Dua minggu setelah kejadian dikamar Yudha, Raka hilang dari peradaban. Biasanya setiap hari dia selalu bikin gara gara kepada Yudha. Yudha sudah menghubungi Raka berkali kali tapi tidak ada balasan dari Raka.
Sambil menunggu dosen pengampunya datang, Yudha pergi keperpusatakaan. Diambilnya ponsel untuk mendengarkan musik, tapi dia melihat ada notif panggilan terjawab dari Raka.
"Banyak bat notifnya" Baru saja Yudha ingin menelfon balik, nama Raka kembali terpampang disana.
"Ih dari tadi juga, kenapa gak diangkat coba!" Tanpa memberi salam, terdengar disebrang sana Raka mengomel
"Penting gak?"
"Penting banget, hidup mati gua"
"Apaan, waktu lu satu menit dari sekarang"
"MATEMATIKA, PLEASE"
"Rak, kan lu tau, kalau gua gak bisa MTK" tolak Yudha.
"Ih kak, temen lu deh. Kan lu punya temen yang jago MTK"
"Nggak ada, maaf gak bisa bantu kali ini, gua tutup ya"
"Susah kak, soalnya beda per siswanya, gurunya galak, yang gak jawab, bakalan dihukum depan kelas, udah gua kirim papnya, bantu ya"
"Nggak!, udah, gua tutup" Kali ini Yudha tidak peduli.
"Aduh"
"Kenapa lu?" Sekarang, Yudha peduli
"Perut gua sakit, lupa sarapan"
"Ke UKS"
"Ya gak bisa, MTK gua belum kelar"
"Ke UKS, RAKA"
"MTK gua, gurunya galak--"
"Gua bantu"
"IH, KAK, YA ALLAH, LU BAIK BA--- Tut tut, " Belum selesai Raka dengan kalimat hebohnya, Yudha sudah memutuskan sambungan.
Sebenarnya, Yudha malas membantu Raka. Raka selalu bergantung pada Yudha. Akan tetapi, Yudha selalu mengingat kejadian beberapa tahun silam, Raka dirawat dirumah sakit hanya karna lupa sarapan.
Yudha membuka group whatsaap, sebenarnya dia ragu meminta tolong pada teman-temannya. Namun setelah melewati perdebatan batin akhirnya Yudha mengirim pesan tersebut.
Sambil bersandar, mata Yudha selalu memperhatikan ponselnya yang tergeletak dimeja. Dia masih tidak menyangka, setelah hampir setahun dia tidak mengajak Rajif berbicara, barusan dia meminta tolong pada sahabatnya itu. Mereka berdua dulu seperti perangko, dimana Yudha disitu juga ada Rajif. Namun semuanya sudah berakhir.
Seketika Yudha mengingat kejadian setahun silam, dimana Yudha memergoki mereka berdua di acara konser, Yudha dia dan menghampiri mereka dan memberikan kalimat singkat, "Kita putus, ya?, hubungan sekaligus pertemanan kita", Yudha segera berlalu.
Setelah kejadian itu Ello dan Rajif selalu mencari cara bagaiman mereka bisa berhubungan lagi dengan Yudha.
" Yud, cobalu turunin ego lu. Iya tau lu kecewa, apa lu gak kasian sama gua, Deril, Keiza yang selalu kena dampak dari permasalahan kalian?" Ujar Ibas yang selalu membujul Yudha
"Turunin ego, ya?, udah dari dulu, Ibas. Lu pikir, siapa yang bersedia jadi Kahim karena Rajif ngeluh terus gak bakalan sanggup?. Padahal lu udah tau kan, kalau dia yang di calonin. Lu kira siapa yang nurunin ego buat ambil beban sebesar itu? Setelah gua dilantik jadi Kahim, apa yang di back up? Dia back up gua sebagai pacar ello, anjing lah hahahaha."
"Iya, Rajif salah, salah besar. Tapi, Yud, nggak adakan yang namanya Mantan Sahabat"
Suara notifikasi berhasil membuyarkan lamunan Yudha. Segera dia meraih ponselnya dan memeriksa pesan masuk itu.
Ada sebagian dari diri Yudha ingin memberikan pesan personal kepada Rajif untuk mengucapkan terimakasih. Tapi, sisi lain diri Yudha berhasil memaksanya untuk tidak mengirimkan pesan itu. Ujung ujungnya dia hanya membaca pesan itu.
Begitulah berakhirnya persahabatan Yudha dan Rajif. Yudha berhasil membentangkan jarak seluas samudera pada Rajif.