7

10 0 0
                                    

Raka tersenyum hambar membaca pesan dari Indra kekasihnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Raka tersenyum hambar membaca pesan dari Indra kekasihnya. Bukan karena dia tidak mau naik bus kota, melainkan ingin sekali menghabiskan banyak waktu bersama Indra hari ini, mengingat akhir-akhir ini pikirannya selalu mengarah kepada Yudha. Raka tidak mau posisi Indra yang ada di pikirannya tergantikan oleh Yudha, laki laki tukang marah.

Sejak telepon minggu lalu, Raka dan Yudha, sudah tidak terlibat komunikasi lagi. Pada saat itu, Raka tidak merespons jawaban Yudha di telepon, malah segera memutuskan sambungan. Yudha bilang, dia juara dalam hal mengetahui segala macam hal tentang Raka, apapun itu. Pada saat detik itu juga kembali Raka merasakan jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya, dan baginya itu bukanlah hal yang wajar mengingat Yudha bukanlah orang spesial baginya, begitupun sebaliknya.

"Raka, ngelamun terus. Ayo pulang." Varrel menyadarkan lamunan Raka, dan laki laki itu langsung melihat sekitarnya, dia kebingungan, karena kelas sudah sepi "Hah? Udahan, ya?"

"Udah dari sepuluh menit yang lalu, dan lu masih ngelamun kayak lagi nanggung beban negara." Raka meninju pelan lengan Varrel kemudian membereskan buku-bukunya untuk dimasukkan ke tas. "Pulang bareng, Rel."

"Lu nggak sama-HP lu geter, tuh. Sumpah, dari tadi sebenernya." "Hah? Iya, ya?" Raka langsung mengecek ponselnya. Dia kembali mengembuskan napas berat setelah melihat enam panggilan dan lima pesan yang belum terbaca dari Yuda. "Ya Tuhan, muncul lagi dia."

"Apanya?" Varrel penasaran, berusaha mendekatkan diri untuk melihat isi ponsel Raka.

"Dih, jomblo kepo banget, dih!" Raka segera menutup layar ponselnya. dan Varrel langsung memicingkan mata kesal.

"Dih, nyebelin."

"Rel, gak jadi pulang bareng. Gua ada yang jemput."

"Oh, ya gua cabut duluan." Sebelum benar-benar keluar kelas. Varrel melirik Raka lagi "PR Geografi kerjain woy, Rak!" teriak Varrel, tapi dijawab santai

"Insyaallah"

Raka melangkahkan kaki menuju mobil putih milik Yudha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Raka melangkahkan kaki menuju mobil putih milik Yudha. Masih berjarak beberapa langkah, Yudha yang melihat Raka dari kejauhan, langsung membuka kaca mobil dan melambaikan tangan kepada Raka, yang hanya dibalas senyuman tipis oleh Raka. Sebelum membuka pintu mobil, Raka mengatur napas lebih dulu, karena yakin banyak hal tidak terduga yang terjadi apabila dia sedang bersama Yudha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang