Raka berjalan keluar kelas dengan wajah yang terlihat sangat bahagia. Karena hari ini, dua masalah yang tadi dihadapinya telah terselesaikan dengan sempurna. Pertama, soal Matematika yang diberikan oleh Bu Mega. Kedua, penyakit asam lambungnya kambuh, dan lagi lagi Yudha yang menjadi malaikat penolongnya, meskipun terkadang ucapan Yudha seperti malaikat maut, yang ingin mencabut nyawanya.
"Raka!" Raka mendengar suara panggilan seseorang yang sudah menunggunya di depan kelas.
Indra melambaikan tangannya dan tersenyum manis kepada Raka. Senyum yang bagi Raka, semanis mulut pak Rasyid guru PKN nya ketika sedang mengajar.
"Indra!" Raka berlari menghampiri Indra
"Jangan lari lari, aku gak kemana mana kok" Terlihat mata Indra memancarkan kebahagiaan yang sangat nyata. "Nih, susu strawberry buat kamu, pasti pusing ya? Habis belajar Matematika" ucap Indra sambil memberikan susu yang dia pegang.
Raka menerima susu itu, dia senyum senyum. Sebenarnya, dia tidak terlalu pusing, karena sudah ada Yudha yang mengerjakan Matematikanya.
"Pacar terbaik, pokoknya" Respon Raka senang, Yudha terkekeh mendengar ucapan itu, dia mengucap kasar rambut hitam milik Raka.
"Aku hari ini libur les, kalau kita kek KFC? Mau?" Tanya Indra saat mereka berjalan menuju parkiran .
"IH, MAU BANGET!"
"Oke deh, pokoknya Raka mau apa aja hari ini, Indra bakalan turutin"
Raka tersipu, Indra adalah orang yang sangat pengertian, Raka bahagia memiliki pacar sebaik Indra, Indra tidak suka marah, berbeda dengan Yudha yang gampang sekali ngamuk.
"Raka..."
Raka menoleh kesumber suara itu, rupanya itu Yudha. Raka terkejut, kenapa bisa ada Yudha disni, siapa yang menyuruhnya.
"Ih, Kak Yudha, kok disini?!"
"Siapa, Rak?" Bisik Indra pelan, karena takut terdengar oleh Yudha
"Aduh, emm. Gimana ya jelasinnya" Raka panik.
Melihat Raka panik, Yudha mendekat dan mengulurkan tangannya kepada Indra, "Yudha Harimurti, biasa di panggil Yudha"
"Indra Wijaya" Indra membalas jabatan Yudha singkat.
"Oh, ini ya? Yang katanya Pacar Raka?" Tanya Yudha, sedangkan Raka, sudah berada di samping Yudha. "Ih, lu mgapain kesini sih kak? Sumpah kurang kerjaan banget", bisik Raka pelan, tapi Yudha malah menjauhinya.
"Lu bawa helm cuma 1?" Yudha masih mengabaikan Raka yang berada di sampingnya.
"Eh? Iya, cuma bawa satu", Indra menjawab, masih dengan tatapan bingungnya
" Raka, gua pinjam bentar"
"Hah, apaan?"
"Gua pinjam pacar lu, gua bawa mobil soalnya"
"Maksudnya, gimana?" Tanya Indra kebingungan
Raka mencubit lengan Yudha, tapi usahanya gagal.
"Lu berhenti nyubit, atau besok kita Nikah?" Raka terdiam seketika mendengar ucapan Yudha, yang diluar nalar.
Yudha kembali melihat Indra, "kan lu cuma bawa helm satu, jadi Raka biar gua aja yang antar pulang"
"Emangnya kenapa?" Indra belum mengerti maksud Yudha
"Lu cuma bawa satu helm, jadi gua aja yang ngantar Raka pulang. Tenang, gua bakalan ngantarin Raka sampai rumahnya dengan selamat. Kalau besok, lu mau pulang sama Raka silahkan, tapi khusus hari ini gua gak ngizinin, karena apa? Gua gak mau calon istri gua kenapa kenapa. Sampai sini, paham?"