05. Gara-gara Shaka!

179 43 45
                                    

Hallo gaes,
Mau bilang kalo semua author itu sangat senang kalo pembacanya meninggalkan jejak dicerita mereka^^
Yang mau follow akun medsos aku bisa cek bio profil ya^^^

.
.
.

"Sekecil apapun luka yang diberikan, itu tetap luka dan akan sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sekecil apapun luka yang diberikan, itu tetap luka dan akan sakit."
- Chika Tanasya -

Shaka mempercepat langkah kakinya ketika melihat Chika yang sudah menaiki motor ojek online itu.

"Chika! Woy!" seruan itu nampaknya tidak berpengaruh apapun karena motor bebek itu sudah melaju.

Shaka mengacak rambutnya frustasi, dia terpikirkan perkataan Cakra yang melarang Chika untuk lewat jalan biasa itu pasti karena ada sesuatu. "Sial."

Dengan cepat Shaka melangkah ke arah motornya yang terparkir, dia harus menyusul.

Motor besar itu langsung melaju dengan cepat, tidak butuh waktu lama hingga dapat menyusul motor yang membawa ketua kelasnya itu.

Shaka membuka kaca helmnya. "Bang berhenti!" serunya membuat Chika melotot kaget dengan kehadiran Shaka.

"Kamu ngapain Shaka? Aku udah telat buat les, jangan berhenti pak." Permintaan itu tentu dituruti oleh kang ojek yang sebetulnya bingung.

Shaka berdecak. Dia menambah kecepatan mendahului motor bebek itu, lalu mengesampingkan motornya hingga menghadang laju motor bebek itu, nyaris bertabrakan jika motor bebek itu tidak mengerem dengan baik.

"Weh bocah, lu teh cari mati ya?" Bentak Abang ojek penuh kesal akan kelakuan pemuda yang jauh lebih muda darinya itu.

Shaka turun dari motornya, berjalan menghampiri mereka. "Mati mah gak usah dicari bang, nanti nyamperin sendiri," cetusnya sembari menepuk pundak Abang ojek itu.

"Turun."

Chika memandang sengit teman barunya itu. "Gak mau, aku tuh udah telat buat Les Shaka! Pak jalan lagi," pinta Chika mengabaikan permintaan tidak jelas itu.

Shaka menahan tangan Chika sehingga motor itu tidak bisa melaju. "Gue yang anter, tapi lewat jalan lain."

Chika mengerutkan dahinya heran. "Gak mau, udah pak jalan ih," rengek Chika, dia sudah sangat terlambat untuk Les.

"Jangan bang, nih cewek bisa jatuh kalo lu jalanin motor," ucap Shaka.

Abang ojek itu ikut memandang mereka berdua. "Yah, lu lepas lah tangannya, atau neng mau bareng sama pacarnya aja? Boleh, tapi tetep bayar ya."

"Dia bukan pacar saya," sahut Chika cepat. "Kamu tuh maunya apa Shaka? Aku buru-buru seriusan," ucap Chika frustasi.

"Lu berangkat sama gue lewat jalan lain, lu gak inget perkataan bocah songong dilapangan tadi? Gue yakin dia udah nyiapin hal buruk di jalanan itu!" jelas Shaka.

Please Keep It A Secret! [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang