~Satu~ ( DIKTA KALANDRA ELVANO )

1.1K 102 4
                                    

Happy Reading📖




















Di suatu tempat bernuansa putih berbau obat-obatan terdapat seorang pria paruh baya yang tampak terlihat awet muda dengan pahatan wajah yang tampak sempurna. Rahang tegas, kulit putih, badan atletis terlihat sangat indah bukan?

Perlahan mata tajam itu terbuka menampakkan netra abu - abu gelap yang indah.

Eunghh..

Lenguhan lirih itu terdengar diruang yang sepi. Apakah tidak ada orang yang mau menjaganya?

Tunggu, bukankah aku sudah mati? Kenapa aku bisa berada disini? Lalu dimana yang lain? Pikirnya.

Lemas, itu yang ia rasakan saat ini. Entah lah ia masih bingung dengan apa yang dialaminya saat ini.

Ia mengangkat tangan nya, lalu diperhatikan lebih teliti lagi. Tangannya dulu memang berurat tapi tak seberurat ini.

Sebenarnya apa yang terjadi? Untuk memastikan ia pun turun dari ranjang pesakitan tak lupa melepas paksa infus nya tanpa peduli darah yang mulai mengalir dari tangan.

Berjalan pelan ke arah sebuah pintu yang ia yakini itu adalah pintu kamar mandi. Membukanya dan mulai masuk kedalam.

Benar saja itu memang kamar mandi, ia pun berjalan menuju cermin yang ada disana. Tepat saat berada didepan cermin itu dan melihat kearah pantulan yang menampakkan wajah tampan seorang pria yang terlihat berumur jauh lebih tua darinya ia pun terkejut bukan main.

Setelah sadar dari keterkejutannya, tiba-tiba ia merasakan sakit luar biasa pada kepalanya dan beberapa potongan-potongan memori masuk dalam ingatannya.

Sungguh rasanya sangat menyakitkan, bagaimana cara menghilangkan rasa sakit ini? Karna tak tahan ia pun mulai kehilangan kesadarannya.

Berakhir tergeletak diatas lantai kamar mandi yang dingin itu.

Entah berapa lama pria paruh baya itu tak sadarkan diri, kali ini ia mulai membuka matanya secara perlahan. Dan mulai mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

Ah dirinya bukan lagi dikamar mandi tapi berada diranjang pesakitannya dengan infus yang sudah terpasang apik di tangannya yang satunya sedangkan luka ditangannya tadi sudah diobati.

Dapat ia liat di salah satu sofa yang berada disana terdapat seorang pria yang mungkin umur nya hampir sama dengan tubuh yang ia tempati ini.

Yaa.. Dia sudah tau kalau ia sedang mengalami transmigrasi ke tubuh seorang duda kaya raya beranak empat.

Meski ia sedikit jengkel, karna apa? Hey! Dia ini masih muda umurnya baru 18 belas tahun bagaimana bisa ia bertransmigrasi seorang pria berumur 47 tahun.

Papa, I love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang