Hallo gaes,
Mau bilang kalo semua author itu sangat senang kalo pembacanya meninggalkan jejak dicerita mereka^^
Yang mau follow akun medsos aku bisa cek bio profil ya^^^.
.
."Apapun yang gue terima, bakal gue balikkan lebih banyak. Jadi kalo lu cari gara-gara siap terima resiko tiga kali lebih parah."
- Arshaka -Shaka melajukan motornya dengan cepat, berusaha menghindari sepuluh preman yang sedang mengejarnya juga.
"Sh... Shaka pelan-pelan, aku bisa jatuh." Chika mencengkram kuat-kuat bagian belakang motor. Dia sangat ketakutan dan berusaha menahan tangis. Stay cool.
Shaka melirik sejenak ke Chika. "Bego, gak ada 5 menit juga lu bakal jatuh kalo pegangannya kesitu lah! Sini pegangan ke gue," makinya.
Chika menggeleng tidak mau. "Kamu modus ya Shaka?"
Aduh. Jika bukan karena keadaan darurat ini, mungkin Shaka akan membalas cetusan Chika dengan ledekan.
"Jatuh dari motor dengan kecepatan segini, bisa bikin lu dapat luka jahitan minimal 3 biji loh," Shaka berusaha menakut-nakuti dengan tetap fokus pada jalanan. Membelokkan motornya ke kanan, dia tidak tau akan pergi kemana, asal bisa kabur saja sudah cukup.
Chika mengeluh dalam hati. Seharusnya kondisi seperti ini terjadi ketika dia bersama Cakra, pasti dia akan sangat senang bukan malah bersama anak baru nyebelin ini.
Chika berganti memegang jaket Shaka, semoga ini cukup menahannya agar tidak jatuh.
"Chik, lu beneran mau jatuh ya," hardik Shaka melihat kelakuan ketua kelasnya ini. Memangnya dia virus sampai-sampai sekedar pelukan saja dianggap najis?
"Gini aja cukup," ucapan itu bukan ditujukan untuk Shaka tapi untuk Chika sendiri, meyakinkan bahwa sampai berpelukan itu tidak perlu.
Shaka mendengus. "Oke." Setelah itu dirinya menambah kecepatan ketika melewati tikungan tajam. Hal gila yang sudah biasa dia lakukan bedanya ada seseorang yang di bawanya sekarang.
Seperkian detik yang menegangkan itu membuat Chika akhirnya memeluk Shaka erat-erat, matanya terpejam ketakutan, untungnya mulutnya ketika ketakutan tetap tertutup rapat sehingga harga dirinya masih tersisa.
"Ka... Kamu sengaja kan!" Chika mencubit perut Shaka kesal.
"Yahh sekalian biar bisa kabur dari kejaran tau, emang mau ke tangkep?"
"Sebentar... Kenapa kita kabur dari mereka?" Chika rasa tidak ada alasan jelas kenapa sekarang mereka jadi kejar-kejaran. Memangnya preman-preman itu ada masalah apa dengannya?
"Kalo tolol gini nih, udah gue bilang itu pasti suruhannya Cakra buat gebukin gue. Tapi gak menutup kemungkinan lu juga di incer, secara bentukan kadal gitu mana mau lepasin cewek cantik kayak lu." Shaka menjelaskan dengan sedikit emosi, fokusnya jadi terganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Keep It A Secret! [ON GOING]
Novela Juvenil"Chik, tegang nih kalo lu gini," bisik Shaka. BUK *** Chika Tanasya seorang siswi yang menjabat menjadi ketua kelas dari kelas 11 IPS 1. Kehidupannya sebagai anak dari sepasang dosen mengharuskannya menghabiskan waktu dengan terus belajar dan hidup...