03 : Berbincang

30.8K 184 2
                                    

Hari Jumat biasanya digunakan untuk kerja bakti membersihkan sekolah atau bimbingan akademik oleh wali kelas, seperti halnya saat ini. Juan sedang duduk di depan kelas dan menunggu beberapa pertanyaan yang mungkin diajukan oleh anak didiknya.

Juan ingin mendengar keluh kesah dari muridnya, daripada berlagak sok seram, Juan lebih senang bersikap selayaknya teman, agar muridnya pun lebih nyaman berbagi cerita dengannya.

"Nah anak-anak, jika kalian ada pertanyaan atau ingin bercerita tentang sesuatu silahkan mengangkat tangan" kata Juan seraya melempar senyum manis yang membuat Kanya makin mabuk kepayang.

Salah seorang murid perempuan mengangkat tangan, Juan segera mengalihkan perhatiannya ke murid tersebut.

"Ya?" tanya Juan.

"Disamperin satu-satu aja, Pak Juan! Malu kalau cerita kedengeran sama temen-temen" usul siswa tersebut.

"Yang lain setuju?"

"SETUJU PAK!" seru seluruh murid di dalam kelas dengan bersamaan.

"Okay saya samperin satu-satu mulai dari depan, ya"

Juan menghampiri anak didiknya satu persatu, sama sekali ia tidak menyangka bahwa murid-muridnya bisa menerima dirinya dengan baik.

Jujur saja Juan sempat khawatir, dari pengalaman yang sudah-sudah, guru muda tak jarang selalu diremehkan oleh para siswa. Untung saja apa yang ia khawatirkan tidak terjadi, meskipun muridnya bersikap santai, tidak ada yang kelewatan berlaku tidak sopan kepadanya.

Hampir satu jam Juan menghabiskan waktunya untuk mendengarkan cerita setiap anak didiknya, waktu yang sangat singkat tetapi mampu membuatnya merasa lebih dekat dengan mereka.

Tersisa satu bangku lagi, yakni milik Kanya dan Arin.

Anehnya hari ini Kanya sendirian, biasanya gadis itu selalu bersama Arin bak perangko dan amplopnya.

Juan duduk di bangku kosong yang biasanya diduduki oleh Arin, terlihat jelas Kanya merasa sangat bosan sebab sahabat sejatinya itu tidak berasa di sana.

"Arin kemana?" Tanya Juan kepada Kanya.

Kanya yang tengah sibuk melamun sedikit terperanjat, ia buru-buru memperbaiki postur tubuhnya yang semula menelungkup di atas meja menjadi tegak.

"Arin gak masuk pak, sakit kayaknya. Kemarin dia kehujanan habis dari rumah saya" jawab Kanya

"Oh gitu..." Juan mengangguk beberapa kali tanda mengerti.

Selama beberapa detik, hanya keheningan yang menyelimuti keduanya. Juan menduga bahwa Kanya tidak tertarik bertanya atau bercerita apapun kepadanya, maka ia pun memilih diam.

Sesekali Juan melirik ke arah Kanya yang sedang memainkan ponselnya. Ternyata gadis itu sedang menatap fotonya bersama Arin. Mungkin saja Kanya kelewat rindu kepada sahabatnya itu.

Diharapkan kepada seluruh siswa kelas 12 untuk segera berkumpul di lapangan indoor karena akan ada sosialisasi tentang penjurusan perguruan tinggi dari Kepala Sekolah.

Suara pengumuman yang berasal dari speaker di ujung kelas mampu memecah keheningan antara Juan dan Kanya.

Seluruh siswa segera berdiri dan berbondong-bondong keluar kelas untuk menuju ke lapangan indoor sesuai instruksi pengumuman tadi.

"Pak saya keluar sama temen-temen dulu, ya!" Ucap Kanya semangat.

Gadis itu segera berdiri dan berlari meninggalkan Juan yang masih berada di posisi yang sama.

Saat hendak berdiri, Juan mendapati bahwa ponsel milik Kanya tertinggal di atas meja.

"Buru-buru banget sampai hp-nya ketinggalan"

Juan mengambil ponsel tersebut dengan niat ingin memberikan kepada Kanya di lapangan indoor nanti, tanpa sadar ia pun turut memandang foto yang masih terpampang di ponsel Kanya.

"Kayaknya ini kemarin" Juan berasumsi sebab Arin dan Kanya mengenakan baju batik yang biasa dipakai pada hari Kamis.

Entah karena sengaja atau tidak, Juan menggeser layar ponsel milik Kanya. Matanya membola saat melihat seorang gadis tengah telanjang membelakangi kamera.

Juan berpikir bahwa itu adalah video porno biasa, saat menekan tanda 'putar' ia melihat wanita di video itu menengok ke arah kamera, hampir saja Juan mati di tempat saat menyadari bahwa wanita itu adalah Kanya.

Terlebih lagi Kanya mendesahkan namanya sambil memuaskan diri sendiri seakan Juan sedang menjamah tubuh milik Kanya.

“Gila, Kanya ngapain?” ujarnya tak percaya.

Juan segera mengetikkan nomornya di ponsel Kanya lantas menekan tombol 'simpan', dengan gerakan cepat ia segera mengirim video tersebut lewat WhatsApp dan menghapus chat serta nomornya sendiri untuk menghilangkan jejak.

Seolah tak terjadi apa-apa, Juan mengembalikan ponsel Kanya di tempat semula sebelum ia menemukan ponsel tersebut, tangannya sedikit berkeringat karena melakukan hal tadi dengan sangat buru-buru, semoga saja Kanya tak sadar.

***

You Too? 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang