[08] That Warning ⛔

169 15 5
                                    


***

Kita tidak perlu tau bagaimana dunia itu berjalan, yang kita perlu tau hanyalah bagaimana kita harus berusaha bertahan, setelah itu kita akan memahami dunia.

***

Kacau, kacau, kacau

Hanya satu kata itu saja yang memenuhi kepala Danella. Siapa yang berani merekam percakapan dirinya dengan Ahrin saat itu. Danella benar-benar tidak habis pikir. Beberapa nama pun muncul dalam pikirannya.

---

Akhirnya dengan segala upaya, Danella bisa ngeles untuk tetap masuk pelajaran kedua tanpa hukuman fisik, tapi endingnya dia tetap mendapat hukuman dengan pengurangan poin.

Setelah pelajaran kedua selesai, Danella merasa enggan untuk istirahat di kantin, dia hanya ingin mendekam di kelas saja sampai istirahat selesai. Namun, kelas yang biasanya hening itu kembali ricuh setelah mendengar suara notif. Tapi Danella memilih untuk menghiraukan saja sampai ketua OSIS yang duduk dibelakang nya menepuk-nepuk pundaknya kencang.

"Dan? Dane? Liat laman sekolah Dan."

Danella masih nge-lag. "Ha?Kenapa?"

"Udah liat aja..." Terdengar nada khawatir pada intonasi Patricia yang membuat Danella ikut khawatir juga.

Kenapa sih?Ada apa sih?

Danella buru-buru membuka laman tersebut, dan matanya membulat.

"Kamu...suka..sama..cewek, Dan?" Patricia bertanya hati-hati. Danella mengusap rambutnya kasar. Siapa yang gabut ngerekam sih?

Danella merasakan betul tatapan dari teman-teman kelasnya. Mereka sama sekali tidak ada yang menyangka bahwa salah satu madonna sekolah nyatanya penyuka sesama jenis.

Danella membuka ruang komentar.

Pantas selama ini dia menolak banyak laki-laki, ternyata apel makan apel ya.

Gila banget sih, tapi emang siapa sih yang gak bakal kepincut sama kecantikan dia.

Ih gak nyangka, gak nyangka😱.

Tapi si bangsawan kayak gak tau diri gitu gak sih?

Iya betul, suka sama kakel aja dianggap sinting ini sesama jenis lagi.

Kita boikot teater aja kali ya, sampai ketuanya diganti.

Setuju, setuju, najis banget lagian.

Danella terus men-scroll komentar-komentar itu dan kebanyakan adalah kecaman, ada perasaan khawatir namun bukan terkait media. Danella bisa saja men-take down laman-laman sekolah dan membuat klarifikasi hanya saja bukan itu masalahnya...

"Dan, kayaknya kamu harus cepet-cepet ketemu Ahrin deh.." Nicki memberikan peringatan, "Kata anak-anak, William sama anak buahnya lagi nyecer Ahrin sekarang."

"Astaga.." Danella mengerang. Tuh kan. Danella segera berlari keluar kelas dan langsung membuka aplikasi get location.

Oke, di kantin selatan.

---

Setelah pelajaran kedua, Ahrin lanjut latihan basket. Ahrin masih lolos dari hukuman telat di pelajaran kedua karna beralasan ke kamar mandi setelah berganti seragam.

Sepanjang perjalanan menuju GOR, Ahrin menyadari tatapan aneh dari para siswa, bahkan saat dia memasuki ruang ganti, teman-temannya yang sedang ngerubung pun bubar seketika dan menatapnya dengan tatapan yang sama. Sang kapten menepuk pundaknya

WAW : Who Are We?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang