01. Temu

710 108 23
                                    

HALLO GAES,

MAU BILANG, KALO SEMUA AUTHOR ITU SANGAT SENANG KALO PEMBACANYA MENINGGALKAN JEJAK DI CERITA MEREKA^^

YANG MAU FOLLOW AKUN MEDIA SOSIAL AKU, BISA CEK BIO PROFIL YA.

OTW BAKAL ADA AU JUGA LOH^^

.
.
.

"Semua orang punya nerakanya masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semua orang punya nerakanya masing-masing."
- Shaka & Chika -

Suara tas besar yang dijatuhkan dilantai itu menarik perhatian sepasang suami istri yang sedang menikmati tontonan tv dari ruang tamunya.

"Hai," sapa pemuda itu yang baru saja menjatuhkan barang bawaannya ke lantai.

Mendapatkan tamu tidak terduga membuat pasangan itu terlonjak kaget, sang suami buru-buru menghampiri pemuda itu dan tangannya langsung mencengkram pundak pemuda tersebut, seakan tidak senang dengan kehadirannya.

"Ngapain kamu disini?" tanya pria paruh baya itu dengan emosi yang sudah siap meledak.

Pemuda itu tersenyum sinis, dia menarik turun cengkraman dipundaknya itu. "Kenapa masih nanya? Saya kan anak anda, wajar saya disini, ah atau anda lupa?" sindir pemuda itu dengan sedikit terkekeh pelan namun tidak bertahan lama wajahnya kembali datar, dengan tatapan penuh kebencian diarahkan ke kedua orang itu.

"Apa alasannya?" tanya pria paruh baya itu sambil memijat dahinya.

Pemuda itu mendengus malas, segitu perlukan alasan atas kedatangannya kesini? Padahal dulu dia juga termasuk penghuni dirumah ini.

"Buka email, cek berkas yang dikirim Pak Anton."

Pemuda itu memasukkan tangannya ke kantong celana, melirik ke belakang punggung pria yang disebut papanya itu, bertemu tatap dengan wanita paruh baya yang juga menatapnya dengan benci. "Yang pasti saya akan mulai tinggal disini lagi sekarang," ungkap pemuda itu.

"Apa?" jerit wanita paruh baya itu tidak terima, membuat sang suami menghampiri untuk menenangkannya.

Pemuda itu tersenyum getir menyaksikan interaksi pasangan di depannya ini, namun hanya sesaat sebelum kembali menunjukkan wajah kakunya. "Tolong siapkan kamar ya tante, dan tolong bereskan barang-barang saya ini," pinta pemuda itu sambil kakinya menyenggol tas besar dilantai.

"Yang sopan kamu sama mama kamu," tegur sang papa.

Pemuda itu melirik sejenak pada papanya lalu kembali menatap wanita yang di panggilnya tante itu. "Tolong yang kali ini beneran kamar jangan gudang, okay tante?" pinta pemuda itu dengan nada mencemooh.

Seakan urusannya telah selesai, pemuda itu mengambil tas kecil yang tadi ikut terjatuh, memakainya dan langsung melangkahkan kakinya ke pintu keluar.

"Mau kemana kamu?" marah sang papa melihat anaknya yang langsung ingin pergi lagi.

Please Keep It A Secret! [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang