Prolog

91 2 0
                                    

Yudha memijat kepalanya frustasi, sesekali dia menghembuskan nafasnya kasar untuk menahan emosinya. Disampingnya, sudah berdiri seorang laki-laki yang masih memakai seragam SMAnya. Laki-laki itu diam menatap lantai ruangan tersebut sambil mencengkram erat handphonenya.

"Raka, gua harus bilang berapa kali sih sama lu biar lu bisa dengerin gua? "
"maaf kak, Raka minta maaf. Iya, Raka tau Raka salah. Please, jangan marah marah lagi"
"Raka, tadikan gua udah bilang--"
"Kalau mau sekolah, gausah bawa mobil sendiri. kabarin gua, biar gua yang anter"

Raka laki laki yang baru saja mau memarkirkan mobil kesayangannya malah menabrak pintu gerbang rumah karena dia tak memperhatikan kaca spion apakah pintu gerbangnya sudah dia buka atau belum. Hal itu tentu saja membuat Yudha tetangga depan rumahnya mengumpat.

"masuk kak, ada bunda tadi pagi bikin lumpia semarang, mau?, nanti gua buatin susu coklat deh" lanjut Raka sambil mendorong badan besar Yudha dari belakang. Yudha pasrah dengan tingkah Raka

Mereka masuk dan menghampiri bunda Raka yang sedang mengobrol dengan bundanya Yudha. Raka diam dan sesekali menyenggol lengan Yudha, dengan maksud agar Yudha yang memberitahukan kejadian barusan perkara Raka menabrak pintu gerbang.

"Gausah senggol senggol", Raka spontan menjauh dari Yudha, dia menatap Yudha dan langsung dibalas tatapan tajam oleh Yudha dan langsung membuat Raka diam seketika dan mengalihkan pandanganya dari Yudha.

"Raka barusan--"

"Eh kak gua lupa, tadi gua mau nanya tugas tentang Pendidikan Kewarganegaraan kak" Raka sengaja memotong ucapan Yudha, itu semua dia lakukan agar Yudha tidak memberitahukan hal itu kepada bundanya. Raka menyeret Yudha ke ruang keluarga.

"Bantuin please, kak Yudha kan alumni Akademi Militer pasti kak Yudha tau dong. Nah hari ini adalah waktu yang tepat buat kak Yudha kasih bukti kalau kak Yudha beneran pintar" Sambung Raka, Yudha kembali menghela nafasnya kasar karena kelakuan Raka,

Yudha duduk disofa ruang keluarga dan disusul ole Raka.

"Pendidikan Kewarganegaraan? " Tanya Raka

"Iya, bentar bentar gua cari soalnya dulu", buru buru Raka membuka ranselnya dan mencari buku mata pelajarannya, "Nih kak liat" ucap Raka

Sebenarnya Yudha sangat malas hari ini, tapi mau tidak mau dia harus menuruti permintaan Raka.

"Gimana kak?, Gampang kan"

"Bentar gua liat" jawab Yudha

"Oh ini, gampang. Nih baca, cari jawaban disini" ucap Yudha menyerahkan buku yang sedari tadi da pegang.

"Kak, maksud gua tuh bantuin gua. Bukan gua yang cari, ya allah kak. Lagian, nih buku tuh tebel banget"
keluh Raka

"Jadi salah gua kalau tuh buku tebal? " tanya Yudha

"Iya" jawab Raka

"Gua masih mikir, sebenarnya gua punya dosa apa dimasa lalu. Sampai gua bisa kenal sama lu"

"Ih, jahat banget sih kak" ucap Raka

"Bukan jahat, tapi lu bentar lagi lulus SMA Raka. Lu juga mau lanjutin studi lu di Australia kan?, Mandiri dikit bisa? jangan berharap bantuan sama orang terus" ucap Yudha menjauh dari Raka.

"Kak" Ucap Raka dengan nada sedih, dia menatap Yudha dengan tatapan sayunya.

Yudha tidak merespon Raka dan menganggap Raka tidak ada disana. Yudha sibuk memainkan ponselna, sedangkan Raka hanya bisa menatap Yudha.

"Kak Yudha", lagi lagi Yudha tidak menggubris keberadaan Raka dan dia hanya berdehem.

" Jadi gini, gua belum bayar wifi. jadikan error nih" Raka menggeser duduknya kedekat Yudha.

"Terus, urusannya sama gua apa?" jawab Yudha ketus.

"Kak, dengerin dulu ngapa" Raka menggoyang-goyangkan tangan Yudha

"lepas, buruan kalau mau ngomong", ketus Yudha

" Mau Hotspot, mau buka upload Twitt bentar aja, please" pinta Raka

"Udah tuh, namanya asas militer"

Raka seketika terkejut dengan ucapan Yudha, tumben sekali Yudha langsung menuruti kemauannya

"wah, anak militer emang beda ya, nama hotspot aja gini"  Raka langsung menyambungkan ponsel miliknya dengan hotspot Yudha "passwordnya apaan? "

"principles of military defense" ucap Yudha dengan cepat dan lancar. Setelah itu muncul senyuman kemenangan dibibir milik Yudha.

"Hah?" Raka yang sudah siap mengetik seketika menghentikannya.

"ya itu udah passwordnya, bahasa inggris"

"ih, apaan sih kak?, lu ngomong? gua kira kumur kumur" Raka masih bingung "Ulang dong kak"

"principles of military defense" lagi, Yudha menyebutnya dengan cepat. Raka emosi langsung melempar hpnya asal.

"lu aja deh yang ketikin kak"

"ketik sendiri, principles of military defense".

Raka menatap kesal kearah Yudha, tidak terima dengan Yudha yang bisa balas dendam.

"sumpah, gua benci sama lu kak"
"oh bagus, jadi gua gak sia sia benci lu", Raka yang mendengar itu semakin emosi dan kesal. Dia berdiri, lalu mengambil ponselnya dengan kasar dan meninggalkan Yudha.

" Semoga gua benci terus sama lu kak"

"semesta raya tolong aminkan"

Cinta TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang