06. Saling melindungi

102 29 41
                                    

Hallo gaes,
Mau bilang kalo semua author itu sangat senang kalo pembacanya meninggalkan jejak dicerita mereka^^
Yang mau follow akun medsos aku bisa cek bio profil ya^^^

.
.
.

"Tidak selamanya yang baik itu benar baik, dan yang buruk benar buruk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak selamanya yang baik itu benar baik, dan yang buruk benar buruk. Karena bisa jadi itu hanya topeng."
- Please keep it a secret! -


C

hika mempercepat langkahnya, berusaha untuk kabur dari pemuda yang tidak henti-hentinya mengganggu dirinya sejak pertemuan pertama.

"Gue bilang, gue anter Chika." Shaka mencekal tangan Chika menahannya untuk melangkah lebih jauh lagi.

Chika berusaha melepaskan pegangan ditangannya itu dengan tangannya yang lain, namun tetap tidak terlepas. Dipandangnya Shaka dengan kesel, kenapa pemuda ini senang sekali mengganggu dirinya?

"Gak perlu, aku mau naik angkot Shaka. Udah lepasin, nanti aku telat lagi kayak kemarin," pinta Chika dengan frustasi. Sekali telat saja dia sudah babak belur, apa lagi jika dia mengambil resiko untuk telat lagi.

Shaka tetap pada pendiriannya. "Lu gak takut kalo Cakra ngerencanain sesuatu yang buruk di area jalan tempat les lu?" tanyanya.

Chika mengerutkan dahinya, dia bingung. Kenapa tiba-tiba Cakra di bawa-bawa?

"Kamu mikir Cakra orang jahat sampe dia ngerencanain hal gituan? Terus emang ada alesannya? Kamu aneh, Shaka."

Ada. Ada alesannya. Karena jalan tempat Chika les adalah jalan yang dilewati Shaka untuk menuju rumah terkutuk itu. Shaka dan Cakra sudah bermusuhan dari dulu, dan dia yakin Cakra sudah menyiapkan sesuatu untuknya. Tidak mungkin perpisahan lima tahun dapat mengubah orang gila itu menjadi baik.

"Gue gak aneh ya! Disini tuh gue niat jaga lu! Cakra tuh gak baik! Dia tuh serigala berbulu domba!"

"Kamu siapanya dia sampai bisa nilai dia jahat? Aku udah kenal dia dari kecil ya! Dan dia baik." Chika menyentakkan tangannya lebih kencang sehingga cengkraman itu terlepas, dan langsung pergi meninggalkan Shaka.

Shaka memijat dahinya lelah. "Kenal dari kecil?" sejenak ia terkekeh pelan. "Kalo gitu, lu udah salah nilai Chik. Cakra kecil itu adalah mimpi buruk gue."

***

Chika berusaha untuk duduk dengan nyaman dengan keadaan angkot yang sangat penuh sekarang. Biasa jam anak sekolahan pulang.

"Minggu jadi kan sepedahan bareng?"

"Jadi dong, papa gue udah beliin sepeda, bahkan mulai minggu depan gue gak bakal naik angkot lagi."

"Wah, iri. Gue mau berangkat naik sepeda tapi jaraknya terlalu jauh, jadi mending naik angkot deh."

Itu adalah obrolan dua siswi yang berada disamping kiri Chika, mungkin adik kelas. Sepeda ya? Dia juga ingin punya.

Please Keep It A Secret! [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang