~Lima~ ( MULAI DEKAT )

838 73 5
                                    

Happy Reading

Pintu life terbuka menampilkan sosok pria tampan yang keluar dengan pakaian santainya.


Rajesh nama pria itu.


Ia pun segera berjalan menuju ruang makan, saat hampir sampai sayup-sayup ia mendengar perdebatan karna penasaran Rajesh pun mempercepat langkahnya.


Saat sampai, ia disambut dengan putra bungsunya yang berlari kecil ke arahnya dan berhenti tepat didepannya dengan senyuman yang tak luntur.


Rajesh pun memberikan usapan lembut di kepala Azziel.


"Malam ini papa akan memasak untuk kalian, jadi sekarang papa tanya kalian ingin makan apa hm?" ucap Rajesh kepada seluruh anaknya.


"Ung? Papa bisa masak?" tanya Azziel.


Rajesh menatap Azziel dengan senyum lembut, lalu mengangguk sebagai jawaban.


"Benarkah??! Kalau begitu Niel ingin di masakkan nasi goreng papa!!" ucap Nathan dengan mata berbinar.


Sedangkan, Rajesh yang melihat hal itu dibuat gemas sendiri.


"Baik, akan papa masakan. Emm.. yang lain?" balas Rajesh.


"Samakan saja pa" balas Kalingga.

"Baiklah, tunggu sebentar papa tidak akan lama" pinta Rajesh dan di balas anggukan oleh mereka.

Rajesh pun berjalan meninggalkan ruang makan untuk menuju dapur.

Tersisa keempat pemuda tampan yang mulai duduk anteng ditempat masing-masing.

"Abang Ziel suka melihat perubahan papa, tapi Ziel juga sedih karna papa gak inget Ziel siapa" ucap Azziel lirih sambil menundukkan kepalanya dengan wajah murung dan mata berkaca kaca.

Mendengar ucapan lirih itu ketiganya kompak menoleh ke sumber suara, dan melihat adiknya yang sudah siap menumpahkan air mata.

Nathan yang berada disamping Azziel pun mengusap lembut surai halus adiknya, jujur saja Nathan pun hampir sama seperti Azziel namun ia lebih pandai menyimpannya.

Kalingga yang melihat itu segera beranjak dari duduknya dan menghampiri adik bungsunya.

"Hey.. Ziel, jika boleh jujur kakak juga merasakan hal yang sama, namun kita harus mengambil sisi positif dari hal ini" ucap Kalingga yang berusaha menenangkan Azziel sembari memeluknya.

"Sudah?"

"Ung?" mendengar pertanyaan dari abang sulungnya Azziel pun dibuat kebingungan.

"Kemari" perintah Alaric yang tidak ingin dibantah.

Papa, I love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang