafe ketemu Randy sama Bagas" ucap Laudya karena kebetulan juga hari ini Bella sedang main di rumahnya "Emangnya ga papa kalo aku ikut?" Tanya Bella karena dia merasa tidak enak nanti kalo ternyata di sana ada teman-temannya Laudya yang lain
"Ga papa Bel, ayolah Bel temenin aku ga akan lama juga kok nanti" melas Laudya. Karena Bella melihat Laudya yang sudah seperti itu jadi dia tidak tega jika membiarkan Laudya pergi sendirian gimana pun juga Laudya adalah temannya "Yaudah oke jangan lama-lama ya" ujar Bella
~#~#~#~#~#~#~#~#
"Ndok Aiman..." Panggil Umi dengan mengetuk pintu kamar Aiman tanpa berlama-lama pintu itu terbuka dan menampakkan wajah Aiman
"Nggih Umi, pripun?" Tanya nya
"Dipanggil Abi nak, Abi sudah menunggu di ruang tamu"
"Nggih Umi" ucap Aiman dan di iringi dengan anggukan juga
Aiman dan Umi pun segera turun menuju ruang tamu untuk menemui Abi yang sudah menunggu di sana
"Pripun Abi?" Tanya Aiman dengan menyalimi tangan ayahnya
"Aiman yakin, mau sama perempuan pilihan Aiman sendiri?" Ujar Abi dengan menatap dan memegang pundak Aiman. Hal itu membuat Aiman terkejut "Yakin kok Bi, mau gimanapun dia, bakal Aiman terima kok, bakal Aiman bimbing juga untuk selalu di jalan yang benar, memangnya kenapa ya Bi?" Jelas Aiman dengan diakhiri pertanyaan
"Masalahnya orang yang kamu suka itu Masi sekolah nduk, bahkan kamu harus nunggu 4 sampai 5 tahun lagi nduk" ujar Abi
"Iya nduk, belum tentu juga dia nanti mau sama kamu nduk, bagaimana kalo dia juga ternyata sudah memiliki orang yang di cintai nya nduk" ucap ibu dengan mengelus pelan punggung Aryan
"Aku akan selalu merayu sang penciptanya melalui do'a di sepertiga malamku" tegas Aiman
"Tapi nduk kamu harus ingat Ali bin Abi Thalib pernah berkata jika kamu mencintai seseorang biarkan dia pergi, jika dia kembali berarti dia milikmu, tapi jika dia tidak kembali maka itu bukan milikmu" jelas Abi
"Nggih Abi, nanti Aiman akan seperti Matahari, Karena Matahari mengalah demi malam maka Aiman akan mengalah demi orang yang di sukai nya kelak" ujar Aiman dengan lesuh
~#~#~#~#~#~#~#~#
BRUK.... dua orang dari arah berlawanan itu sama-sama tak melihat jalan dan akhirnya bahu keduanya saling tertabrak hal itu
"Eh adum maaf mas saya sedang terburu-buru" ucap Gadis yang menabrak itu segera berdiri tanpa melihat seseorang yang di tabrakannya tadi
"Weh Zela ya" celetuk Bagas
Ya mereka adalah Zela, Bagas dan juga Rendy
Mendengar namanya disebut Zela pun segera mendongak kan wajahnya
"Loh Bagas, Rendy?, kalian ngapain disini" tanya Zela begitu heran
"Kita mau ketemu Laudya mau ngobrol bareng sama dia nih Zel" jelas Rendy
"Oh mau bilang soal kamu sama Lenita itu Ren?" Tanya Zela
"Iya gua bakal jelasin semuanya ke dia biar dia ga salah paham terus kasian Lenita padahal dia selalu menjaga perasaannya Laudya" ujar Rendy
"Boleh aku gabung sama kalian?" Celetuk Zela tiba-tiba dan hal itu langsung di jawab oleh Bagas "Eh..Zela jangan deh kayaknya kalo lu ikut nanti yang ada Laudya ga bakal mau dengerin penjelasannya si Rendy" Zela pikir benar juga yang di katakan Bagas yang ada nanti Laudya kayak waktu itu lagi waktu dia juga ingin mengatakan sesuatu tentang kebenarannya hal itu
"Yaudah gitu aku pulang dulu ya di tunggu kabar baiknya ya" ujar Zela pamitan kepada Rendy dan Bagas
~#~#~#~#~#~#~#~#
Malam ini seperti biasa keluarga Malik sedang berkumpul di ruang keluarga sambil menonton tayangan televisi
"Yah, nanti adek mau ke pesantren yang ada di Jawa Tengah aja ya Yah" ucap Lenita tiba-tiba. Hal itu membuat ayah dan bundanya terkejut pasalnya biasanya Lenita itu paling sensitif banget, paling ga suka banget kalo lagi kumpul terus bahas masalah tentang pondok pesantren
"Ada apa emang di Jawa Tengahnya sayang" ujar Ayah dengan mengelus kepala Lenita yang kebetulan berada di sampingnya
"Ga papa yah Lenita cuman pengen ngerasain aja gimana rasanya kalo mondok disana" jelas Lenita
"Hilihh bohong banget itu yah, yang ada dia tuh pengen mondok di pondok pesantrennya Gus Rais, biar nanti dia sering ketemu tuh sama Gus Raisnya" celetuk Aryan hal itu Aryan langsung mendapatkan tatapan Bombastis eyes dari adiknya
"Loh jangan gitu dong sayang, kalo kita masuk pesantren itu jangan di niatkan untuk seperti itu tapi di niatkan untuk menghilangkan kebodohan, untuk mencari Ridho Allah ya sayang" jelas Ayah dan membawa Lenita untuk bersandar di dada bidangnya itu
"Iya Ayah maafin neng ya" ucap Lenita lesuh
"Lagian Ayah sama bunda juga tidak mau menitipkan kamu di pesantren yang jauh dari Jogja, ayah sama bunda akan menitipkan kamu di pesantren yang ada di Jogja juga kok" ucap Bunda dan diangguki oleh Ayah
"Loh yah, Bun kok gitu sih, Abang aja jauh tuh di Jawa Timur kok neng ke Jawa Tengah aja ga boleh sih curah ih" ketus Lenita dengan memalingkan wajahnya
"Kan kamu cewek sayang jadi ga boleh jauh-jauh cukup masuk pesantren yang ada di Jogja biar kalo ada apa-apa juga ga jauh"
~#~#~#~#~#~#~#~#
HAI-HAI KAWAN GIMANA NIH KABARNYA HARI INI? SEMOGA BAIK YA
SAMPAI SINI DULU YA HARI INI KAWAN
OKE KAWAN SEPERTI BIASA JANGAN LUPA VOTE ⭐ AND COMENT 📝 YA KAWAN KALO ADA MASUKAN BOLEH LANGSUNG COMENT DIBAWAH INI 👇AJA YA👍
TERIMA KASIH ATAS WAKTUNYA YANG SUDAH MENYEMPATKAN DIRI UNTUK MEMBACA DAN MEMBERIKAN VOTENYA😊🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengagumimu siap Mengikhlaskanmu
Ficção AdolescenteSama halnya seperti hujan, sebelum adanya hujan adalah mendung dan sebelum adanya cinta adalah kagum. Berawal dari iseng cari tau siapa dia eh makin tau siapa dia malah jadi kagum udah kagum, udah banyak tau tentang dia eh malah ni prasaan ga tau ba...